21

735 100 14
                                    

Hayy ~~
Maaf aku slooowww update 😅
Lagi gak minat nulis sih. Karena kerjaan, kebanyakan bacaan, dan sibuk baperin real lifeku 😂
Ini aja lanjut karena harus memaksakan diri. Kalo nggak, gak bakal cepet ke konflik nanti kita 🙊
Tenang, untuk cerita ini aku mainin konflik yg ringan2 aja kok.
Selamat membaca ~~~

***

Sooyoung membelalakkan matanya kala pintu terbuka dan menampilkan sosok Chanyeol yang terlihat sedikit kacau. Sejak tadi wanita itu memang sengaja menunggu di ruang utama karena waktu yang kian larut dan ia tak mendapati keberadaan suaminya di kamar.

"Ada apa?"

Tanyanya bergegas mendekati pria yang kini berpegang pada salah satu pilar ruangan dan berusaha untuk tetap tegak berdiri. Chanyeol menoleh menatap sang istri dengan tatapan sayu dan nafasnya yang tak teratur. Keringat dingin terlihat membasahi wajahnya. Sontak wanita itu meletakkan punggung tangan di kening suaminya.

"Kau demam."

"Aku tidak apa-apa. Mengapa kau belum tidur?"

Ucap pria itu seraya melangkah dan nyaris terjatuh jika saja Sooyoung tak menahan tubuhnya.

"Tolong bawakan handuk dan juga baskom berisi air hangat."

Titah Sooyoung begitu melihat salah seorang pelayan datang menghampiri. Pelayan itu pun membungkuk dan mengangguk sebagai jawaban.

Dengan sedikit kesusahan ia membantu Chanyeol memasuki kamar. Merebahkan tubuh sang suami di atas ranjang. Pria itu memejamkan matanya erat untuk beberapa saat sebelum kembali membukanya. Sementara Sooyoung melepaskan ikatan dasi yang terasa mencekik dan melepas beberapa kancing kemeja pria itu. Tak lama pintu di ketuk dan pelayan berdiri di ambang pintu. Sooyoung mengangguk memberi persetujuan bagi pelayan itu untuk masuk.

"Terima kasih. Kau boleh pergi."

Ujarnya yang kembali mendapat anggukan. Pelayan itu pun pergi dengan menutup pintu kamar.

Sooyoung beralih menatap suaminya yang nafasnya terdengar semakin memburu. Ia kembali menempelkan punggung tangan pada kening suaminya dan menghela nafas khawatir.

"Apa yang kau lakukan hingga sakit begini?"

Gumamnya seraya mulai merendam handuk dan memerasnya sebelum ia tempelkan di kening Chanyeol. Kedua mata pria itu kembali terpejam dengan alisnya yang berkerut.

"Kepalamu sangat sakit?"

Enggan berucap, pria itu hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.

"Kau sudah makan malam?"

Lagi. Chanyeol hanya menanggapinya dengan anggukan.

"Kalau begitu ayo minum obat."

"Aku sudah meminumnya dalam perjalanan pulang."

Sahut pria itu pada akhirnya dan kembali membuka mata. Beralih menatap sang istri yang tampak jelas gurat kekhawatiran di wajahnya. Menghasilkan seulas senyum manis di wajah Chanyeol. Jemarinya bergerak mengusap lembut perut besar Sooyoung. Dan tak lama sorot matanya yang meredup kembali membulat sempurna. Seolah terpana akan suatu hal.

"Dia menendang. Sooyoung dia sudah bisa menendang!"

Ucapnya antusias. Lain halnya dengan Sooyoung yang tersenyum masam. Ini sudah memasuki bulan ketujuh dan suaminya yang super sibuk itu baru merasakan tendangan bayinya. Tentu saja bayi itu sudah bisa menendang. Bahkan akan menjadi sangat aktif pada malam hari.

"Ada apa?"

Tanya Chanyeol yang menyadari jika istrinya sedari tadi hanya diam. Sooyoung menggeleng pelan dan tersenyum. Meraih kembali handuk di kening sang suami dan membasahinya lagi dengan air. Kembali meletakkannya di kening Chanyeol setelah ia peras sebelumnya.

"Kau terlalu banyak bicara untuk ukuran orang yang sedang sakit."

"Itu artinya sakitku tak akan lama."

Sahutnya meraih tangan sang istri dan menggenggamnya. Membawa dan meletakkannya tepat di dadanya. Membuat Sooyoung dapat merasakan debaran jantungnya yang berdetak normal. Wanita itu harus bersyukur karena Chanyeol kembali memejamkan matanya. Jika tidak, ia harus menahan malu karena sang suami akan segera menyadari perubahan wajahnya yang sudah memerah kini.

"Sooyoung."

"Hm?"

"Istriku Park Sooyoung."

"H-hah?"

Sahut Sooyoung seakan tenggorokannya terasa sulit untuk bersuara. Dilihatnya Chanyeol kembali tersenyum dengan sepasang netranya yang masih terpejam.

"Ayo kita tidur."

"Apa?"

"Ini sudah malam."

"Ah be-benar."

Chanyeol meraih handuk di keningnya dan meletakkannya kembali pada tempatnya.

"Mengapa kau melepasnya?"

"Ini sudah cukup. Aku sudah meminum obat jadi aku akan membaik besok."

"Tapi-"

Sooyoung menggantung kalimatnya begitu melihat pria itu menggeser tubuhnya menjauh dan menepuk sisi ranjang kemudian membuka mata. Menatapnya dan mengisyaratkan istrinya itu untuk merebahkan diri. Dengan menghela nafas pelan, Sooyoung menuruti saja kemauan Chanyeol. Merebahkan diri dan membiarkan sang suami merengkuh dan mendekap tubuhnya hangat.

"Apa aku bau?"

"Hm?"

"Aku belum mandi sejak tadi. Sebaiknya aku mandi dulu sebelum tidur."

"Kau sedang sakit. Jadi sebaiknya jangan."

Sahut Sooyoung mengeratkan pelukannya.

"Lagipula kau tak bau sedikitpun."

"Benarkah?"

"Aku menyukai bau tubuhmu."

Ucap wanita itu yang tanpa disadari perlahan tenggelam ke alam mimpi. Meninggalkan Chanyeol yang menjadi gugup hanya karena mendengar jawaban istrinya. Wanita ini benar-benar. Ia bahkan tak menyadari kalimat berbau sensual yang baru saja ia ucapkan.

-

Sooyoung berjalan menyusuri taman belakang rumahnya. Mencari keberadaan sang suami setelah mengetahui dimana pria itu berada pada salah satu pelayan. Langkahnya terhenti begitu menangkap sosok jangkung itu tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Terlihat menerima telfon yang sepertinya berasal dari kantor karena raut wajahnya yang nampak serius.

"Pria itu benar-benar. Sedang sakit tetap saja sibuk dengan pekerjaannya.

Gumam Sooyoung dan hendak melangkah mendekat sebelum suara notifikasi pesan mencuri perhatiannya. Ia membuka layar pengunci dan melihat nama pengirim. Hal yang membuat wanita itu lebih memilih diam dan mengurungkan niatnya untuk segera menghampiri Chanyeol.

'Kita harus bertemu.'

Begitulah bunyi pesan yang mantan kekasihnya itu kirimkan padanya. Membuat Sooyoung menggigit bibir bawahnya. Ia beralih menatap Chanyeol yang entah sudah sejak kapan menyadari kehadirannya. Pria itu bahkan tersenyum kearahnya dan berjalan mendekat.

Dengan menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman paksa, Sooyoung berusaha keras menelan salivanya.

~~~

Marriage by Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang