30 : Work It

61 13 28
                                    

120821















03 Agustus, 2019.
Daerah istimewa, Yogyakarta.

23.15

Jaemin telah sampai dirumah setelah pulang bekerja, lampu ruang tamu dan teras juga sudah pada mati. Sepertinya Wendy dan Rangga juga sudah tidur.

Ia segera mencuci kakinya dahulu agar merasa lebih nyaman, ia menggantung jas dokternya dikamar. Kini menyisakan kemejanya dan celana bahan itu

Jaemin beralih pergi ke kamar Jisung, biasanya juga selepas pulang bekerja ia bersama Jisung dikamarnya. Hanya sekedar rebahan disana, menemani Jisung yang sedang mengerjakan novelnya.

Membuka pintu kamar Jisung langsung disapa oleh sejuknya ruangan itu karena pendingin ruangan, Jaemin merasa lega.

"Adem'e, diluar tadi puanas pol," ujarnya merebahkan tubuhnya di kasur Jisung.

(dinginnya~)

"Nggak hujan, kah?" tanya Jisung masih fokus pada laptopnya

"Enggak, cuacanya aja memang panas banget dari kemaren." jawab Jaemin lalu menguap.

"Udah makan?" tanya Jisung

"Hm... Belum, gopud yuk, Jis." ajak Jaemin masih tidur dikasur Jisung

"Gas lah, makan apa?" Jisung mengambil ponselnya dan membuka aplikasi pesan makanan.

"Mekdi mau?" usul Jisung masih menggilir menu makanan dalam ponselnya, kebanyakan warung makanan ya tutup karena sudah hampir larut begini. Kecuali yang Jisung omongkan tadi kan memang buka dua puluh empat jam.

"Boleh, boleh. Kakak pesankan apa aja sembarang, yang penting jangan ayam."

"Oke,"

"Wuish, suruh nunggu sepuluh menit doang, Mayan." ujar Jisung kembali fokus pada laptopnya.

"Ya 'kan keluar komplek ini ada banyak foodcourt,"

Alis Jisung terangkat satu "Iya kah?"

"Iyalah, kamu aja yang gak pernah kesana. Makanannya enak-enak sih, tapi mehong. Makanannya ya biasa aja ga ada yang menarik." ujar Jaemin.

***

05 Agustus, 2019.
Daerah istimewa, Yogyakarta.

Jisung menguap beberapa kali sambil menatap layar laptopnya, apapun sudah ia lakukan. Mendengar lagu, memesan kopi dan cemilan. Tetap saja masih terasa ngantuk

Chenle melirik Jisung didepannya "Ngantuk berhenti dulu Sung. Gausah dipaksain biar aku aja," ujarnya tersenyum jahil.

"Lah kok belok anda, sa ae si mamas." kata Jisung terkekeh

"Mamasmu kui, jijik ewh."

"Eh kamu gak sholat dulu, Sung? Dah mau jam dua loh," ujar Chenle, baru kali ini Jisung hampir tertinggal ibadahnya karena novel yang sedang ia koreksi itu yang membutuhkan waktu lama.

"Ya' allah lupa, sholat dulu deh. Makasih, Le, diingetin. Aku tak ke musholla dulu." ujar Jisung dengan nada buru-burunya, menutup laptopnya dan mengemas barang-barangnya didalam tas.

"Yoi, santai." ujar Chenle mengambil tas Jisung.

Kesibukan Jisung hanya kuliah dan juga menulis novel yang ia kerjakan ini, bab novel yang banyak dan harus ia koreksi lagi. Tentunya tak membutuhkan waktu yang sebentar, ia saja hampir satu tahun mengerjakan novel itu. Dan tahun ini baru ia koreksi lagi.

Jika dipikir, dua kesibukan itu sangatlah ringan? Oh tentu tidak.

Ia kuliah juga pulang dengan jam yang tak menentu, Jisung juga hanya seorang mahasiswa kupu-kupu. Banyak juga kegiatan sosial yang diadakan di kampusnya, tapi Jisung memilih tak mengikuti. Mengoreksi novel saja sampai setengah mati dia.

Sebelum novel yang ia kerjakan saat ini, sebelumnya juga ia pernah membuat novel yang ia kerjakan sedari kelas 12. Dan baru ia kirim ke penerbit saat libur setelah wisuda SMA.

Tapi ternyata ia gagal saat itu, penerbit tidak menyetujui hasil novel Jisung. Itu tidak papa bagi Jisung, ia awalnya juga hanya iseng. Lalu berniat mengirim novelnya ke penerbit, tapi ternyata gagal. Namanya juga mencoba.

Kira-kira sembilan bulan kemudian, ia mencoba lagi membuat novel itu. Itu kisah nyata yang Jisung alami selama ini.

Story of my life

Tidak bertele-tele judulnya, yang penting Jisung sudah membuatnya se-menarik mungkin. Ia bercerita tentang dirinya yang dulu, tentang dia mengetahui apa itu mimpi juga, mulai mengetahui beberapa hal yang menarik juga menurutnya.

Sebenarnya tak ada keharusan didalam kamus Jisung saat menulis novelnya, malahan itu membuatnya tidak enak. Maksudnya, terburu-buru. Nantinya ada yang tertinggal, kesalahan dan lainnya.

Ia juga santai menulis novelnya, kadang juga ia dibantu oleh Chenle atau hanya menemani Jisung.

I'm just far away from home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang