011.

4.6K 453 18
                                    

/Berdua/

Seperginya Tama, Alya segera melangkah masuk ke ruang rawat sang suami dengan tangan menenteng tas kecil berisi tepak makanan.

"Loh mbak udah pulang? Masih siang loh biasanya pulang sore?" Nalandra angkat bicara

"iya sengaja pulang cepet mau nemenin kakak kamu",sahut Alya dengan senyuman lalu mengambil posisi duduk di kursi samping bed hospital sang suami.

Tidak lama kemudian pintu ruang rawat Bara terbuka dan menampilkan seorang pemuda dengan wajah serta rambut setengah basah berjalan mendekat ke arah Nalandra tanpa sadar akan kehadiran Alya karena matanya fokus ke arah ponsel yang ada di tanganya.

"Na giliran lo yang shol-" ucapan Hardi terhenti ketika suara Alya mengambil alih fokusnya.

"Loh kamu?"

"Loh mbaknya?" Hardi sedikit kaget melihat keberadaan perempuan cantik yang tempo hari menjadi penumpang taxi yang ia bawa dan memberikan uang lebih hanya karena Hardi memberikan saran padahal dia cuma sotoy doang ternyata istri dari dosen nya sendiri.

Nalandra sontak menatap Alya dan Hardi secara bergantian. "Kalian udah saling kenal? Sejak kapan? Kok bisa? Kok mbak Alya mau kenalan sama siluman kedelai hitam?"

"Hardi kan? Supir taxi-"

Hardi mengangguk. "Iya mbak saya supir taxi yang ngasih saran ke mbak padahal saya cuma sotoy doang waktu itu tapi beneran di tanggapin sama mbaknya",tukas Hardi cepat membuat Alya tersenyum berbeda dengan Nalandra yang sedikit kesal karena ucapanya diabaikan.

"Oiya kata Nalandra kamu yang bawa suami saya ke rumah sakit pas kecelakaan? Terimakasih, terimakasih banyak..Saya tau ucapan makasih engga cukup karena kalo engga ada kamu entah gimana keadaan suami saya waktu itu, pokoknya makasih banget Hardi. Kalo kamu butuh sesuatu atau bantuan kamu boleh hubungin saya kapan pun saya pasti akan membantu sebisa saya-"

Hardi tersenyum, "mbak berlebihan banget tau ga? Saya berasa telah menyelamatkan bumi dari serangan negara api.. santai aja mbak ucapan makasih udah lebih dari cukup. udah tugas manusia untuk saling membantu, tapi kalo menurut mbak ucapan makasih aja engga cukup boleh lah traktir makan canda traktir"

"Etdah bocah! Pamrih juga ujung-ujungnya!" Celetuk Nalandra dengan tatapan sinis berbeda dengan Hardi yang menampilkan senyum tanpa beban sedangkan Alya dan Bara kompak tersenyum.

"Boleh dong, kamu kabarin aja kamu kapan ada waktunya", ujar Alya sembari terkekeh.

"Sekarang, besok, atau lusa juga saya bisa mbak kapan aja saya mah bisa free" sahut Hardi semangat, mengabaikan tatapan nyinyir dari Nalandra disebelahnya.

"Yaudah kalo sekarang juga boleh",ujar Alya sembari mengeluarkan kartu atm-nya lalu mengulurkanya ke arah sang adik ipar

Nalandra sontak mengernyit bingung, "kenapa mbak?"

"Pake kartu mbak buat traktir Hardi sekalian sama kamu juga, mbak ga bisa ikut kan mau jagain mas mu disini"

Awalnya Nalandra menolak karena tak enak hati menghabiskan uang sang kakak ipar yang mungkin engga seberapa tapi ya masa cuma makan doang kudu pake uang kakak ipar?! Pikir Nalandra berbeda dengan Hardi yang udah seneng minta ampun pas tau mau makan enak ditambah gratisan makanya desak Nalandra buat nerima kartu atm Alya.

perfect Husband | Jaerosè (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang