06 : Vier belum dewasa

190 50 22
                                    

Anet dibantu Vier buat masuk ke mobil ayahnya Vier yang datang menjemputnya. Gimana pun Vier ikut dibawa mereka pulang. Dan karena gak enak sama Anet akhirnya Anet mau dianterin pulang sama mereka.

Anet mau bilang kalau dia bawa motor sendiri. Tapi Vier melas-melas buat Anet ikut ke mobilnya. Vier takut dimarahin, makanya dia minta cewek itu buat ikut.

Cewek itu diam-diam menghirup udara dengan dalam. Suka banget wangi parfum ayahnya Vier. Parfum mahal nih.

"Blok apa rumahnya?" Tanya ayahnya Vier dengan nada dingin.

Takut banget bapaknya. Anet aja yang otang lain takut apalagi Vier anaknya.

"Blok W om." Sahut Anet. Itu bukan rumahnya sii, patokannya doang.

"Hmm dibelakang."

"I-iya om." Gugup Anet.

Emang kalau rumah Anet dibelakang kenapa dah?

"Temen?" Tanya ayahnya Vier.

"Iya om."

"Cantik kamu." Puji ayahnya Vier.

Anet geer. Dia senyum-senyum sendiri. Padahal ibunya aja gak pernah puji dia cantik.

"Bapaknya kerja dimana?" Tanya ayahnya Vier lagi.

"Di Damri om."

"Supir?" Tebak ayah Vier.

"Iya om."

"Kalau ibunya dimana?"

"Buruh om."

"Ohh."

Anet sedikit gak enak saat mendengar nada bicara ayah Vier yang kedengerannya gak tertarik. Emang kalau pekerjaan ayahnya supir kenapa?

Satu mobil canggung seketika. Anet tersinggung. Bener kesinggung. Dia gak ngomong lagi.

Mobil pun berhenti saat sampai di blok yang Anet maksud. Saat Anet hendak turun, Vier menepuk pundaknya.

"Tengkiu, net."

"Oke, gue balik ya?"

Setelah Anet turun, ia melambai pada Vier yang terlihat tertekan di dalam mobil.

Kasian Vier.

"A?" Panggil ayahnya saat mereka sudah lumayan jauh dari rumah Anet.

"Apa?"

"Kamu pacaran sama dia?"

"Enggak, kita temenan doang." Sahut Vier.

"Kalau temenan kenapa lendot-lendotan? Kamu pikir ayah gak liat? Pantes emang kamu lendotan ke cewek kayak gitu?"

"Kepalaku kena bola basket ayah. Anet nenangin aku."

"Halah, kamu itu lelaki. Kena bola basket doang tepar."

"Kan kepala aku gak boleh kebentur keras-keras ayah. Ayah lupa?" Sewot Vier.

"Sewot sama ayah kamu?"

"Ayah udah. Xavier, kamu jangan gitu sama ayah kamu. Gak sopan." Lerai ibu Vier.

Kapan sih suami sama anaknya akur?

"Kamu jauhin cewek itu. Masa depannya gak ke jamin." Ujar ayahnya Vier.

"Cuma karena orang tuanya supir sama buruh ayah langsung ngeliat masa depan Anet jelek gitu?" Tanya Vier sensi.

"Mau kuliah juga duit darimana? Gak akan mampu dia. Mungkin sekolah juga SPP nya nunggak."

"Ayah bisa gak sih gausah jelek-jelekin orang hah?!" Bentak Vier.

The Fanboy [TaeRin]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang