14

1.1K 128 15
                                    

Hope you like it!

Happy Reading guys :)
Sorry for typo


Minggu pagi Jaemin tengah duduk manis di teras, dia sedang fokus mengerjakan tugas sekolahnya apalagi ini tahun terakhir berada di bangku sekolah menengah atas. Banyak tugas, ujian, praktik dan segala macam.

"Tumben dia diam saja." Ucap Luhan penasaran dan mendekati sang anak yang sedang fokus mengerjakan tugas. "Nana?"

"Oh Pa, ada apa?"

"Tidak, kenapa serius sekali? Papa sudah memanggilmu tadi beberapa kali."

"Oh maaf Pa, tugasku begitu menumpuk. Aku harus menyiapkan materi untuk ujian pidato bahasa Korea." Luhan hanya tersenyum dan mengusap kepala putra semata wayangnya itu sayang.

"Jangan terlalu memforsir tubuhmu, Papa tidak mau kau sakit. Mengerti."

"Iya Pa. Papa tumben tidak kerja?"

"Papa sedang menunggu, Baekhyun dia masih ada di jalan."

"Papa tidak akan selingkuhkan?"

"Tidak sayang."

"Awas saja jika Papa selingkuh, aku akan pergi dengan Daddy." Luhan hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan putranya.

"Paman Baek sudah datang, Papa berangkat kerja dulu."

"Ya Pa, hati-hati."

Drrtt drrtt.
From: Peach hyung 🍑
Mau jalan siang nanti?
07:15

Boleh hyung, aku mau melihat lokasi pemotretan papa juga.
07:16

Nanti jam 11 hyung jemput.
See you
07:16

"Sebenarnya apa yang papa sembunyikan dariku, kenapa papa begitu tertutup kali ini. Apa Daddy melakukan kesalahan?" Gumam Jaemin.

"Tuan muda."

"Bibi, boleh bawakan aku air dingin?" Ucap Jaemin dan masuk ke dalam rumah.

"Tuan muda tampak kacau ada masalah?" Tanya Bibi Im.

"Apa bibi tahu sesuatu? Papa kenapa jarang sekali di rumah akhir" ini?" Tanya Jaemin yang penasaran.

"Maaf tuan muda, saya tidak tahu. Anda berhak bertanya pada tuan besar."

"Terima kasih bi."

Pukul 11 Jaehyun sudah datang menjemput Jaemin yang akan jalan-jalan berdua saja kali ini tanpa ada teman atau yang lainnya. Seperti ajakan kencan berdua mungkin.

"Hyung tumben tidak naik mobil?"

"Sedang ingin naik bus saja? Kau tidak mau?"

"Bukan, hanya tidak biasa saja hyung tiba-tiba mau naik bus."

"Sudahlah ayo." Jaehyun menggenggam tangan lentik Jaemin. "Kau ada masalah?" Tanya Jaehyun yang penasaran dengan wajah muram pujaan hatinya.

"Tidak apa, hanya masalah kecil. Aku lapar, ayo makan siang dulu hyung."

"Kau mau makan apa?" Tanya Jaehyun.

"Apa saja, ayo."

Jaemin hanya menurut untuk makan siang bersama Jaehyun. Tidak ada salahnya dia makan siang bersama Jaehyun kali ini, di rumah dia juga akan kebosanan karena sering makan sendiri. Sehun dan Luhan kadang terlalu sibuk untuk makan bersama akhir-akhir ini.

Tidak disangka disaat mereka masih makan siang tiba-tiba ada yang menghampiri mereka dengan gembira.

"Oh jadi kencan diam-diam." Ucap Haechan  membuat Jaemin tersedak makannya.

"Hae uhuukkk uhukk sialan. Kau mau aku mati!" Haechan tertawa dan menerima.air yang diberikan oleh Jaehyun.

"Kalian ini diam-diam terus, kapan mau resmi?"

Jaemin maupun Jaehyun hanya tersenyum mendengar ucapan Haechan. Keduanya memilih bungkam dan menikmati dulu pendekatan ini. Tidak ada yang tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi, tapi Haechan berharap Jaemin segera meresmiskan hubungan keduanya, dia tidak mau melihat Jaemin bertambah sedih lagi.

"Sudah diam saja kau Haechan, jangan banyak bicara. Nanti juga akan ada saatnya." Balas Jaehyun dan merapikan rambut milik Jaemin yang sedikit berantakan.

"Oh astaga kalian manis sekali." Puji Haechan dengan semangat.

"Iya iya, gemas sekali sih Echan."

Ketiganya kini tampak makan bersama, kencan yang diharapkan Jaehyun dan Jaemin sirna sudah karena kedatangan Haechan yang tiba-tiba membuat keduanya batal untuk jalan-jalan berdua.

"Kau sendirian?"

"Tadi dengan Mark hyung, tapi dia ada acara dengan keluarganya jadi aku jalan sendiri."

"Tumben sekali."

"Mungkin kakaknya pulang, makanya pergi bersama keluarga. Lagi pula keluarga Mark hyung juga lebih penting dari pada aku. Bertemu denganku juga bisa kapan saja sih, kalau hyungnya Mark hyung juga jarang karena berada di tempat berbeda negara berbeda juga."

"Aigoo Haechanku sungguh bijak sekali." Puji Jaemin dan mencubit pipi gembil milik Haechan.

"Hyung anak tunggal ya?" Tanya Haechan.

"Ya, sama seperti Jaemin."

Haechan hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, dia memiliki adik rasanya kepalanya mau pecah setiap hari bertengkar. Tiada hari tanpa bertengkar rasanya aneh karena dari bertengkar kadar sayangnya semakin tinggi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sorry banget pendek chap ini hehehe
Aku sedang ada di masa sibuk buat soal ujian sekolah dan pekerjaan yang tiap hari makin menumpuk :(^^

Aku bakal slow update kali ini sorry banget :(

Bonus pict buat kalian:)

Bonus pict buat kalian:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung lagi jaga lilin 😅 atau cuma pikiranku saja 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jisung lagi jaga lilin 😅 atau cuma pikiranku saja 

Hugs and KissesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang