8

2.7K 299 22
                                    

'S³'
'Jatuh cinta adalah seni sederhana untuk menderita'
-Someone

_____________________________________________________

"Oi, Satoru!" Teriak Geto Suguru sahabatnya dari kecil. Mata Geto cukup berkunang-kunang. Ia bahkan sangat heran kenapa Gojo masih bisa bertahan di sana.

Gojo menoleh ke arahnya. Matanya nampak sayu-sayu tak bersemangat.

"Sudah sangat lama ia berada di depan sini dengan keadaan mengenaskan." Jelas Shoko.

Geto mengangguk paham, pesan yang tadi di terima juga baru ia pahami. "Hei monyet putih, ayo cepat kita pergi!" Ujarnya menatap Gojo.

"Tidak mau."

"Yap itulah jawaban yang berulang kali ku terima." Shoko menghela nafasnya kasar begitu pula Geto.

"Kalau kau tak mau pergi. Aku yang akan membawamu." Dengan kasar Geto menggendong Gojo paksa. Tentu saja pria ubanan tersebut memberontak. Tapi tenaga Geto lebih besar karena ia sudah mengisi energi. Sedangkan yang di angkat belum makan seharian.

"Akh-Suguru! Lepaskan sialan."

Kira-kira seperti yang di gambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira seperti yang di gambar.

Geto menuruni tangga lalu berjalan keluar rumah. Hingga akhirnya ia sampai di pekarangan. Dengan senang hati Geto melempar sahabatnya sendiri. Lalu menyalakan keran air di sana.

"Apa yang kau lakukan breng-!" Air dingin keluar dari selang yang di pegang pria berambut hitam panjang. Ia berjongkok menyamakan tinggi keduanya.

"Sudahlah jangan banyak menolak dan memberontak. Yuuji bisa sedih melihat keadaan mu." Pria tersebut masih cukup sensitif ketika nama adiknya terdengar. Ia menatap Geto tajam. Tentu saja itu tak berpengaruh.

"Apa? Mau apa kau hah!?" Pria bertindik itu sengaja menekan ujung selangnya hingga air keluar deras.

"Sialan!"

"Ahahahahah-maaf maaf. Jadi, ceritakan bagaimana ini bisa terjadi." Gelak tawa Geto terhenti. Wajahnya mengeras nampak serius.

Gojo menatapnya lemah. Ia menunduk dengan rasa penyesalan.

"Yuuji sedang heat saat itu. Aku belum tau. Tapi tiba-tiba jam yang ku kirimkan padanya menampilkan sinyal. Saat itu juga aku bergegas keluar rapat. Tak peduli dengan segala hal yang ku pedulikan hanya keadaannya." Jelas Gojo semakin muram.

"Tentang rapat itu, Shoko bilang Utahime sudah mengurusnya."

"Aku tak peduli dengan rapatnya! Kau tau, Yuuji...Yuuji menangis di sana. Tubuhnya menggigil hebat. Ugh- ini salahku." Pria berambut putih tersebut meninggikan suaranya. Nampak parau dan kacau. Ia mendongak dengan mata yang berkaca-kaca.

BZone [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang