6

2.8K 321 54
                                    

'Manis'

'Bolehkah aku egois sekali saja? Aku tak tahan ingin mengungkapkannya'
-Someone

_________________________________________________________

"Yuuji~ cuddle!" Gojo kini berlarian mengejar adiknya yang entah sudah berada dimana.

"Gak mau!" Suara dari kolam renang mengejutkan Gojo. Anjir, secepat itu Yuuji sudah berada di sana?

Tak perlu berlama-lama lagi akhirnya Gojo sampai di kolam renang. Di sana ada Yuuji yang duduk di ban pelampung hitam sembari memejamkan mata. Pria berambut putih tersebut mengambil ancang-ancang dan melompat kedalam kolam. Membuat air beriak-riak hingga Yuuji jatuh dari pelampung nya.

"Onii-chan sialan!" Keluh Yuuji berteriak. Kepalanya muncul di permukaan air kolam.

"Mueheheh, kan aku bilang mau cuddle." Gojo muncul di belakang Yuuji kemudian memeluk pinggang adiknya posesif.

"Lepas aaaa—sesak!" Yuuji memutar badannya menghadap Gojo kemudian mengerutkan dahinya nampak kesal.

"Marah hm?" Pria albino ini semakin menempelkan tubuh mereka. Jemarinya di arahkan menyentuh tengkuk Yuuji. Tempat kelemahan adiknya.

"Nii-chan! Ja...ngh...ah geli anhm~" Tangan Yuuji berusaha menarik jemari Gojo dari tengkuknya. Tapi usahanya tak berhasil.

"Geli ya...—!" Seringai Gojo akhirnya berganti dengan wajah terkejut sempurna. Ia menatap wajah Yuuji seraya memuji karya Tuhan di depannya. Sialan sejak kapan adiknya seimut ini. Bukan, lebih tepatnya nampak seksi. Wajah Yuuji memerah padam. Mulutnya sedikit terbuka dengan mata mendongak karena geli.

"Nghm...Gojo Nii-chan ah...lepasin!" Akhirnya Gojo melepas tangannya dari sana kemudian berjalan naik dari kolam. Membuat Yuuji sedikit kebingungan. Ada apa dengan kakaknya? Persetan lah, Yuuji masih merasa merinding pada bagian tengkuk.

Gojo berperang dengan batinnya. Dasar bodoh, Yuuji itu adiknya. Wajahnya sudah kembali netral. Ia kini merebahkan diri di kursi panjang. Tak berselang lama Yuuji naik dari kolam lalu duduk di atas perut sang kakak.

"Akh—Yu, Yuuji?" Ujar Gojo tergagap karena terkejut. Di atas sana Yuuji menyeringai tipis.

"Waktunya balas dendam~"

"Eeh—!"

Jemari lentik Yuuji menyetuh daun telinga Gojo. Kemudian membelai belakang telinga nya pelan. Pria albino tersebut sedikit berjengit kaget. Ugh, itu adalah titik lemah Gojo. Wajah pria di bawah mulai memerah padam. Bukannya menghentikan kegiatan Yuuji. Gojo seolah ingin di perlakukan lebih. Ya lebih, anggap saja ia mulai tak waras.

"Hehe, mampus....—" Sial, apa ini yang Gojo rasakan tadi. Yuuji menatap ke arah kakaknya nampak terkejut. Ia tau pria tak berakhlak ini memang tampan. Tapi kenapa sekarang ke-tampanannya seolah meledak keluar.

Wajah Gojo memerah kontras dengan kulitnya. Ia memiringkan kepalanya sembari terpejam. Rambut basah lepek dan wajah menawan. Membuat Yuuji otomatis menutup mukanya yang memerah. Gojo benar-benar tampan. Dengan ragu-ragu Yuuji mengarahkan wajahnya ke arah telinga Gojo.

"Mm...mampus." Bisiknya membuat Gojo semakin hilang akal.

"Hah! Anh...Yuuji sekarang nakal." Jemari Gojo kembali menyentuh perlahan tengkuk Yuuji. Membuat pemiliknya sedikit berjengit hendak menjauh. Tetapi tangan Gojo menariknya hingga badan mereka kembali bersentuhan.

"Ngh—nii-chan ssudah ku mo...ah!" Gojo menekan tengkuk adiknya perlahan membuat kepala Yuuji sedikit mengadah ke atas.

"Ah...angh." Sialan suara-suara ini seperti mereka sedang melakukan kegiatan tak senonoh. Yuuji dengan sangat berani menjilati telinga Gojo. Membuat pemilik telinga sedikit mendesah pelan dengan wajah memerah sempurna.

BZone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang