5

1K 135 13
                                    

Pertama kalinya bikin ff
ChanJoy, ideku ngalir gitu aja.
Semoga tetep encer ini otak 😌

***

"Tanggung jawab."

Adalah dua kata yang Sooyoung ucapkan begitu tiba di hadapan Chanyeol membuat pria yang semula tampak serius dengan ponsel di tangannya itu pun menoleh. Menatap bingung pada gadis di hadapannya yang memandangnya kesal.

"Apa?"

"Kau harus bertanggung jawab."

Ujarnya sekali lagi membuat keduanya tenggelam dalam keheningan yang mereka ciptakan sendiri.

"Apa kau menyalahkanku karena membantumu dari pria itu?"

Sooyoung memutar matanya malas dan mulai duduk di hadapan Chanyeol yang masih menatapnya bingung.

"Dengar tuan- e.. Siapa namamu?"

"Chanyeol. Kau?"

Sahutnya seraya menyodorkan tangan namun gadis itu menepisnya.

"Namaku tak penting saat ini. Aku ingin kau bertanggung jawab."

"Untuk?"

"Kehamilanku."

Sepasang mata pria yang sudah bulat itu kini semakin membulat. Mendengar ucapan gadis di hadapannya yang sama sekali tak terpikirkan olehnya.

"Ha-ha-hamil? A-apa maksudmu?"

"Aku hamil. Karena kejadian malam itu. Dan pria tadi adalah kekasihku yang kesal karena mengetahui tentang kehamilanku."

"Mengapa ia kesal? Bisa jadi anak itu adalah anaknya."

"Kami tak pernah melakukannya."

Sahutnya membuat Chanyeol kembali terdiam untuk beberapa saat.

"Jadi.. Kita melakukannya?"

"Kau pikir malam itu kita hanya tidur bersama?"

"Tentu.. saja tidak."

Sooyoung menghela nafas pelan seraya duduk bersandar dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Jadi apa yang akan kau lakukan?"

Ucapnya sekali lagi pada pria yang tampak berpikir. Gadis itu mengerutkan kening begitu Chanyeol tersenyum lebar dan memandangnya dengan tatapan berbinar.

"Ayo kita menikah."

"H-hah?"

"Sebenarnya aku sedang mencari gadis yang bisa ku ajak menikah bulan depan."

"Bu-bulan depan?"

"Kakekku akan pulang besok."

Kerutan di kening gadis itu semakin jelas kini. Tak mengerti dengan apa yang hendak Chanyeol katakan. Terdengar helaan nafas pria itu seraya mencondongkan tubuhnya.

"Ada situasi yang cukup rumit. Aku akan menjelaskannya kepadamu nanti. Yang pasti aku akan bertanggung jawab. Dengan menikahimu."

"Menikah?"

"Bukankah kau meminta pertanggung jawabanku? Apa ada cara lain untuk bertanggungjawab? Anak itu.. Butuh sosok ayah. Dan aku adalah ayahnya."

Sooyoung mengalihkan pandangan kearah perutnya. Mengusapnya perlahan sebelum kembali mendongak menatap Chanyeol yang masih tersenyum kearahnya. Tak bisa dipungkiri jika apa yang diucapkan pria itu adalah sebuah kebenaran. Tak ada jawaban lain dari permasalahannya selain menikah dengan ayah dari bayi yang di kandungnya saat ini.

"Bagaimana?"

Tanya Chanyeol berusaha mendapat jawaban yang ia inginkan. Gadis itu memejamkan mata sejenak dan menghela nafas. Perlahan ia mengangguk membuat senyum di bibir pria itu kembali mengembang.

"Sebelumnya aku perlu mengetahui namamu."

Ujar Chanyeol seraya menyodorkan tangannya. Kembali tersenyum kala gadis di hadapannya itu membalas jabatan tangannya.

"Sooyoung. Park Sooyoung."

"Park? Wah nama keluarga kita sama."

Ucapnya yang kini kembali duduk bersandar.

"Nah, maukah kau mendengar ceritaku lebih lanjut?"

-

"APA?? KAU INGIN AKU MENJADI PENGANTIN PENGGANTI??"

Suara teriakan nyaring Sooyoung membuat keduanya menjadi pusat perhatian. Menyadari hal itu, Chanyeol berdehem pelan dan kembali mencondongkan tubuhnya.

"Pelankan suaramu nona. Atau media akan segera mengetahuinya. Kau tak tau setenar apa calon suamimu ini?"

"Kau gila.."

"Sebenarnya aku juga tak ingin melakukan hal ini. Karena pernikahan tidak sesederhana itu. Tapi.. Hidupku bergantung padanya. Menikah, atau di tendang dari rumah. Aku tak punya pilihan lain."

Ujarnya membuat gadis itu memutar matanya malas.

"Jadi maukah kau menikah denganku? Kau juga tak punya pilihan lain."

Chanyeol dengan senyuman yang menampilkan lesung pipi manisnya itu menatap gadis di hadapannya yamg masih terdiam dalam segala pemikirannya. Hingga terdengar helaan nafas pelan milik Sooyoung. Gadis itu pun mengangguk pasrah yang membuat Chanyeol nyaris bersorak kemenangan.

"Baiklah. Pertama, aku harus menemui orang tuamu."

"Orang tuaku?"

"Ya. Aku akan menikahi anaknya. Jadi bagaimana bisa aku tak pernah bertemu dengan mereka."

"Orang tuaku tak ada disini."

"Benarkah? Apa mereka berada di luar negeri?"

"Tidak."

"Luar kota?"

"Bisa dikatakan begitu?"

"Dimana? Ayo kita kesana sekarang. Waktu terus berjalan."

"Ke rumah orang tuaku? Sekarang?"

"Ya. Tentu saja."

"Kau akan menyesalinya.."

Sahut gadis itu ragu-ragu sementara Chanyeol menatapnya bingung kini.

-

"Ah melelahkan."

Seru Chanyeol yang kini terduduk seraya mengusap keringat yang membasahi keningnya. Pria itu menatap kesal pada Sooyoung yang menyodorkan sebotol air mineral. Tanpa sepatah kata, ia meraih botol tersebut dan meneguknya hingga habis.

"Maaf. Sudah kukatakan jika kau akan menyesalinya."

"Mana kutau jika kita akan ke Jeollanam? Terlebih harus masuk ke hutan seperti ini."

"Kau sendiri yang memaksa untuk pergi. Aku bahkan sudah bertanya berulang kali padamu."

"Ck."

"Bersabarlah. Sebentar lagi kita akan sampai."

Chanyeol mengalihkan pandangan pada perut rata gadis itu.

"Kau baik-baik saja?"

"Hm?"

"A-anak kita. Yang kutau ibu hamil tak boleh kelelahan."

Ujarnya tergagap sembari mengusap tengkuknya. Semburat merah muda tampak jelas di wajah Sooyoung kini. Dengan tersenyum tipis, ia pun menggeleng pelan.

"Aku baik-baik saja. Ayo."

Ajak gadis itu menarik dan menggenggam tangan besar Chanyeol tanpa ia sadari.

~~~

Marriage by Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang