14. Bumping in Love

1.6K 195 59
                                    


Junghwan dengan dramatis menjatuhkan dirinya diatas lantai begitu kakinya memasuki apartement mereka.

"Ya tuhannnn mau meninggal, Haruto aku mau meninggal..." gumam Junghwan.

Haruto hanya melompati kaki Junghwan kemudian melewatinya, melemparkan tasnya ke sofa dan masuk ke kamar untuk menggantung dua tuxedo miliknya dan Junghwan di lemari. Setelah makan malam, mami Junghwan menyuruh mereka untuk menyimpan tuxedo mereka sendiri, kata mami 'supaya nggak ribet'. Dan menginggat usaha serta lelahnya, Haruto tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada dua tuxedo ini.

"Harutooo..."

"Hmmm..." jawab Haruto setelah meutup lemari.

"Mau meninggal..." Junghwan beringsut masuk kekamar, kemudian dengan susah payah naik keatas ranjang. Haruto duduk disampingnya, menunduk menatap ponselnya.

"Harutoooo denger nggak sihhh!!"

"Kamu ngomong begitu tiap hari." Kata Haruto, masih menatap ponselnya.

Junghwan mendengus. Kemudian mengangkat kepalanya sedikit untuk melirik layar ponsel Haruto.

"Jihoon?"

Haruto langsung mengunci ponselnya kemudian meletakkannya diatas nakas. "Apa?"

Junghwan melengos, "Tsk..."

Haruto merebahkan dirinya disamping Junghwan, kakinya masih menggantung diujung ranjang. Untuk beberapa saat mereka hanya diam sibuk dengan pikirannya masing-masing. Mata Haruto kembali melirik lemari tempatnya menggantung tuxedo pernikahanya dengan Junghwan. kemudian beralih melirik Junghwan yang sedang sibuk berjuang melepas kaus kakinya tanpa menggunakan tangan. Dia akan benar-benar menikah dengan manusia ajaib  disampingnya ini. Okay... Junghwan ajaib karena meskipun tanpa usaha, kelakuan bar-bar nggak ada manis-manisnya Junghwan bisa membuat dia kepincut.  

Haruto mengambil napas dalam-dalam, mengubah posisinya, menarik kakinya keatas ranjang kemudian memejamkan mata, masih dalam diam dan Haruto pikir dia cukup menikmati momen-momen kecil seperti ini bersama Junghwan.

"Jangan langsung tidur, mandi dulu sana..." Kata Junghwan mendorong bahu Haruto pelan.

Haruto membuka matanya, malas. "Kamu duluan aja."

Junghwan kelihatan berpikir sebentar sebelum menatap Haruto sebentar kemudian mengangguk dan duduk tegap, "Kalo kamu mandi duluan kamu boleh tidur dikamar, bareng sama aku."

Haruto diam, sedikit kaget kalau boleh jujur, menatap Junghwan curiga.

"Nggak mau ya udah"

Haruto mengankat alisnya, kemudian ikut duduk diujung ranjang.

"Gimana? Mau nggak?"

"Okay, satu syarat..."

Junghwan mendelik, "Heh! Udah untung ya aku mau nawarin kamu buat–"

"Nggak mau ya udah," kata Haruto menirukan nada sassy Junghwan.

Junghwan mendengus, "Kalo syarat kamu bersangkutan dengan otak mesum kamu, aku –"

"Dari kata-kata kamu barusan udah jelas siapa yang punya otak mesum disini!" potong Haruto.

"Siapa? Aku? Ha?" Junghwan menyibakan rambut sebahu bayangannya, sassy, "Aku tuh polos."

Haruto memutar matanya, "Whatever... anyway, syaratnya besok kamu yang nyuci piring."

"Ihhh –"

"Take it or leave it." Please take it, please take it... Haruto berdoa dalam hati.

"Ugh fine!"

Bumping In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang