Sudah satu bulan berlalu sejak hari dimana membuat kedua hati itu terluka dan kini telah berpisah. Menjalani kehidupan masing – masing. Sejak satu bulan itu semua telah berubah.
Liam kini menjadi orang yang tertutup dan dingin. Bahkan seulas senyuman yang dulu sering terlihat telah menghilang dalam sekejab. Hanya ekspresi datar yang selalu terlihat. Tidak ada lagi raut ceria dan ramah.
Tak hanya itu, Liam telah menjadi orang yang gila kerja. Jarang pulang ke rumah yang selalu menyimpan kenangan indah dengan orang itu. Pria itu pulang pun dapat dihitung dengan jari. Hidupnya berubah menjadi monoton.
Sebuah perubahan besar dalam kehidupan Liam. Perubahan besar yang hanya berperan untuk menutupi rasa rindunya.
Gisella pun terus mendesak Liam untuk menikah lagi dengan wanita yang ia pilih. Dari itu pula Liam terus menolak denga alasan ingin beristirahat untuk menjalin sebuah hubungan. Lebih tepatnya, ia tak ingin lagi tersakiti.
Jika kehidupan Liam berubah, begitu pula dengan Rania. Wanita itu menjalani hidupnya hanya dengan membawa bekal tabungan miliknya semasa hidup bersama Liam.
Memilih hidup sendiri di dalam rumah kecil yang bertelakkan di desa pinggira kota yang tak terlalu banyak penduduk. Jauh dari pusat kota dimana mantan suaminya berada.
Rania kini bekerja di kedai roti kecil yang terbilang cukup ramai yang berada tepat diluar desa tempat ia tinggal. Rania tak bisa berharap banyak untuk bekerja di tempat besar karena ia hanya lulusan SMP. Ia bersyukur setidaknya ia masih bisa bekerja. Yang terpenting, ia bisa menghidupi dirinya meski hasilnya kecil.
"Wahh.. Jadi itu memang benar?" celetuk seorang pegawai gadis berusia 18 tahun yang berada di meja pemesanan tengah membaca koran. Menemukan berita yang paling banyak diperbincangkan.
"Ada apa?" pegawai gadis lain ikut menimbrung dengan raut wajah penasaran.
"Ini.. Kau tahu Liam Denandra?"
Rania yang kebetulan berada disana untuk meletakkan gelas dan piring yang sudah ia cuci ke tempat asalnya menjadi terhenti saat mendengar nama yang dulu bersemayam dihatinya.
"Tentu saja, aku tahu. Siapa yang tidak kenal dengan pria tampan itu? Memangnya ada apa?"
Dengan gerakan lambat, Rania melanjutkan kegiatannya dengan kedua teliga yang ia buka lebar-lebar. Ingin mengetahui kabar dari mantan suami yang sudah lama tak ia dengar.
"Itu, rumor tentang Liam Denandra yang sudah menikah. Itu semua benar, dia sendiri yang mengakuinya jika ia sudah menikah tujuh bulan lalu. Tapi mereka bercerai karena dikabarkan istrinya berselingkuh." jelas gadis berkulit sawo matang itu membuat Rania menundukkan kepalanya.
"Benarkah? Siapa istrinya?"
"Entahlah, identitasnya tidak jelas karena tertutup. Tapi diketahui jika wanita itu berusia dua puluh satu tahun. Keberadaannya pun tak ada yang tahu. Media juga tidak berani untuk meliput lebih dalam karena ini menyangkut Denandra."
"Wah, wanita itu benar-benar tidak tahu diuntung, bagaimana bisa dia berselingkuh? Apa yang kurang dari seseorang seperti Liam Denandra? Dia sudah tampan, pintar, kaya, bahkan nyaris sempurna. Seharusnya wanita itu bersyukur bisa menjadi bagian keluarga Denandra. Jika aku menjadi dirinya, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti itu." ujar gadis itu tanpa mengetahui wanita yang tengah ia bicarakan itu tepat berada dibelakangnya berdiri.
Rania tersenyum miris, mereka tidak tahu saja apa yang ia alami selama ini. Mereka tidak akan bisa merasakan bagaimana rasanya tidak disukai oleh mertua sendiri dan difitnah dengan begitu kejam. Bahkan orang yang mereka kenal itu telah melukai hatinya dan sekaligus menanamkan rasa rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
17 Years [Terbit E-Book]✓
General Fiction[E-Book sudah tersedia dia PlayBooks atau klik link di bio^^] Versi e-Book BERBEDA dengan versi Wattpad. ***** 17 tahun mereka saling menyimpan luka dan rindu yang tak pernah terucap. Liam Denandra harus berpisah dengan istrinya karena menemukan per...