Part 14 || Keberhasilan Nona Weston

86 10 0
                                    

"Sadarlah, ini hanyalah sebuah tipuan receh yang bahkan tak kau sadari! Bodoh jika kau masih ditakuti oleh khalayak, aku aja enggan takut padamu. Citramu bisa saja memburuk karena tertipu olehku."


Nona Weston

🥂🥂🥂

"Dia hanya memintamu, meminta agar kau ada di akhir sisa hidupnya. Aku tak bisa menolaknya, walaupun kita baru saja jadian. Jadi, hanya ini permohonan kami, para wanita yang berarti di hidupmu. Tolong, turuti apa pun yang Grace mau."

Permintaan Alexa itu tentu membuat semuanya tercengang. Axelle dan sang kakak juga terus menatap gadis itu lekat-lekat. Jika sesuai penglihatan Axelle, mata Alexa menyiratkan sebuah keterpaksaan. Namun, jika sesuai penglihatan Arga, mata Alexa terlihat biasa-biasa saja. Seolah, gadis itu tak keberatan jika harus mengikhlaskan sang pacar ke wanita lain.

"Nggak bisa gitu, Alexa! Gue pacar lo, dan lo pacar gue. Kita baru aja jadian tadi pagi, jangan terpedaya dengan ucapan pengkhianat itu!" sergah Axelle sembari menunjuk Grace yang berdiri terisak. "Sekali pengkhianat, tetap akan terus menjadi pengkhianat! Siapa yang tau kalau dia bohong! Mulut pengkhianat itu, penuh dengan dusta!" ujar Axelle dengan tajam. Air mata Grace makin menetes deras.

"Maaf, Xel, tapi jiwa kemanusiaan gue udah muncul. Gue mohon, demi gue, turuti apa pun mau Grace!" mohon Alexa. Tangannya disatukan dan tatapannya penuh permohonan. Axelle tak kuat melihat itu, ia memalingkan wajah agar tak menatap mata sang pacar.

"Axelle, lo cinta, 'kan, sama gue?" Pertanyaan itu yang membuat Axelle kembali menatap pacarnya. "Seperti lo yang cinta sama gue, Grace juga cinta sama lo. Dia sahabat lo, 'kan? Jadi, lo nggak akan sulit menerima dia sebagai pasangan juga. Anggap, hubungan persahabatan kalian itu telah mencapai puncak tertinggi.

Pandangan Alexa teralih pada Arga, "Axel, kita pergi dari sini, ya? Ada yang harus aku bicarakan sama kamu."

Arga mengangguk sebagai jawaban. Dua insan itu berlalu dari sana, setelah Alexa kembali memakai topengnya. Hati Axelle ingin sekali menyusul mereka, hatinya juga cemburu ketika melihat orang yang ia cinta pergi bersama sang kakak. Namun, kakinya seolah enggan dibuat melangkah. Dia masih ingin menetap di aula itu. Seolah, semuanya telah membeku dan terpaku.

Ray dan yang lain pun masih tak percaya dengan kejadian barusan. Alexa, si Nona Y'S, apakah benar telah menjadi pacar Axelle? Jadi, tadi pagi mereka jadian? Pertanyaan itu tentu ada di benak mereka. Namun, enggan untuk ditanyakan. Apa yang Alexa katakan tadi sudah jelas sebenarnya, tapi mereka masih tidak percaya, bahwa seorang Y'S bisa jatuh cinta. Lalu, pertanyaan-pertanyaan juga masih tertuju untuk Grace. Tentang alasan konyol gadis itu berkhianat. Padahal, semua tahu apa konsekuensi atau hukuman untuk orang macam dia.

Ray memilih untuk mencoba abai. Dia membawa Sherly pergi dari aula itu. Masih ada Nathan, Grace, Axelle di sana. Nathan yang memandang kosong ke arah Grace. Padahal, ia sudah lama memendam sebuah rasa cinta untuk sahabat wanitanya itu. Namun, ternyata Grace mencintai sosok Axelle. Harusnya ia sadar sejak dulu, bahwa hati Grace hanya untuk Axelle.

Nathan sadar dari kekosongannya, menatap dua insan yang ada di sana dengan perasaan penuh luka. Saat mata Grace teralih padanya, Nathan memberikan gelengan kepala yang lemah. Menunjukkan, bahwa ia merasakan sebuah kekecewaan untuk gadis yang sempat ia sukai itu.

"Rasa gue buat lo ternyata nggak akan pernah terbalaskan. Hanya Axel, hanya Axel yang berhak mendapatkan hati para gadis. Gue? Gue bahkan terlalu pengecut untuk mengungkapkan segalanya. Thanks, Grace, thanks buat waktu dan izinnya. Izin untuk memiliki rasa sama lo. Perlindungan gue nggak akan berakhir. Rasa gue juga nggak akan cepat melebur. Gue, akan selalu ada buat lo, kalau lo butuh seseorang." Setelahnya, Nathan juga ikut pergi dari sana. Meninggalkan Axel dan Grace berdua saja.

Behind The Darkness [#MG2]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang