31 : Long Live

77 14 46
                                    

120821




Ini bakalan panjang ya, seneng kan kalo chapternya panjang :b











13 Agustus, 2019.
Daerah istimewa, Yogyakarta.


Jaemin berdecak kesal melihat motornya yang mogok, padahal ia isi bensin pun sudah. Hampir setengah jam ia berkutat dengan motornya itu, hingga bulir-bulir keringat yang bercucuran di wajah dan badannya.

"Sabar, sabar, orang ganteng harus sabar."

"Fiks, Jeje pasti mogok. Harus masuk rumah sakit," ujar Jaemin menunjuk motornya, ya. Nama motornya itu 'Jeje', suka-suka dia lah.

Ia merongoh ponsel didalam tas selempangnya dan mencari kontak milik Jeno lalu menelepon sohibnya itu.

'Panggilan tidak diterima'

"Leh? Tadi perasaan baru dia on?"

"Jen, angkat plis dong!"

Ia mencoba menelepon lagi.

'panggilan tidak diterima'

"Oalah jangkrik."

***

Jaemin harus merelakan setengah jam yang berharga itu hanya untuk berangkat kerja, tadi ia terpaksa naik bemo. Lagi-lagi sekitar dua puluh menit menunggu bemo yang tak kunjung datang membuat Jaemin kesal dengan hari ini, Mana cuacanya sangat panas lagi.

Jaemin berlari memasuki pintu masuk rumah sakit, rambutnya sedikit berantakan karena terhempas angin dan juga bulir keringat yang masih setia meluncur pada dahinya.

Ia langsung menghampiri resepsionis "Eh mas Jaemin, kok tumben datengnya telat?" tanya resepsionis pada Jaemin.

Napas Jaemin sedikit berburu dan tangannya bertengger di meja resepsionis "Aduh maaf, Mbak. Motor saya tadi mogok. Jadinya saya naik bemo tadi," jawabnya

"Saya telat, ya, Mbak. Banyak pasien yang nunggu?"

Si resepsionis itu menggeleng dan memberikan map pada Jaemin "Baru ada dua pasien yang menunggu kok, dua-duanya juga baru datang."

Jaemin mengangguk paham "Ohh yowes, makasih, ya. Saya permisi dulu." ujar Jaemin meninggalkan para resepsionis menuju ruangannya dengan berjalan sedikit terpincang karena kakinya hampir kepleset tadi saat berlari.

"Oalah sib, nasib." gumamnya memasuki ruangannya.

Ini yang paling tak Jaemin sukai, saat ia dijadwalkan shift siang, hanya ia yang suka mengambil shift malam atau sore. Ini kali keduanya ia terlambat lagi datang ke rumah sakit di siang hari, sedikit membuatnya lelah. Tapi inilah kerja ya, sabar.

Setelah menangani pasien terakhirnya tadi sebelum istirahat, ia menyadari bahwa penampilannya yang masih amburadul. Sungguh, dia sangat malu bagaimana tadi orang-orang melihatnya.

"Ya' Allah, kaya gembel."

Ia mengaca pada layar ponselnya dan membenarkan rambutnya lalu membasuh wajahnya agar terlihat sedikit segar.

Ia keluar dari ruangannya dna melihat sekitar yang suasana sedikit tenang, tak ramai-pun tak sepi juga. Beberapa dokter dan suster lalu lalang disana dan juga pasien yang sedang menunggu resep obat.

"Eh, Jeno!" Jaemin menghampiri Jeno yang lewat di seberangnya.

"Oi? Darimana aja? Nggak keliatan dari tadi," tanya Jeno

I'm just far away from home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang