class a, the popular boy

2.2K 372 40
                                    

⚠️ sorry if this chap is too long.

Kedatangan empat mobil limosin berhasil menarik atensi seluruh murid serta orang tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedatangan empat mobil limosin berhasil menarik atensi seluruh murid serta orang tua. Apalagi ketika pemilik mobil menampakkan wajahnya, makin jelas sekali membuat mereka menganga hebat melihat parasnya yang begitu tampan dan cantik. Bahkan visual anaknya sama seperti mereka, sebuah definisi bukan produk gagal.

Tahun ajaran baru, murid yang berhasil masuk Victorian School, para orang tua diwajibkan untuk hadir dalam rapat pertemuan dengan kepala sekolah.

Hal ini jelas saja membuat penghuni Nava Palace senang, mereka bisa memamerkan barang-barang mahal serta wajahnya yang awet muda.

Sebenarnya ruang yayasan hanya boleh dimasuki oleh orang-orang tertentu. Tapi karena Thom selaku pemilik sekolah, ia dengan senang hati mengajak teman-temannya untuk santai disana.

Disaat orang tua yang lain sudah berkumpul di aula, mereka malah memilih untuk menetap di dalam ruang yayasan dan tidak mengikuti arahan dari kepala sekolah.

Sangat tidak adil, bukan?

"Lo udah atur murid beasiswa itu?" tanya Jacob seraya merebahkan tubuhnya di salah satu sofa, dengan kepala yang diletakkan diatas paha istrinya

Thom mengangguk. Lantas, ia berkata "Ah, males banget sebenernya. Ibunya sudah meninggal sedangkan Ayahnya hanya bekerja sebagai serabutan,"

"Kok bisa sih, masuk ke sekolah ini?! Malu-maluin nama sekolahan aja," racau Jeffery

Jelas mereka tidak suka, karena hal seperti ini baru terjadi selama Victorian School berdiri. Serabutan? Oh, yang benar saja. Rasanya tidak pantas sekali kalangan kelas bawah seperti itu masuk ke dalam sekolah bergengsi di Korea.

"Karena Kakek gue, noh. Udah tua, masih aja bersikap baik hati ke orang-orang miskin. Dan lo tau? Nilai dia bener-bener diatas rata-rata buat dapet beasiswa disini,"

"Itu artinya, nilai anak gue bakal kalah dong sama dia?!" ujar Rose dengan nada tinggi, ibu yang satu ini memang agak lebay

"Walaupun Jeno selalu dapet nilai bagus tanpa belajar, gue saranin untuk kali ini mending suruh dia belajar, biar bisa ngalahin anak beasiswa," kata Jane

Sebenarnya bisa saja, memalsukan nilai anaknya agar mendapat nilai yang jauh lebih tinggi. Tapi, mereka harus menyuruh anaknya untuk belajar lebih dulu agar tidak terlalu manja dengan orang tuanya.

"Lo enak, Jane. Si Jake pinter begitu, sama kayak lo,"

Thom berdecak sambil menatap Lisa, "Terus si Jay? Tau kan gimana tuh anak? Disuruh belajar aja males, kerjaannya minta contekan mulu, sama kayak lo waktu muda,"

Jay ; suka meresahkan orang tua. Sifat malasnya mengikuti bibinya.

"Anjing lo, kereta!"

"Tapi, kalau kejadian masa lalu keulang, gimana? Gue takut semua anak pemilik beasiswa punya sifat yang sama," pertanyaan Jisoo membuat teman-temannya diam

highclass ; next drama― taennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang