Up pagi gaes kapan lagii aing baik:)
Ditengah-tengah daring nyimpang dulu nge wattpad bentar wkwk
"Curhat apaan? Udah sana tidur di kamar sendiri. Anak bujang gak boleh tidur bareng ibunya. Pamali." Titah Dita.
"Ih mau curhat doang. Daripada aa curhat ke ibu orang."
"Iya tapi udahnya aa pindah ya? Jangan tidur sama ibu."
"Iya ntar pindah."
"Iyong mana? Kesian atuh aa tinggal sendirian." Ujar Dita.
"Lagi main game di komputer. Sebel aa nya dikacangin."
"Euleuh kesian. Yaudah sini mau curhat apa aa teh?"
"Soal cewek." Sahut Vier.
"Si IU?"
"Ihh bukan atuh."
"Siapa atuh? Ihh ibu jadi kebawa logat sunda gara-gara kamu."
"Kan aa nya diem di Bandung. Terus si Iyong ngomong sunda terus mo gimana." Sahut Vier sebari tertawa kecil padahal sebenarnya tidak ada hal yang lucu.
"Ihh kenapa? Ketawa sendiri kayak kunti." Ujar ibu Dita.
Pria yang hampir berumur 20 tahun itu pun menggulingkan tubuhnya agar dekat dengan ibunya lalu menyimpan tangannya di pinggangnya, "bu?"
"Hmm?"
"Ibu masih inget Anet?"
"Astagfirullah inget lah. Dia kemana? Udah bertahun-tahun gak kesini. Gak ada kabar. Dia dimana sekarang?" Tanya wanita itu dengan semangat.
Vier tersenyum saat mendengar ibunya yang begitu bersemangat.
"Kalau ibu suruh milih antara Bianca atau Anet ibu mau milih yang mana?" Tanya Vier.
"Gatau ibu gak bisa milih."
"Kenapa?"
"Ibu sama-sama perempuan, ibu tau persis kalau mereka berdua cewek baik-baik. Anet baik. Dia tulus ke aa. Cuma dia doang yang bisa ngerubah dan ngebujuk aa. Anet emang gak terlalu cantik tapi dia manis banget buat diliat. Dia juga pekerja keras karena dia dari keluarga yang sulit," ujar wanita itu. "Bianca juga baik. Kalau atlet skate kayak gitu biasanya gak bisa deket sama sembarang orang karena dia udah jadi aset negara. Bianca cantik dan dia juga tulus ke aa. Bianca juga pinter ngerjain kerjaan rumah. Pinter masak. Bisa ngebersihin ikan lele juga lagi wkwk padahal ibu aja gabisa."
"Ayahmu sebenernya agak pro ke Bianca. Keluarga Bianca juga sama kayak kita. Kakeknya Bianca dimakamin di taman makam pahlawan juga kayak kakek kita. Meski jabatan ayahnya Bianca gak tinggi-tinggi amat tapi ayah nerima hal itu. Ayah kadang juga suka ngeliatin foto aa yang lagi potsud sama Bianca waktu itu. Kita juga kan bukan dari keluarga biasa. Ayah juga pasti pengen lahh punya besan yang sepantar harkat dan derajatnya."
"Jadi? Ibu juga ngepro ke Bianca gitu?" Tanya Vier.
"Enggak. Ibu gak nge pro ke siapa-siapa. Itu mah ayah yang kayak gitu," jawab wanita tersebut. "Malah ibu kangen Anet a. Dia kemana? Aa ngilang dia juga ngikut ilang. Kalian lost kontak ya?"
Vier menggeleng, "enggak kok, aa masih kontakan sama Anet."
"Punya nomornya? Mana dong minta. Ibu nyariin hape kamu dikamar dua-duanya pada gaada. Bingung ibu. Aa bawa ya dua-duanya? Kok bisa gak ketauan?"
"Hape aa ada di Anet bu."
Wanita itu bingung, "kok di Anet?"
"Iya, tapi ibu jangan comel ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fanboy [TaeRin]✅
Fanfiction[DITERBITKAN] Xavier Indra Purnama, putra tunggal ayah Rafli dan ibu Dita. Hobi Vier ya ngapain lagi kalo gak nonton korea dan bucinin IU. Ibu nya dukung hobi dia tapi ayah nya enggak, menurut ayahnya Vier terlalu fanatik soal korea. Apalagi ayahnya...