Sepulang sekolah Vier dan Anet keluar sekolah berdua. Biasanya siswa boleh parkir motor di dalem sekolah. Tapi gatau kenapa Anet malah parkir diluar sekolah.
"Net?"
"Apaan? Naik dulu lu cepet ada mobil." Titah Anet yang sudah siap dengan motornya.
Vier pun langsung naik ke atas motor cewek itu dan motor itu pun melaju dengan pelan.
"Lu gak bisa motor banget emang?" Tanya Anet saat sudah berada di atas motor.
"Enggak."
"Mau gue ajarin?" Tawar Anet.
"Ini belanja dulu gimana anjim."
"Eh iya kita kan mau belanja," ujar Anet. "Aneh soalnya kebanyakan cowok-cowok pada gengsi dibonceng cewek."
"Ngapain gengsi?"
"Iya kadang suka malu karena keliatannya kayak yang gak bisa motor." Sahut Anet.
"Ya gue kan emang gak bisa. Ngapain gengsi?"
"Sini mau privat gak ke gue? Semenit tiga puluh rebu. Kalau jatoh nambah jadi lima puluh rebu." Tawar Anet.
"Anjim mahal berasa di rampok."
Mereka pun banyak mengobrol banyak hal dan tak sadar kini mereka telah sampai di supermarket. Anet gak bilang kalau mau ke supermarket. Kaget tiba-tiba diajak kesini.
"Di griya gak lebih mahal emang?" Tanya Vier saat mereka kini telah berada di supermarket.
"Sama aja kek di pasar. Ini kita beli keringan doang. Kalau jamur sama tempe tahunya gue udah pesen ke abang-abang di pasar. Ntar tinggal diambil." Jawab Anet.
"Ntar yang bikinnya elu?" Tanya Vier.
"Iya."
"Terus tugas gue ngapain?"
"Lu kan pinter. Ntar aja bikin laporannya. Sama paling ntar jualan di standnya. Lu kudu ada gamau tau."
"Emang kita mau jualan dimana?" Tanya Vier.
"Pasar kaget minggu." Jawab Anet. "Ntar lu bantuin buka lapaknya ya. Di modifikasi biar gak kayak gubuk prihatin."
"Iyee."
Setelah memilih bahan yang mereka perlukan akhirnya mereka pun menuju kasir dan membayar semuanya. Anet pengen mie ramen instan tadi dan akhirnya mereka beli dua bungkus.
"Gue aja yang bawa, net. Berat." Ujar Vier dan cewek itu pun langsung memberikan kresek belanjaan itu pada Vier.
"Oh gini rasanya dibayarin cowok wkwk." Celetuk Anet.
"Santai. Udah sering gue diporotin cewek."
"Mana ada gue morotin lu." Elak Anet.
"Canda anjim canda. Itu duit emak gue. Gue sengaja minta lebih karena pasti ada hal gak penting lain yang mau dibeli."
Anet tertawa mendengarnya, "hehe makasii."
"Hmm."
"Pulang ini kita kerumah lu ya?"
Vier langsung menatap cewek itu, "ngapain kerumah gue?"
"Masak mie hehe. Laper. Soalnya kalau gue masak dirumah suka dimintain ama adek-adek gue." Sahut Anet polos. "Ya? Ya? Boleh ya?"
"Dirumah gue masaknya pake tungku." Balas Vier.
"Halah boong."
Vier tertawa saat mendengar jawaban Anet, "dikomplek militer gak boleh masak mie. Gak cinta nasi katanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fanboy [TaeRin]✅
Fiksi Penggemar[DITERBITKAN] Xavier Indra Purnama, putra tunggal ayah Rafli dan ibu Dita. Hobi Vier ya ngapain lagi kalo gak nonton korea dan bucinin IU. Ibu nya dukung hobi dia tapi ayah nya enggak, menurut ayahnya Vier terlalu fanatik soal korea. Apalagi ayahnya...