37 : ......

158 45 104
                                    

Sorry baru up jam segini. Ngetik nya pake laptop, lama😭

"Kamu terlalu manjain anak itu." Omel Rafli pada istrinya saat mereka sudah pulang dari hotel.

Bianca tadi kembali tanpa Vier. Tadinya Bianca tidak mau mengatakan Vier dimana dengan jujur. Namun setelahnya ditanya oleh papanya sendiri Bianca pun akhirnya jujur kalau Vier pergi menemui pacarnya.

Pikiran Rafli pun teringat pada anet. Gadis yang ia tak sukai. Dan feelingnya pasti putranya menemui gadis itu. Dan bahkan kini bahkan mereka hanya pulang berdua, tanpa Xavier.

Wajar Rafli marah. Ia takut putranya kabur.

"Hapenya kok bunyi disini?" Tanya ibu Dita yang kini sedang menghubungi ponsel anaknya.

"Hapenya aku bawa Dita. Percuma nelpon dia." Jawab Rafli.

"Kenapa kamu ambil?"

"Biar dia gak asik sama hape selama acara." Sahut Rafli.

Pria paruh baya itu duduk dipinggir ranjang lalu mengacak rambutnya dengan kasar. Sial, Rafli begitu kesal saat ini. Ia berusaha menahan amarah agar tidak meluapkannya pada istrinya.

Suara hujan diluar tidak menganggu pendengaran pak Rafli saat ia mendengar seseorang yang ricuh dipagar. Dia yakin itu putranya.

Berjalan keluar rumah. Ia langsung menatap putranya yang tengah berusaha memanjat pagar yang sudah digemboknya dengan kesulitan. Gak Rafli bantu. Dia biarin aja putranya berusaha sendiri.

"Cepet! Xavier udah lebih dari 30 detik!" Bentak Rafli.

Mental Vier menciut. Mendadak ia flashback saat pendidikan militernya dahulu.

"Lama kamu!" Akhirnya pria itu pun membantu putranya yang kesulitan.

Udah emosi banget dia ke Xavier. Mana lelet, nangis lagi. Segitu ini kesalahan dia sendiri. Kayak bukan tentara aja.

"Sini kamu." Ia pun mencengkram pakaian belakang Vier yang basah kuyup untuk masuk kedalam rumah. Takut tetangganya ribut kalau misalkan Rafli marahin putranya diluar rumah.

"Sakit ayah!" Ujar Vier, dengan suara yang menahan nangis.

"Buka baju kamu! Cepet! 1! 2! 3! ... "

Karena ayahnya mulai menghitung. Vier pun buru-buru membuka tuksedonya dan kemeja basahnya dengan terburu-buru. Vier sering dimarahin ayahnya yang sedang mode militer begini. Dan karena Vier pun sudah masuk dunia militer. Ia tidak selambat biasanya.

"43! 44! 45! Lama kamu!" Bentak Rafli

"Udah ayah!"

"TURUN!"

Vier yang tadinya berdiri pun langsung buru-buru mengambil posisi untuk push up. Untuk Vier sudah terbiasa di militer.

"Kamu kemana tadi?!" Bentak pria paruh baya itu pada putranya yang kini tengah diposisi push up.

Vier tak menjawab.

"Jawab! Punya mulut kan?!"

"Ketemu Anet." Cicit Vier.

"Anet siapa?!"

"Pacarku."

"Sejak kapan kamu pacaran?! WOI ANGKAT! SURUH SIAPA KAMU TURUN?!"

Sial. Kondisi ini begitu mencekam bagi Vier.

"Aku gak kuat ayah." Cicit Vier.

"Kenapa gini doang kamu gak kuat sementara pacaran backstreet kuat hah?!" Bentak Rafli dan membuat putranya itu terdiam.

The Fanboy [TaeRin]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang