0

7.7K 498 53
                                    

'Start'

"Cinta adalah suatu hal di luar nalar manusia. Singkatnya, cinta itu tidak masuk akal..."

-Someone

_____________________________________________________________________

"Nii-chan, BANGUN-!!" Teriak Yuuji dari pintu coklat kamar Gojo. Pintu di buka paksa menampilkan gundukan orang berambut putih tertidur nyenyak dalam balutan selimut biru dongker. Cahaya matahari mengintip malu malu dari balik gorden tapi tak bisa mengusik tidurnya.

Yuuji menggoyang goyangkan badan pria tersebut. Kemudian menendangnya hingga jatuh dari kasur Gojo.

"Argh, Yuuji apa yang kau lakukan!" Seru Gojo bangkit dari terlentang, tidak terima mimpi indahnya di hentikan. Surai putih Gojo berantakan dengan netra birunya menyala terang di dalam ruangan. Membuat pria berkepala dua itu nampak menawan. Tapi hal tersebut tak berlaku pada adiknya sedikit pun.

"Segera bersiap... atau" Tangan ramping Yuuji membawa pisau dapur. Lalu ia arahkan pada Gojo. Saraf-saraf pria yang lebih tua segera berkerja, membawa Gojo berlari ke kamar mandi di kamarnya.

Setelah pria yang lebih tua mandi. Yuuji keluar dari kamar bercat biru laut tersebut. Kemudian menuruni tangga dan menuju dapur.

"Haaah~" Helaan nafas keluar dari bibir ranum Yuuji. Setiap hari hal seperti ini selalu saja terjadi. Ia tau jika Gojo pasti lelah dengan pekerjaannya. Tapi setidaknya dia harus bangun lebih awal.

Geram akan pemikiran nya, tangan Yuuji tak sengaja meremas telur ayam.

"Huwaaaa!!" Teriaknya terkejut karena telur tadi jatuh ke penggorengan beserta kulitnya. Ah, sepertinya dia sangat sial kali ini.

_____________________________________________________

"Lalu...?" Tanya Gojo sibuk mengunyah sarapannya.

"Apanya?" Ujar Yuuji membalikkan pertanyaan, bingung.

"Tentang Junpei, tadi kau bilang dia jatuh ke selokan. Lalu bagaimana dia bisa pergi dari sana, hah?" Gojo menatap adiknya geram, kenapa bisa Yuuji selama ini memahami sesuatu.

"Ah, ouh akhirnya Yuta senpai menariknya dari sana."

"Kenapa bukan kau yang menariknya?"

"Bau"

"Junpei atau selokan nya"

"Ehm, keduanya!"

"Pfft—a-akan ku beritahu Junpei tentang itu ahahahah!" Gelak tawa Gojo memenuhi ruangan.

"Hei-! Nii-chan kau mau teman adik mu ini berkurang" Ujar yang lebih muda memajukan bibirnya cemberut. ia kesal menanggapi perkataan kakaknya.

"Iya iya maaf, sayang~" Goda Gojo mencubit kedua pipi Yuuji.

"Baka–! Panggilan sayang harusnya kau gunakan untuk orang yang kau cintai" Yuuji bangkit dari duduknya kemudian mencuci piring di wastafel samping countainer dapur. Ia tak habis pikir dengan tingkah laku dan ucapan Gojo yang selalu seenaknya.

Gojo mengikutinya dari belakang lalu memeluk pria bermarga Itadori itu. Kepalanya ia sandarkan pada bahu lebar Yuuji. Sesekali mengusap lembut dagunya di sana. Kemudian mencium pundak berbalut seragam tersebut ringan.

"Tapi aku sangat mencintaimu Yuuji~" Ujarnya berbisik di telinga pria yang sibuk mencuci piring. Menggoda adiknya adalah kebutuhan.

Yuuji sedikit merinding dengan perlakuan Gojo. Dari dulu kakaknya ini tak pernah berubah. Selalu saja manja dan seorang penggoda ulung.

BZone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang