"Kau yakin garisnya ada dua?"
Dengan keningnya yang berkerut, Sooyoung mengangguk pasrah dan menghela nafas pelan. Mengeluarkan testpack dari saku celana dan meletakkannya di atas meja. Di saat yang bersamaan, Seungwan mendelik dan menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Aku akan segera menjadi bibi."
"Bukan itu masalah yang ingin ku bahas kak."
Ujar Sooyoung kesal dan memasukkan kembali benda itu ke dalam celana.
"Sekarang apa yang harus kulakukan?"
"Kau sudah memeriksakannya ke dokter? Benda itu tak selalu akurat."
"Aku takut hasilnya akan sama saja. Ah, apa yang harus kukatakan pada kak Sungjae."
Desahnya seraya menenggelamkan wajah di atas lengannya yang bersandar pada meja.
"Pertama, sebaiknya kau pastikan lagi dengan memeriksakannya ke dokter kandungan. Setelah itu, barulah kau memberitahu kekasihmu."
"Kakak ingin aku mengatakan padanya bahwa aku hamil? Yang benar saja!"
"Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau akan menggugurkannya?"
"Itu.. Tentu saja tidak. Apa dosa yang anak ini buat hingga aku ingin melenyapkannya.."
Sahut gadis itu dan mengusap pelan perutnya.
"Lalu?"
"Tapi aku tidak tega jika harus memberitahunya. Kami bahkan tak pernah melakukannya. Coba kakak bayangkan betapa kecewanya dia saat mengetahui bahwa ia bukan yang pertama."
"Anak ini benar-benar. Bagaimana bisa kau masih memikirkan hal itu?"
"Kak, aku harus bagaimana?"
"Cepat atau lambat ia akan segera mengetahuinya. Jadi akan lebih baik jika Sungjae mengetahui hal ini langsung darimu. Keputusan apa pun yang akan ia ambil nantinya, itu adalah konsekuensi yang harus kau terima."
Putusnya sembari bangkit dan berjalan menuju dapur. Meninggalkan Sooyoung yang kembali menghela nafas kasar.
Di lain tempat, ada orang yang sama frustasinya kini. Ia baru saja mendapat kabar jika dalam tiga hari, kakeknya itu akan segera kembali ke Korea. Dan itu artinya, hidupnya bergantung pada kurang lebih 72 jam lagi.
Chanyeol meneguk nyaris setengah botol soju dalam genggamannya. Melonggarkan ikatan dasinya seraya melepas jas yang ia kenakan. Pria itu lantas bangkit dan berjalan menuju jendela. Memandang jalanan kota Seoul yang sedikit ramai melalui ruang kerjanya.
"Siapa yang harus kunikahi..."
Gumam pria itu gusar.
-
Sooyoung memainkan sedotan pada gelas minumannya dan menghela nafas panjang. Hal yang akhir-akhir ini sering ia lakukan.
"Usia kandungan anda sudah memasuki minggu ketiga. Selamat."
Sederet kalimat yang baru saja di dengarnya beberapa saat lalu kembali terngiang di benak gadis itu.
"Selamat apanya.. Hidupku berada di ambang kehancuran. Ah, tidak nak. Aku tak mengatakan bahwa kau penyebabnya. Ayahmu lah penyebabnya."
Ucap Sooyoung yang dengan terburu-buru meralat ucapannya.
"Ayah apanya.. Ia bahkan tak pantas mendapat gelar itu."
Sooyoung mengusap lembut perutnya dan menggeleng berulang kali. Pandangan gadis itu beralih pada pintu cafe yang terbuka. Menampakkan sosok pria yang sedari tadi ia nantikan namun ingin ia hindari di waktu yang bersamaan.
"Maaf aku terlambat. Ada beberapa pekerjaan yang harus ku selesaikan."
"Tidak apa. Aku juga baru tiba."
