19. Yoongi POV

1K 111 4
                                    

Cahaya matahari mulai masuk dari celah-celah gorden membuat Yoongi sedikit membuka mata untuk menetralkan cahaya yang memaksa masuk pada indera penglihatan nya.

Yoongi bangun dengan keadaan wajah yang pucat, mata yang sembab, kepala yang pusing serta rambut yang sangat acak-acakan.

Dirinya berbalik dari posisinya ingin memastikan bahwa di sebelahnya ada Seungwan yang tengah tertidur namun hanya kasur kosong yang terasa dingin yang ia dapatkan.

Kemana Seungwan?

Seingatnya, tadi malam setelah pertengkaran itu mereka tidur saling berpelukan. Oh tidak, ralat hanya Yoongi yang mencoba merengkuh tubuh kecil Seungwan sendirian.

Seungwan membelakangi nya sama sekali tak membalas pelukan yang diberikan Yoongi. Itu membuat dirinya semakin terisak sampai tertidur.


3 kata untuk pagi hari ini:

Dingin.

Sepi.

Hening.

Dirinya seperti sudah mati, sangat hampa.

Yoongi mematung dengan kenangan pagi nya yang selalu di kelilingi Seungwan dan Aera kini jelas terputar-putar di kepalanya.

Seungwan yang selalu membangunkan nya seraya memakai celemek dan Aera yang ikut membangunkan dirinya dengan duduk di perutnya.

Dan kini keduanya tak ada di sini, tak ada di ruangan yang sama dengan dirinya. Dirinya hanya bisa mengigit dalam bibirnya kuat-kuat menahan diri untuk tidak menangis.

Yoongi bukan termasuk lelaki yang bisa dengan mudah mengeluarkan air matanya, namun kenapa sekarang rasanya mudah sekali untuk dirinya menagis.

Dirinya bangkit dari kasur dan berjalan menuju ruang tengah, bukan Seungwan dan Aera yang ia dapatkan melainkan lagi-lagi hanya udara yang terasa dingin.

Yoongi tersenyum getir menahan air mata, ini kedua kalinya Seungwan pergi dari rumah bahkan kini lebih parah karena bukan hanya koper berwarna biru yang Seungwan bawa melaikan koper hitam yang berukuran lebih besar juga ia bawa pergi dan sebagian mainan Aera yang tidak ada ditempatnya sudah dipastikan dibawa juga.

Masih menahan tangisnya kini Yoongi berjalan gontai menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti melihat baju kemeja dan celana dirinya untuk ke kantor sudah rapih disetrika oleh Seungwan bahkan kaos kaki pun sudah ada disana. Dan ke bagian dapur sudah ada beberapa box sarapan untuk dirinya.


“Liat Yoongi! Istrimu memang marah, tapi dia tetap meyiapkan kebutuhan mu dan balasan mu adalah menyakitinya?”


Melihat itu dirinya teringat waktu Seungwan pergi kemarin dirinya menulis note di pintu kulkas dan pasti kali ini juga begitu, dan benar saja ada kertas note putih disana. Tidak satu tetapi ada dua.


“Kita butuh waktu untuk menenangkan diri masing-masing, kita akan bicara lagi dengan pikiran yang sedikit lebih dingin”


Dan note satunya lagi adalah tulisan atau lebih ke coretan Aera yang sedikit tidak terbaca.

Aela love ayah”


Tangis yang sedari tadi Yoongi tahan kini meledak setelah membaca kedua note itu. Kakinya terasa lemah dan kini dia hanya mampu berjongkok mengeluarkan tangisnya.

“Maafin aku Seungwan aku gagal jadi suami kamu dan Aera ayah gagal jadi ayah yang baik buat Aera, maafin ayah.”

Ucap Yoongi di sela tangisnya sambil memegang kedua note itu yang kini sudah risek dan basah oleh air mata.

Semua ucapan Seungwan kembali terdengar oleh Yoongi.


“Kalo kamu lupa aku juga punya hati yang masih normal bisa ngerasain sakit hati!”


“Kamu tuh ga pernah mikirin perasaan aku!”


“Sebenernya kamu masih ngeharepin rumah tangga kita engga sih?!”


“Anak kamu sakit! Sesusah itu kamu langsung pulang kerumah?”


“Aku cape Yoongi hati aku cape! Badan aku cape dan mental aku juga cape!”


Rentetan demi rentetan kalimat yang diucapkan Seungwan memakin dirinya menangis menyesali perbuatan nya.

Sesak menjalar ke tubuh Yoongi saat ini, belum lagi hampa yang sedari tadi memenuhi hatinya. Kalau begini caranya dia bisa mati secara perlahan.

Tangannya sedari tadi mengepal kesal dirinya tidak ingin kehilangan keluarganya karena perbuatannya sendiri.

Sudah 3 minggu Seungwan meninggalkan dirinya. Dan Sudah 3 minggu juga Yoongi berusaha mencari Seungwan dari mulai menanyai semua pegawai butik, teman-teman Seungwan bahkan kedua orang tua Seungwan. Namun nihil tak ada satupun yang mengetahui keadaan Istri dan anaknya itu.

Setiap pulang kerja dirinya akan kembali meneteskan air matanya melihat keadaan rumah yang sangat berbeda tiga ratus enam puluh derajat dengan dulu yang selalu ada canda tawa didalamnya.

Beberapa hari kebelakang, dirinya tak makan sama sekali karena tak ada nafsu makan. Dirinya benar-benar tak terurus, rambutnya tidak serapih dulu, janggut dan kumis yang kini mulai tumbuh tipis, mata yang selalu sembab dan wajah yang terlihat lebih pucat dan kurus. Bahkan dia sering ke kantor dengan kemeja tanpa di setrika.

Dan jujur hal itu membuat Jimin merasa sangat sedih, dan ingin memberi tau saja di mana Seungwa sebenarnya. Yoongi sering bertanya pada Jimin apa dia tau dimana istrinya berada namun jawaban Jimin adalah

“Gue ga dapet pesan dari Seungwan, hape nya juga ga aktif terus”.

Memang benar, setiap Yoongi menelfon nya pasti ponsel Seungwan tidak akfit dan setiap mengirim pesan tak ada jawaban dan tak di baca sama sekali.

Melihat keadaan Yoongi yang semakin hari semakin tak karuan membuat Jimin ingin memberi tau dimana Seungwan, jujur jadinya Jimin bingung sendiri kemana dirinya harus berpihak sekarang.









Hallooooo jangan lupa vote dan comment, nanti sering-sering update nya hihihi💙💙💙

Just (my) Husband [WENGA] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang