Part 10

4.6K 209 688
                                    

⚠️seperti biasa siapin tempat nyaman kalo perlu cemilan yak wkwkwk. Maaf kubiarin nih buku jd bedebu..

Maapkeun karena kelamaan buat up nih critaa.. Fyi akhirnya kunemuin caranya biar nyaman ngetik crita ini wkwkwk. Another kegbluanku yang males mikir 🤣🤣🤣

Oh SPECIAL TENCUU buat wangxianfor4 MY AUNTYYY😘😘😘 makasih makasih makasih banyak yg tajin bgt translate in nih crita.. Huhu aku kalah cepet ama kamu sist,  maap yak ku terlalu lama garap nih story.

Trakhir deh LUP YU BUAT SEMUA READER DISINII..  Makasih makasih banyak mau sabar nunggu dan luangin waktunya buat baca nih critaa.. Huwee tanpa kalean kubisaa apaa,  tencuu very muach 💕

------

Semua beranjak pergi kembali ke ruang istirahat mereka hingga tanpa mereka sadari seseorang memisahkan diri dan tinggal lebih lama dalam ruangan itu, manik kelmanya menatap sosok misterius yang tak di ketahui jelas asal usulnya hingga sekarang.

"Berhenti menatapku seperti itu.. rasanya agak menakutkan" keluh Memo menghela nafasnya, ia menggaruk kepalanya frustasi, "Tak kusangka kau akan setajam ini dan keras kepala untuk mengetahui semuanya" gerutunya lagi

Sosok di depannya hanya menghela nafasnya lelah mengabaikan gerutuan dan keluhan orang di depannya, "Berhenti mengeluh Memo-san, dan jelaskan semuanya"uajr Iori datar

"ini akan sangat lama dan membosankan, apa kau masih kuat mendengarkan" tanyanya tersenyum miring, mendengar itu Iori hanya mendengaus geli, "AKu terbiasa tidur seadanya belakangan ini.. setidaknya aku terlatih"jawab Iori tenang

"Dasar.. kau tidak kenal menyerah huh" ujar Memo tak ada pilihan lain.. "Jadi apa yang ingin kau tanyakan?' tanya Memo menatap Iori

"Yang kau lakukan saat ini, mungkinkah ada harga yang harus kau bayar?' tanya Iori to the point, membuat Memo tersenyum miring, "seperti yang diharapkan dari murid SMA yang sempurna huh"ujar Memo terkeke kecil membuat Iori mengerutkan keningnya makin percaya dengan dugaannya

"Ya.. dan harganya cukup mahal bagiku" jawab Memo tenang seolah sudah mempersiapkan semuanya, "Kalau begitu kenapa.. kenapa kau melakukannya sejau ini" tanya Iori

"Apa perlu alasan lebih untuk menyelamatkan seorang teman" tanya Memo balik membuat Iori tertegun, "Lagipula Riku yang membawaku kedunia ini.. berkat dia aku keluar dari duniaku yang hampa.. tentu saja akan kuberikan semuanya untuk penyelamatku." Jelas Memo menatap lurus Iori

"Aku tidak tahu siapa diriku.. yang pasti aku terbangun dalam dunia yang hampa tidak ada apapun didalamnya. Sangat membosanlkan bukan" ujar Memo melirik Iori, "Tidak tahu siapa dirimu, dimana dirimu, dan untuk apa kau ada, itu sangat mengerikan" jelasnya tersenyum kecil, "Hingga sebuah suara menuntunku, aku tidak tahu dia siapa, tapi suara lembutnya berhasil membawaku dalam kehampaan. Saat itulah aku bertemu Riku" mendengar penjelasannya Iori sedikit terkejut dibuatnya

"Aku bertemu dengannya di sebuah taman rumah sakit, dan menyedihkannya aku menjadi sosok transparan yang hanya bisa Riku lihat. Entah kesalahan apa yang ku perbuat sebelumnya, tapi kurasa ini adalah karma ku, berada diantara kehidupan dan kematian"

"Tapi setidaknya berkat Riku aku merasa memiliki arti tentang keberadaanku sendiri, mengawasinya tumbuh dan menemaninya saat ia kesepian"

"Lalu apa pengorbanan yang harus kau lakukan untuk ini semua" tanya Iori lagi

"Coba tebak" tantang Memo menatap jahil Iori, "Apa itu keberadaanmu sendiri" tanya Iori memastikan

"Yap benar sekali.. aku tidak perlu repot menjelaskan padamu ternyata" ujar Memo bertepuk tangan kagum, "Hentikan sikapmu.. apa kau yakin dengan ini semua" tanya Iori ketus menahan jengkel melihatsikapnya yang terlalu santai

ID7 ReactionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang