22

758 101 21
                                    

Jangan lupa vote + komen.

***

Sooyoung tersenyum kikuk menatap sang suami yang kini berdiri tepat di hadapannya. Berusaha tenang sembari memasukkan kembali ponsel miliknya ke dalam saku pakaian.

"Kau sudah bangun."

"Mengapa kau ada disini?"

"Ada pekerjaan yang harus ku bahas dengan sekertarisku."

"Sepagi ini?"

"Em. Karena istriku melarangku untuk pergi ke kantor."

Sindir Chanyeol membuat wanita itu kembali tersenyum. Pria itu lantas berlutut dan sedikit mendongak. Mengusap lembut perut besar istrinya dan melayangkan kecupan singkat disana.

"Putera ayah hari ini juga tak merepotkan ibumu kan?"

"Tentu saja tidak. Sejak kapan anakku ini merepotkan?"

Sanggah wanita itu mengusap perut besarnya. Chanyeol kembali tersenyum menanggapi sahutan istrinya. Ia lantas bangkit dan mengacak gemas rambut Sooyoung.

"Aku lapar."

"Aku sudah meminta bibi untuk membuatkan sarapan."

Pria itu pun mengangguk mengerti kemudian menggandeng sang istri untuk kembali memasuki rumah mereka.


Dering panggilan masuk yang kembali terdengar membuat langkah keduanya terhenti. Pandangan pria itu beralih pada saku pakaian sang istri.

"Kau tak akan menjawabnya?"

"Ah bukan hal penting."

"Bagaimana kau bisa tau jika itu bukan hal penting? Kau bahkan belum melihat siapa yang menghubungimu."

"Itu.."

"Aku akan menunggu di meja makan."

Chanyeol tersenyum tipis mencubit gemas pipi Sooyoung sebelum berlalu meninggalkan wanita itu sendiri. Terdengar helaan nafas pelan sebelum Sooyoung meraih ponselnya dan melihat nama pemanggil. Nama yang sama dengan pengirim pesan beberapa saat yang lalu. Dengan malas, ia pun menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut.

"Akhirnya kau menerima panggilanku juga."

Adalah seruan pertama yang wanita itu dengar dari mantan kekasihnya.

"Kak Sungjae."

"Mengapa susah sekali menghubungimu Sooyoung?"

"Bukankah aku sudah mengatakannya kak? Tolong jangan hubungi aku lagi."

"Hanya karena hubungan kita berakhir, apakah pertemanan kita juga harus seperti itu?"

"Bukan begitu maksudku."

"Ah kau takut suamimu akan marah. Benar begitu?"

Sooyoung kembali menghela nafas panjang dan memijit pelipisnya.

"Kak, tolong mengerti. Aku juga tidak keberatan untuk tetap berteman denganmu. Tetapi selalu menghubungiku seperti ini, aku tak bisa melakukannya."

"Mengapa?"

"Kau tau sendiri alasannya."

"Karena kau sudah menikah? Dengan pria yang menghamilimu?"

Marriage by Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang