12. H(urt)

1K 102 7
                                    

"Selupa itu kamu sama istri sendiri?"

"ya aku tau kamu peduli sama temen kamu itu, tapi seenggaknya bisa gak sih kasih dulu kabar ke aku?! sebenernya Hana atau aku sih yang penting di hidup kamu tuh?" Ucap Seungwan tepat saat Yoongi membuka pintu.

"Seungwan, aku bisa jelas-"

"Rasanya aku bosen banget denger penjelasan kamu yang selalu sama, apa yang mau dijelasin lagi? Semuanya udah jelas dan aku udah tau kalau kamu pulang dari kantor selalu datang dulu ke apart Hana, apa lagi coba yang mau dijelasin."

"Aku kira setelah aku bilang gak suka sama Hana kamu bakal berhenti kunjungin dia, tapi ternyata engga" Seungwan menghela nafas mencoba untuk tak mengeluarkan air mata.

"mana yang katanya 'aku bakal berhenti kalau kamu gak suka', haha ketawa banget loh aku kalo inget kata-kata kamu dulu"

"Seungwan, denger aku dulu" tangan Yoongi mencekal pergerakan Seungwan.

"Udahlah aku cape"

Dengan tatapan sayunya Seungwan meninggalkan Yoongi yang masih berdiri di ambang pintu, bahkan belum membuka sepatunya sama sekali menuju kamar tamu. Dirinya tidak mau menangis dan disaksikan oleh si putri manis mereka, Aera.

Setelah mandi dan berganti baju kini Yoongi sudah terlentang di kamar dengan menatap langit-langit yang tidak menampilkan apapun, seharusnya tempat sebelahnya di isi oleh istrinya yang sangat ia cintai, namun kini tempat itu terasa sangat dingin.

Sudah lebih dari 20 menit dirinya masih belum terpejam, dan memutuskan untuk menyusul Seungwan yang tadi memilih tidur di kamar tamu.

Pintu kamar tamu dibukanya, menampilkan seluruh tubuh mungil Seungwan terbungkus selimut. Bantal guling dan lainnya berserakan di lantai, bekas dilempar Seungwan tadi. Yoongi menghampiri Seungwan dan duduk di tepi ranjang.

"Seungwan"

Yoongi berbalik menatap Seungwan yang mirip seperti kepompong besar berwarna putih, walaupun tubuh Seungwan terbungkus Yoongi tetap tahu dimana kepalanya, mencoba mengelusnya.

"Bun"

Namun dengan cepat, Seungwan berbalik ke arah membelakangi Yoongi.

"Seungwan maafin aku, tadi urgent banget. Hana sakit dan dia bener-bener gabisa gerak sama sekali. Pas aku sampe sana juga, dia cuman bisa tiduran dan Eunseo nangis di lantai."

"Sayang"

"Bunda sayang, jangan diem aja"

"terserah lah, aku cape." Jawab Seungwan tanpa membuka selimutnya.

"aku minta maaf" ucap Yoongi berjongkok di bawah ranjang, sehingga wajahnya berhadapan dengan Seungwan namun sayang Seungwan tetap konsisten membungkus tubuhnya dengan selimut.

"udahlah, aku ngantuk mau tidur" suara lirih Seungwan, benar-benar dia lelah sekali.

"Yaudah, kamu tidur aja. Aku mau duduk disini, nungguin kamu"

"kamu suami aku bukan sih?"

Yoongi mengangguk.

"berarti aku istri kamu kan? aku berhak atas kamu kan? emang susah ya ngabarin buat bilang dimana lagi sama siapa dan pulang kapan? kamu emang ga ada jera nya ya, mau aku sama Aera pergi lagi? Aku ga suka kamu terus kayak gini ketemu sama Hana terus! Sekarang jawab! Aku atau Han-"

Ucapan Seungwan terpotong oleh dering telfon yang berasal dari saku celana Yoongi, dengan menatap Seungwan perlahan Yoongi mengelurakan ponselnya.

"Loadspeaker" Seungwan berucap setelah melihat siapa gerangan yang menelfon suaminya itu semalam ini, ya benar ini pukul 01.00 malam.

Choi Hana is calling

Yoongi yang tadinya akan menolak panggilan itu, dengan cepat Seungwan mengangkat nya dan menyentuh icon loadspeaker.

"Hallo? Yoongi belum tidur kan? aduh gimana ya ini udah malem sih, tapi Eunseo ini tiba-tiba muntah-muntah, badannya juga anget. Bisa kamu bawa kerumah sakit ga? Aku masih pusing banget ini, ga ada kendaraan juga lagi"

"hallo?? Yoongiii ada disitu kan?"

"Oh, pasti kamu lagi sama Seungwan ya? Maaf, tapi aku beneran butuh kamu Yoongi, kesini sekarang ya. Aku takut Eunseo kenapa napa"

"bilang aja Seungwan, kamu ada kerjaan ngedadak gitu"

Tangan Seungwan yang sedari tadi mengepal kini dengan kuat mengangkat ponsel Yoongi dan melemparkan nya ke arah lemari, membuat telefon itu terhenti karena sepertinya ponselnya mati. Membuat Yoongi membelalak melihat ponsel nya yang sudah tak berbentuk.

"Maaf Seungwan, kayaknya aku harus ninggalin kamu lagi" Yoongi mengelus dan mengecup rambut Seungwan.

"Aku atau Hana?" tanya Seungwan dengan mata berkaca-kaca.

Langkah Yoongi terhenti dan kembali menatap istrinya yang siap menangis.

"Aku pilih kamu, maaf sekarang aku tinggalin kamu sama Aera dulu" Ucap Yoongi setelah kembali mengecup kening Seungwan dan beranjak pergi meninggalkan Seungwan dan Aera.

"Min Yoongi, I want to die!" teriak keras Seungwan yang mungkin masih terdengar oleh Yoongi setelah menutup pintu.

Untuk sekian kalinya hati Seungwan terasa sakit, hingga tak sadar hatinya memukuli dadanya untuk tidak merasakan sakit yang sangat sakit di dalam sana. Dirinya menangis benar benar menangis, hingga membangunkan si putri manis mereka Aera.

Ini kedua kalinya dia dengan Yoongi berselisih, dan masih dengan masalah yang sama. Dengan berjalan gontai dirinya menggendong Aera, walau air mata masih terus berjatuhan dari kedua matanya.

Bahkan keseimbangan pun tidak memihak mereka, Seungwan yang sedang menggendong Aera kini dengan tidak sengaja kakinya terkait kaki kursi makan yang membuat mereka jatuh, untungnya dia jatuh dengan posisi terduduk.

Membuat tangis keduanya semakin kencang, tentunya membuat Aera kaget dan ketakutan.

"Bunda dan Aera kuat tanpa ayah! Oh, ayolah berhenti nangis anak bunda. Lets strong my aera" ucap Seungwan mengusap air mata di pipi si putri manis.


Just (my) Husband [WENGA] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang