14

823 119 10
                                    

Sooyoung duduk terdiam dengan memandangi segelas ice americano miliknya. Di hadapannya saat ini Chaeyong memandanginya mengintimidasi. Tak ada satu pun diantara mereka yang membuka obrolan bahkan setelah 20 menit hanya berdiam diri. Membuat gadis itu bertanya-tanya untuk alasan apakah mantan kekasih suaminya meminta untuk bertemu.

"Apa.."

"Sudah berapa lama kau mengenal Chanyeol?"

"Ya?"

"Berapa lama.. Hingga membuatnya mengajakmu menikah hanya satu bulan setelah berpisah denganku."

"Mengapa kau menanyakannya?"

"Apakah aku tak boleh menanyakannya?"

Tantang wanita itu dengan nadanya yang terdengar meremehkan.

"Hanya saja rasanya aneh melihat lelaki itu dengan begitu mudahnya menikahi wanita lain."

"Maaf. Sepertinya kau sudah melewati batas."

"Batas? Batas apa? Oh. Apa kau merasa aku sudah melanggar privasi-mu? Disaat kau adalah istri dari seorang Park Chanyeol? Aku rasa ke depannya kau akan mendapat pertanyaan yang lebih lancang dari awak media."

Sooyoung terdiam. Berusaha untuk menyikapinya dengan biasa saja. Karena biar bagaimana pun, wanita di hadapannya saat ini adalah mantan kekasih dari suaminya. Wanita yang pernah membuat Chanyeol begitu bahagia. Dulunya. Setidaknya ia harus dapat menjaga sopan santun. Hal itulah yang ada di pikirannya saat ini.

"Jadi berapa lama kalian saling mengenal?"

"Mengapa kau tak menanyakan hal ini langsung padanya?"

"Apa?"

"Kau masih menghubunginya bukan? Jadi kau bisa menanyakan hal ini padanya."

Ujar gadis itu seraya mengalihkan pandangan pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aku berada di luar terlalu lama. Terima kasih atas minumannya. Aku permisi."

Sooyoung bangkit dari duduknya dan hendak berlalu. Namun panggilan wanita itu membuat langkahnya terhenti.

"Aku dengar dulunya kau bekerja di klub malam."

Chaeyoung tersenyum licik begitu melihat Sooyoung berbalik dan menatapnya terkejut.

"Dan memutuskan untuk berhenti saat akan menikah dengannya."

"La..lu?"

"Aku memiliki beberapa kenalan yang bekerja di klub malam dan aku tau persis apa yang mereka lakukan selama bekerja.."

Wanita itu menggantung sejenak ucapannya dan menatap Sooyoung penuh selidik.

"Kau yakin anak itu benar-benar anaknya?"

Sooyoung mengerutkan keningnya dan menatap Chaeyoung tak suka. Namun wanita itu seolah tak mempedulilannya. Ia segera bangkit dan mendekat. Menatap dari atas hingga bawah dan kembali tersenyum. Seolah merendahkan gadis di hadapannya.

Tanpa sepatah kata, Chaeyoung melangkahkan kakinya mendahului gadis yang kini masih terdiam dengan wajah pucatnya. Perlahan Sooyoung mengusap pelan perutnya dan dengan bertumpu pada meja, ia kembali terduduk.

-

Sooyoung melangkah gontai memasuki rumahnya dengan tatapan kosong. Tak menyadari kehadiran beberapa pelayan yang menatapnya khawatir. Membuka pintu kamarnya dan mendapati Chanyeol yang berbalik cepat begitu mendengar langkah kakinya. Pria itu, tampak kalut dengan ponsel yang menempel di telinganya.

Terdengar helaan nafas panjang sebelum Chanyeol berjalan mendekat dan memegangi kedua pundaknya.

"Kau dari mana saja? Mengapa aku tak bisa menghubungimu? Ini sudah jam berapa? Bukankah aku mengatakan jika ingin pergi kau harus meminta supir untuk mengantarmu?"

Beragam cercaan pertanyaan pria itu lontarkan begitu saja. Dapat terlihat gurat kekhawatiran di wajahnya. Tanpa menjawab, Sooyoung meraih ponselnya dari dalam tas.

"Maaf. Ponselku mati."

"Kau baik-baik saja? Kau dari mana? Wajahmu terlihat pucat."

"Ini masih siang. Mengapa kau sudah pulang?"

"Itu tidak penting. Saat ini yang harus kau lakukan adalah menjawab pertanyaanku. Kau pergi kemana?"

Seulas senyuman tipis terlukis di bibir Sooyoung mendengar suaminya itu tengah memperhatikannya kini.

"Aku pergi menemui beberapa teman lamaku. Karena telah lama tak bertemu, kami jadi lupa waktu. Maaf."

Chanyeol kembali menghela nafas dan mengangguk mengerti. Pria itu berjongkok dan mengusap lembut perut sang istri dan mengecupnya singkat membuat Sooyoung terlonjak kaget. Baru kali ini suaminya itu mengecup perutnya.

"Apa kau sudah makan?"

"Hm? Ah.."

"Sepertinya belum. Aku akan meminta pelayan untuk membawakan makan siang untukmu."

Sooyoung menahan lengan pria itu ketika ia hendak berjalan keluar kamar. Chanyeol menoleh dan menunggu sang istri untuk mengatakan sesuatu. Namun yang dilakukan Sooyoung hanya diam dan menatap penuh arti.

"Ada apa?"

Gadis itu kembali tersenyum dan menggeleng pelan. Perlahan melepas genggamannya dan berjalan menuju ranjang kemudian terduduk.

"Aku ingin makan bubur abalone yang ku makan saat pertama kali berkunjung ke rumah kakek."

"Kau ingin memakannya?"

"Em. Apa tidak boleh?"

"Tentu saja boleh. Setelah sekian lama akhirnya ada makanan yang ingin kau makan. Tentu saja sangat boleh. Tunggu sebentar. Aku akan menghubungi bibi Lee untuk membuatkan dan mengantarnya kesini."

"Dari pada merepotkannya, bagaimana jika kita yang datang berkunjung?"

Chanyeol mengernyitkan keningnya bingung. Pria itu bahkan melangkah mendekat kini.

"Kau ingin mengunjungi kakek?"

Sooyoung mengangguk mantap sebagai jawaban.

"Semenjak menikah, kita tak pernah berkunjung satu kali pun. Kau terlalu sibuk untuk datang dan bahkan tak mengijinkanku untuk menemui mereka seorang diri. Kakek dan ayah lah yang sering datang kemari."

"Ah kau benar."

"Jadi tuan, maukah kau pergi denganku untuk mengunjungi kakek dan ayah mertuaku?"

Chanyeol tersenyum lebar menampilkan sepasang lesung pipinya yang manis. Ia terduduk di samping Sooyoung dan mengusap lembut puncak kepala gadis itu membuat sepasang pipinya memerah tanpa ia sadari.

"Tentu saja. Jika istriku menginginkannya."

Sahutnya yang kembali bangkit seraya mengulurkan tangannya.

"Ayo nona. Aku akan mengantarmu kemana pun kau ingin pergi."

Sooyoung tersenyum sumringah mendengar penuturan pria itu. Ia pun membalas uluran tangan Chanyeol dan segera bangkit. Menyamakan langkahnya dengan sang suami. Melangkah keluar dari kamar dengan beriringan.

~~~

Marriage by Accident [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang