Epilog.

93 17 75
                                    

130821






Kita bukan lagi seorang 'teman', kalian adalah keluarga ku. Kalian rumah ku.
















"Ya' Allah, Haechan! Kamu ritual apa to dikamar mandi lama banget! Cepetan napa!"

"Sabar, Njun! Bentar lagi nih!"

Renjun berdecak sambil berkacak pinggang didepan pintu kamar mandi, tiga puluh menit setelah mereka datang tiba-tiba saja Haechan langsung menguasai kamar mandi untuk 'ritual' katanya.

Beberapa saat kemudian Haechan keluar dari kamar dan langsung berpas-pasan dengan Renjun yang masih setia menunggu diluar dengan wajah juteknya itu.

Haechan menyengir "Hehe, maap."

Renjun hanya melengos dan pergi begitu saja menuju dapur, "Eh, katanya mau ke kamar mandi? Mencak-mencak suruh aku keluar, pas udah kelar ga jadi." Sindir Haechan.

"Biar bau itu keluar dulu." Sahut Renjun.

Haechan melotot "Jangan suka su'udzon, ga baik. Udah tak siram pake karbol tuh sekalian biar harum wangi." Ujar Haechan dengan nada yang sengaja ia lebih-lebihkan.

Tanpa menjawab, Renjun pun langsung pergi ke kamar mandi.

"Chenle! Tolong beliin seladah gih! Sama Jisung tuh," Panggil Jaemin sedang menyuci beras di dapur.

Chenle tadinya selepas pulang dari gereja itu hanya menonton kartun dengan Jisung di ruang tamu, masih suka lupa umur memang. Suka-suka mereka lah.

Chenle melangkah menuju Jaemin yang di dapur "Aku nggak tau letak-letak orang jualan, mas Jaem." Ujar Chenle.

"Iyaaa makanya itu, sama Jisung sana. Dia tau kok." Ujar Jaemin mengeluarkan dompetnya.

"Wes, gausah. Pake uangku aja."

"Yaudah, ati-ati naik motornya ya."

"Okee."

Mereka ber-enam, berada dirumah lama. Sebut saja rumah kenangan, ruang bapak dan ibu Jaemin. Jaemin membangun ulang rumah itu, tak banyak yang berubah. Bahkan sama sekali tak berubah, hanya membenarkan dinding, atap rumah yang berlubang.

Jaemin dan Jisung kekeuh tak ingin mengubah apa pun dirumah itu, agar sama seperti dulu. Sampai kamar Jena yang untungnya tak ada lubang sama sekali itu, Jaemin dan Jisung yang membersihkan sendiri.

Butuh beberapa bulan untuk membangun ulang rumah itu, dan akhirnya selesai juga. Tak hanya Jaemin dan Jisung, Haechan, Renjun dan Jeno juga seperti berkumpul seperti jaman SMA dulu. Dan tentunya yang pertama kali datang ke rumah bapak dan ibu, Chenle.

"Coba aja aku udah kenal Jisung sejak jaman kecil kaya kakaknya, pasti aku bakal betah banget di rumah ini."

Siapa saja boleh dirumah itu, tidak Jaemin larang, kamar Jisung yang lama pun dibuat Jisung untuk menulis cerita novelnya. Kamar Jena, setiap hari saat dirumah itu selalu Jaemin bersihkan. Jaemin menaruh banyak foto dirinya dan Jena, Jisung juga.

Kini, mereka sedang libur semuanya. Awalnya ingin liburan, tapi tidak jadi. Ini semua Chenle yang mengusulkan, untuk makan-makan bersama. Lebih seru, 'kan? Masak bersama, pun makan sama-sama juga.

Selalu teringat saat SMA dulu, masak makanan dengan bahan apa-adanya dirumah. Memasak makanan dengan asal dan tidak ada syarat apapun, dan dimakan bersama. Itu semua orang pasti suka.

Kini mereka sudah punya kesibukan sendiri, hari ini. Meluangkan waktu untuk bersama-sama, mereka bukan teman lagi. Tapi keluarga.

Oke, kedua dokter itu sedang membakar daging di depan rumah. Jaemin masih berkutat menaruh arang pada alat bakar daging itu.

I'm just far away from home ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang