selfishness and anger

1.5K 320 54
                                    

Di unit paling tinggi tepatnya lantai 99 kediaman keluarga Vabian, mereka sedang makan malam bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di unit paling tinggi tepatnya lantai 99 kediaman keluarga Vabian, mereka sedang makan malam bersama. Setelah melewati drama yang harus dihadapi oleh keluarga ini, akhirnya bisa berkumpul sesuai apa yang diharapkan Jay ketika sang Bunda pertama kali kembali menetap di Korea.

Tapi sepertinya tidak berjalan sesuai ekspetasi. Kejadian tadi pagi membuat kedua anak dari Thomas Vabian dan Jane Bagaskara belum akur sedikit pun. Bahkan rumah yang biasanya ramai karena si kembar yang selalu bertingkah bodoh pada Papanya, kini sangat sunyi, hanya suara dari sendok yang tergesek oleh piring.

"Beruntung sebentar lagi kalian mau ulang tahun, hadiahnya mau megang warisan yang mana?" ucapan Thomas menjadi pertanyaan pertama yang keluar diantara mereka

"Aku mau jadi penerus pemilik Victorian School." ujar Jay tanpa mengalihkan atensi dari piringnya

Jake menaruh sendok dan garpu di atas piring ketika mendengar ucapan Jay. Ia menatap kembarannya tidak suka, "Seriously, Jay? Bukannya lo milih buat pegang Nava Palace? Itu kan warisan gue,"

"Emangnya gue peduli? Lagian Papa yang nyaranin, gue bisa dong, ganti hak?"

Jake berdecak, masih pagi suka sekali memancing keributan "Tapi persetujuan harus ditentuin sama dua orang, dan gue gak setuju."

"Gue juga gak setuju. Kenapa gak lo aja yang pegang Nava Palace? Secara lo kan anak kesayangan Bunda banget,"

"Kenapa? Cemburu karena merasa lo kurang diperhatiin sama Ibu sendiri?" sindir Jake

"Cemburu? Ngapain cemburu sama adik gak tau diri?"

"Hey, kenapa jadi berantem, sih?" tegur Jane

Kedua orang tuanya juga tidak paham kenapa mereka berdua jadi gampang sekali terpancing emosi. Hanya karena masalah sepele dan Jay cemburu karena tidak diajak pergi liburan, mereka malah bertengkar begini.

"Terserah. Biar orang tua kita aja yang nentuin."

Si kembar bangkit dari kursi bersamaan, Jake sedikit mempercepat langkahnya agar berdekatan dengan Jay.

"Lo baru peduli kalau gue mati deh, kayaknya."

"Oh ya? Malah gue lebih seneng kalau lo gak ada, gak ada saingan buat dapetin apapun." kata Jay setelah diam beberapa detik, lalu menghadap ke arah Jake

Jake tersenyum sambil menganggukan kepalanya. Lantas, ia berkata "Mungkin nanti derita lo sama kayak Papa, nyesel setelah ngeliat orang yang disayang, mati karena sia-sia."

"Dih, siapa juga yang sayang sama lo?"

Ia meninggalkan Jake begitu saja yang masih berdiri di bawah sana. Terserah, Jake juga tidak peduli kalau kembarannya marah dengannya. Kau pikir Jake tidak bisa hidup kalau tidak ada Jay?

Mohon maap saja, Jake punya Sunghoon yang bisa menjadi pengganti Jay.

Mohon maap saja, Jake punya Sunghoon yang bisa menjadi pengganti Jay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
highclass ; next drama― taennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang