Kaki kecilnya melangkah mengendap-endap di lorong rumah sakit, tangan mungilnya mengenggam erat kantong infus yang terhubung ke tangannya, matanya awas menatap kondisi sekitar dan dengan lihai bersembunyi di antara celah celah kecil ketika mendapati orang orang berjas putih maupun pekerja disana yang juga berseragam rapi. Menghabiskan waktu lama disana membuatnya hafal seluk beluk gedung itu,dilangkahkan kakinya melanjutkan perjalanan ketika keadaan dirasa aman.
"Fuahhh akhirnya aku sampai" ujarnya mengembuskan nafas lega, angina segar langsung menyambutnya setibanya ia dasana. Bunga-bunga bermekaran dengan indahnya mengelilinginya
Matanya berbinar lucu mendapati bangku panjang incarannya, bersusah payah untuk menaikinya dengan tinggi yang masih tidak seberapa, "Hahh.. berhasil" gumamnya tertawa kecil setelah berhasil duduk dengan nyaman disana
"Tidak penah berubah" ujanya lirih tersenyum lega menikmati pemandangan sekitarnya sambil bersenandung kecil menggoyangkan kakinya yang menggantung di atas tanah
Sang surai merah memejamkan matanya besenandung kecil menikmati keadaan sekita yang terasa damai, dibukanya kelopak mata itu secara perlahan menampilkan manik crimsonnya yang indah. Seolah waktu berhenti disekitanya, hanay suara hembusan angin yang dia dengar, atensinya terkunci pada sosok seumran dengannya yang entah datang dari mana kini muncul dihadapnnya
"Kau siapa?' tanya keduanya bebarengan menampilkan ekspresi yang sama bingungnya
"Kau datang daimana?' tanya si surai merah
"Kau yang memanggilku?' tanya surai raven didepannya
"Eh?' sang surai merah hanya memiringkan kepalanya bingung, "Ah namaku Riku, kau siapa? Datang darimana? Apa kau sendiri?' cerocos Riku panjang membuat sosok didepannya jengah
"Tunggu.. diamlah" cegah anak itu yang melihat Riku masih ingin membuka mulutnya, "Terlebih lagi bagaimana bisa kau melihatku?' tanyanya lagi mengerutkan alisnya tajam
Mendengar pertanyaannya, Riku langsung terbelalak kaget menutup mulutnya tak percaya, "jadi kau hantu" ujanya lirih menatapnya berkaca-kaca
"Kau mati di usia muda" gumam Riku sedih membuat sosok didepannya makin kesal karena menyimpulkan seenaknya begitu saja
"Diamlah!" keluhanya kesal memukul kepalanya agar terdiam, ia menggigit bibirnya berusaha menahan isakannya.
"Hah..maaf" ujar si surai raven tampak tak tega melihat makluk kecil didepannya
"Namaku Memo, dan jangan samakan aku dengan makhluk rendahan tak kasat mata itu"
ujarnya tenang duduk di samping Riku"Lalu kau ini apa?' tanya Riku dengan suara seraknya setelah menangis untuk hal yang tidak pernah terjadi,
"aku tidak tahu" balasnya singkat menghela nafasnya panjang, "Jangan menghela nafas itu akan mengurangi umurmu" tegur Riku mengerucutkan bibirnya
"Cerewet, lagipula jika aku bisa mati dengan baik itu akan lebih baik kurasa" balas Memo acuh
"Yappari kau hantuu" teriak Riku makin percaya dengan dugaanya, "Aku bukan!" teriak Memo kesal
'Ah lupakan aku tidak peduli makhluk apa kau ini" putus Riku seenaknya, "Jadi kau datang darimana? Mau kemana?' tanya Riku penuh rasa ingin tahu
"Apa kau selalu secerewet ini pada orang yang baru kenal" keluh Memo, meski begitu ia tetap menjawab semua pertanyaan Riku, "Aku datang dari suatu tempat, aku juga tidak tahu itu dimana. yang pasti tempat itu sangat gelap, tanpa suara dan cahaya benar benar dunia yang hampa" ujarnya lirih menggerakkan matanya menatap sendu ke langit biru yang baru ia lihat

KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 Reaction
Hayran Kurgu[Follow yuk bagi yang berkenan, aku ngarepin vote komennya jugak ehehe..tapi gak maksa kok, yang penting kalean enjoy bacanya] Idolish7, Trigger, Revale, dan Zool kini harus melihat kenangan atau memori kehidupan dari Riku Sementara Riku sedang ter...