Sahut gadis itu tersenyum tipis seraya menyodorkan segelas ice Americano yang ia pesan sebelumnya.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
Tanya Sungjae setelah meneguk minumannya. Membuat raut wajah gadis di hadapannya perlahan berubah. Sooyoung menggigit bibir bawahnya dan tertunduk sejenak. Memainkan jemarinya dan nampak ragu-ragu.
"Sooyoung?"
"Kak.. Sebenarnya.."
Gadis itu menggantung ucapannya. Kembali mendongak dan menatap dalam pada sepasang netra yang setia menunggunya untuk melanjutkan kalimatnya.
"Kak.."
"Ada apa?"
"Maaf."
Ujarnya kembali tertunduk dan menghela nafas panjang. Membuat pria itu menatapnya bingung kini.
-
Chanyeol memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Setelah memastikan tak ada kendaraan di belakangnya, ia perlahan membuka pintu mobilnya. Melangkahkan kaki hendak memasuki sebuah cafe yang biasa ia datangi di jam istirahat. Namun langkah pria itu terhenti kala ia melihat keributan tepat di depan pintu cafe tersebut.
Chanyeol mengernyitkan keningnya kala melihat sosok gadis yang tak asing baginya. Kedua orang di hadapannya terlihat tengah dalam perdebatan yang serius dengan teriakan dan makian yang berulang kali sang pria lontarkan. Membuat Chanyeol menatapnya tak suka. Rahangnya mengeras tat kala dilihatnya pria itu hendak melayangkan pukulannya. Ia berjalan mendekat dan menahan pergerakan tangan pria yang bahkan tak dikenalnya.
"Lepaskan aku!"
"Tolong hentikan. Kau sedang berada di tempat umum."
Ujarnya dan mengalihkan pandangan pada Sooyoung yang tampak terkejut.
"Siapa kau beraninya ikut campur urusanku?"
"Kau mengganggu kenyamanan semua orang. Apa kau tak melihat semua orang memperhatikan kalian saat ini?"
"Ini bukan urusanmu. Kecuali kau adalah ayah dari bayi yang kekasihku kandung."
Ujarnya membuat Chanyeol terdiam.
"Jadi berhenti bersikap seperti pahlawan. Kau bukan siapa-siapa. Ayo."
Saat Sungjae hendak menarik tangan Sooyoung, Chanyeol menggenggam satu tangan gadis itu hingga membuat langkah keduanya kembali terhenti.
"Lepas."
"Apapun alasannya, bukankah memukul seorang gadis adalah tindakan pengecut?"
"Apa?"
"Jadi lepaskan tangannya jika kau tak ingin aku memanggil polisi. Ada banyak saksi mata disini."
Sungjae mengedarkan pandangannya sejenak sebelum pria itu melepas kasar genggaman tangannya.
"Kita akhiri disini. Aku harap kita tak pernah bertemu lagi."
Ucap pria itu pada akhirnya sebelum bergegas pergi. Sementara Chanyeol, tanpa sepatah kata, pria itu melepas genggaman tangannya dan berjalan memasuki cafe. Meninggalkan Sooyoung yang menatapnya tak percaya kini.
Setelah terdiam beberapa saat, gadis itu berbalik dan kembali memasuki cafe. Mengedarkan pandangannya dan mendapati sosok Chanyeol yang terduduk di sudut ruangan. Dengan langkah cepat, ia bergegas menuju meja tempat pria itu berada.
"Tanggung jawab."
Adalah dua kata yang Sooyoung ucapkan begitu tiba di hadapan Chanyeol membuat pria yang semula tampak serius dengan ponsel di tangannya itu pun menoleh. Menatap bingung pada gadis di hadapannya yang memandangnya kesal.
"Apa?"
"Kau harus bertanggung jawab."
Ujarnya sekali lagi membuat keduanya tenggelam dalam keheningan yang mereka ciptakan sendiri.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage by Accident [END]
Fanfiction{FANFICTION} "Tanggung jawab." Dua kata yang Sooyoung ucapkan pada sosok pria yang baru di kenalnya beberapa waktu lalu. Adalah Chanyeol, pria yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya itu pun mendongak dan menatap gadis yang berdiri tak jauh darinya...