Epilog

2.2K 182 127
                                    

"Dimana ini?" gumamnya menengok ke sekelilingnya mencari keberadaan teman-temannya

"Heii Uban! Ryuu!!" serunya lebih kencang lagi berharap temannya dapat menjawab panggilannya, namun lagi-lagi hanya pantulan suaranya yang terdengar ke telinganya.

Dalam ruang kosong serba putih dirinya masih mencoba mencari petunjuk mengenai apa yang terjadi barusan dan keberadaannya saat ini. Hingga tarikan lembut, perasaannya menuntun tubuhnya untuk bergerak ke arah lain

Menangkap bayangan sosok serupa keduanya membelalakkan matanya sama-sama terkejut,"Riku?!/Ten-nii??" serunya bersamaan menampilkan raut bingung serta terkejut yang tampak serupa

"Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya memiringkan kepalanya bingung

Tanpa membalas pertanyaannya, tangan kurusnya terulur maju berusaha merengkuh erat sosok di depannya, namun naas penghalang transparan menghalangi keduanya "Aku yakin kali ini bukan mimpi, kembalilah bersamaku sekarang," ujar Tenn tak terbantahkan membiarkan air mata meluncur bebas menempelkan dahinya pada pembatas di depannya

"Bagaimana bisa kau sampai disini?" tanya Riku mengerutkan alisnya masih terpaku pada posisinya

"Maafkan aku, maafkan aku Riku. Beri aku kesempatan sekali lagi untuk menebusnya," racau Tenn lagi-lagi mengabaikan pertanyaan Riku

"Aku hanya ingin kau bahagia Ten-nii, semuanya akan lebih baik sekarang," jelasnya lirih

"Bohong, itu semua bohong. Kaulah kebahagiaanku Riku," sela Tenn membantahnaya tegas menarik tubuhnya sedikit menjauh agar dapat menatap lurus adiknya

"Kau boleh membenciku seumur hidupmu, tapi jangan pernah meninggalkanku untuk selamanya. Selama masih bisa melihatmu itu tidak masalah meski dari jauh," imbuhnya lagi menundukkan wajahnya berusaha menyembunyikan air matanya yang masih mengalir

Manik crimsonnya kini melembut tak kuasa menahan luapan perasaannya, "Curang..., kau selalu curang Ten-nii," keluh Riku melemah merasakan suaranya sedikit bergetar, "setelah semua itu kenapa kau memasang wajah seperti ini," imbuhnya lagi

"Seolah-olah kau menderita,"

"Ya, aku memang menderita karenanya. Jadi jangan pergi dariku," ujar Tenn cepat mengangkat wajahnya yang sedari tadi ia tundukkan

"Aku masih takut" balas Riku, "setidaknya disini aku tidak merasakan apapun," imbuhnya lagi

"Berhenti berbohong!" sentak Tenn cepat, "berhenti membohongi dirimu sendiri,"ujarnya lagi lirih

"Tau apa kau?" tanya Riku datar

"Aku merasakannya, jangan lupakan kalau kita kembar. Ikatan kita berbeda dengan orang lain pada umumnya," jawab Tenn menatapnya lurus

Mendengar jawaban tegas kakaknya, Riku tak bisa menahan tawa kecilnya, "Andai kau mau mengatakan hal yang sama diluar sana," ujarnya terkekeh

"Aku masih tidak bisa," ujar Tenn tampak menyesal, "kau tau tanggung jawabku saat ini," imbuhnya lagi

"Aku tau itu," gumam Riku seolah berbisik,

"Sekeras apapun keadaan di luar sana, jangan menyerah. Aku tau kau kuat," ujar Tenn menimpalinya

"Aku masih tidak bisa berjanji bagaimana sikapku kedepannya, tapi..., dari lubuk hatiku kuharap kau bisa merasakannya kalau aku sangat menyanyangimu,"

"Kaulah adikku, dan tidak akan pernah terganti oleh apapun," pungkasnya bersamaan dengan terkikisnya kaca di depannya

"Bisakah sekali lagi aku kembali ke luar sana," gumam Riku masih tampak ragu menatap kosong pecahan kaca di depannya yang mulai terurai

"Kau bisa, bagaimana pun disitulah kau dapat kembali. Tempatmu bukan disini!" sentak Tenn cepat menarik tangan adiknya yang terasa dingin

ID7 ReactionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang