Gyan dan Gisella berjalan beriringan dilorong rumah sakit menuju pintu keluar setelah mengantar Gyan menemui dokter keluarga untuk kontrol, karena memiliki riwayat jantung dan darah rendah.
"Ma. Mama tunggu disini. Papa mau ke toilet sebentar." Sebelum sampai, Gyan menghentikan langkah mereka.
Gisella mengangguk dan duduk di kursi panjang yang berdekatan dengan meja administarasi setelah Gyan pergi ke arah toilet. Menunggu disana.
"Apa biayanya tidak bisa di cicil, Mbak?"
Pandangan Gisella teralih pada seorang pria yang sedang berbicara pada perawat dibagian administrasi.
"Maaf, Pak Jaka. Untuk ini tidak bisa dicicil karena ibu anda harus segera dioperasi secepat mungkin. Saya bisa memberi anda waktu untuk mencari biayanya, tapi saya hanya bisa memberi waktu anda dua hari. Jika tidak, ibu anda tidak bisa dioperasi, Pak."
Dilihatnya oleh Gisella, pria itu nampak frustasi. Dapat wanita itu simpulkan bahwa pria muda itu tengah kesulitan ekonomi. Gisella memperkirakan usia pria itu lebih muda dari anaknya.
Tunggu dulu. Ucapan Gyan dua hari yang lalu melintas dikepala wanita paruh baya itu.
Gisella memutar otaknya, hingga senyuman miring perlahan menggembang saat muncul sebuah rencana. Rencana yang cukup licik.
"Ya sudah, saya permisi." Suara itu menyadarkan Gisella. Dilihatnya pria itu meninggalkan meja administasi. Gisella mngikuti pria itu dengan pandangannya hingga pria itu berbelok pada lorong kanan. Hanya pria itu yang bisa membantunya. Dia tidak mau menunggu lama lagi.
"Mama lihat apa?" Gisella kembali tersadar saat mendengar suara suaminya yang seperti sudah selesai dengan urusannya.
Gisella berdiri, "Papa duluan saja ke mobil. Ada yang harus Mama lakukan." Gyan mengerut bingung, "Melakukan apa, Ma?"
"Nanti akan Mama beritahu. Papa ke mobil saja." meskipun masih dilanda bingung, Gyan menurut berjalan sendiri ke arah mobilnya yang sudah terparkir didepan pintu keluar dengan sopir yang sudah menunggu.
Gisella yang merasa suaminya sudah pergi segera mengejar pria yang ia ketahui bernama Jaka itu, mengikuti jalan dimana pria itu menghilang.
~17 Years~
Jaka duduk dibangku besi panjang depan ruang ibunya dirawat. Ibunya mengalami usus buntu akut dan harus segera dioperasi jika ingin ibunya selamat.
Tapi bagaimana ia bisa mendapatkan biaya sebesar 45 juta dalam dua hari, sedangkan dirinya hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Gajinya pas-pasan, makan saja susah dan dia harus mencari uang sebanyak itu.
Ibunya juga harus segera ditangani. Ia tidak ingin kehilangan ibunya, hanya ibunya dan adiknya yang dia punya saat ini. Adik perempuannya masih begitu kecil dan membutuhkan ibunya untuk mengurusnya begitupun dengan dirinya.
Jaka mengacak rambutnya frustasi. Disandarkan kepalanya pada dinding rumah sakit sambil menutup matanya. Mencari cara untuk mendapatkan uang.
Lalu Jaka merasa ada sesuatu disamping dia duduk membuat kedua mata itu terbuka. Dilihatnya Gisella duduk disebelah dengan tatapan serius.
Sedang apa wanita ini disini dan menatapnya seperti itu, "Maaf, Anda siapa?" tanya Jaka.
Gisella tersenyum kecil, "Saya Gisella Atmaja Denandra." jawab Gisella membuat Jaka terdiam.
Denandra? Jadi inilah salah satu keluarga Denandra? Ia tahu siapa Denandra itu, tapi ia tidak tahu siapa saja keluarga Denandra kecuali Gyan dan Liam yang memang lebih disorot publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Years [Terbit E-Book]✓
General Fiction[E-Book sudah tersedia dia PlayBooks atau klik link di bio^^] Versi e-Book BERBEDA dengan versi Wattpad. ***** 17 tahun mereka saling menyimpan luka dan rindu yang tak pernah terucap. Liam Denandra harus berpisah dengan istrinya karena menemukan per...