Waktu terus berjalan, tidak bisa berhenti begitu saja walaupun ingin. Apapun rintangan atau tantangan harus tetap dilewati.
"Sayang, ada yang nempel di mulut kamu," kata New sambil mengelap mulut Tay dengan tangannya.
Tiba-tiba jantung Tay berdegup begitu cepat. Ada perasaan aneh dalam dirinya ketika New menyentuh mulutnya. