Haruto betul-betul sulit membuka matanya pagi ini, tapi ketika dia merasakan beban berat pada sisi kiri badannya, matanya langsung terbuka lebar menatap Junghwan yang sekarang sudah duduk bersila disampingnya.
"Hmmm... lima puluh menit lagi." Kata Haruto tanpa bergerak sedikitpun dari posisinya.
"Heh, harusnya tuh lima menit lagi," Kata Junghwan menjawil perut Haruto, Bukannya bangun Haruto malah memindahkan kepalanya dari bantal ke pangkuan Junghwan.
"Ayo bangun ah, aku nggak mau diomelin mami sama mama." Kata Junghwan, kemudian mengusap pucuk kepala Haruto dan menatapnya sampai salah satu mata pacarnya pelan-pelan terbuka.
"Kamu tumben pagi-pagi udah soft begini."
"Emang biasanya kaya apa?"
"Ngomel, nonstop. Kaya ceret mau meledak."
Junghwan mendorong kepala Haruto, menyipitkan matanya, "Ohhh... jadi kamu maunya aku ngomel pagi-pagi? Oke kalo gitu-"
"Enggak enggak enggak... begini aja dulu."
Junghwan menggeleng dan turun dari sofa. Iya Haruto masih tidur di sofa _-
"Kita musti ketemuan sama mereka satu jam lagi, terus perjalanannya kurang lebih 30 menit. Kalo ngga siap-siap sekarang pasti telat. Terus kalo telat ntar para ibu-ibu pasti ngomel panjang lebar. Aku males dengerinnya, Haruto." Jelas Junghwan.
Well, Junghwan is right...
Haruto memang sudah biasa dengan omelan Junghwan, tapi untuk mendengarkan omelan mama, ditambah lagi mami. Dia menyerah. Once their parents join the force, it's the end for them both.
-
"Ini oke nih, keliatannya juga manis. Kita ambil yang melon frosting atau yang berry? Junghwan suka berry kan?"
"Yes yes he loves berries, yang berry aja. Sekalian biar matching sama temanya. Should we add grape???"
"I think that would be nicer kalo ditaruh deket ice carving."
"okay then, it's decided."
"Sekarang tinggal bunganya..."
"Mawar putih?"
"Hmmm... pucet nggak kalo putih doang, gimana kalo ...."
Bla... bla... bla...
Haruto dan Junghwan sudah tidak tahan dengan diskusi tiada akhir ini, bahkan para bapak-bapak sudah duduk bosan dengan ponsel masing-masing. Padahal venue tempat mereka menikah cuma di gereja yang biasa keluarga Haruto datangi, dengan pekarangan kebun indah disekitarnya, jadi dia kira persiapannya sederhana, tidak seribet ini.
20 menit kemudian dan belum ada tanda-tanda pembicaraan ini berakhir, keduanya memutuskan untuk kabur dengan pura-pura izin ke kamar mandi.
Mereka berakhir di toko roti. Karena Junghwan laper, and a hungry Junghwan is not a happy Junghwan and not a happy Junghwan is a sassy bitchy Junghwan. And Haruto don't want to deal with sassy bitchy Junghwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumping In Love
Teen Fiction[[HaruHwan]] Oh dear... Junghwan dan Haruto??? This is going to be BAD. With capital B and capital A and Capital D. BAD!!!