07 : Masa mau nolak iPhone

173 48 28
                                    

Setel mulmed yah epribadeh

"Ehh ada Anettt."

Tentunya ibu Vier seneng saat gadis itu berkunjung lagi kerumahnya.

Kemarin ibu Vier sempet gaenak sama gadis itu karena omongan suaminya yang terlalu menohok kemarin. Tapi syukur gadis itu ga trauma dan dateng kesini lagi. Dia kuat mental ternyata.

"Bawa apa itu?"

"Donat tan hehe."

"Ihh repot-repot beli ginian segala." Ujar ibu Vier sebari menerima kotak donat dari Anet.

"Itu mah aa yang beli ibu ishh." Sahut Vier. Dia gak terima lah.

"Ohh aa yang beli toh. Beli berapa itu?"

"Sekotak."

"Bukan, maksudnya harganya kasep."

"Ohh. Dua puluh rebu. Kembalian belanja buat kewirausahaan yang waktu itu. Lupa gak dikembaliin ke ibu hehe. Aww!"

Wanita paruh baya itu menjengut rambut anaknya dengan pelan, "dasar kamu mah, yaudah sana masuk."

"Ihh ibu mau kemana?" Tanya Vier saat ngeliat ibunya buka pintu pagar.

"Ke warung bentar."

"Ibu beliin permen karet." Pinta Vier.

"Kemarin kan dibeliin sama ibu."

"Udah habis di sekolah hehe."

"Yeuu kamu mah. Yaudah ibu beliin. Anet mau permen karet gak?"

Anet menggeleng, "enggak tan ah, aku gabisa makan permen karet wkwk."

"Si Anet mah beliin yang pedes aja bu. Dia mah doyan nya pedes." Timpal Vier.

Walau baru deket beberapa hari. Tapi Vier tau kalau Anet doyan nya makanan pedes.

"Iya ntar ibu beliin."

"Eh bu belinya double ya? Aa juga jadi pengen yang pedes hehe."

"Ishh kamu mah. Jajan wae!" Sahut wanita paruh baya itu.

Ini anak satu kayaknya gatel banget kalau gak jajan sehari. Padahal udah dia kasih jatah uang jajan juga disekolah. Ntar dirumah pasti minta lagi.

Setelah ibunya pergi. Vier pun mengajak cewek itu masuk ke dalam rumahnya.

"Ishh dasar emak-emak. Udah nonton tv gak dimatiin. Bisa aja ke anak ngomel, sendirinya gitu." Gerutu Vier sebari mematikan televisi.

Anet senyum ngeliatnya. Bahkan dari pas diluar. Dia suka liat interaksi Vier sama ibunya yang deket banget gitu. Anet kagum. Soalnya dia sama ibunya gak kayak gitu.

"Dikamar gue ya?" Ajak Vier.

Anet melotot, "dikamar lu? Gak salah?"

"Ya emang kenapa?"

"Gue kan cewek. Lu cowok."

"Astagfirullah lu mikir gue mau nakalin lu gitu?" Tebak Vier. "Gue keliatan kayak cowok sange emang?"

"Ya tapi kan gak etis otan kita sekamar berdua."

"Ya Allah dikamar juga gak ngapa-ngapain anjir. Kita kan mau bikin laporan. Bikinnya di komputer. Mau bantuin ngangkutin layar sama CPU nya keluar kamar gue?"

"Kenapa gak bikin di laptop?"

"Enggak. Ibu gue pasti udah pulang dari warung langsung nyamperin gue. Ntar kalau dia liat gue pake laptop dimarahin. Soalnya laptop khusus buat di luar doang."

The Fanboy [TaeRin]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang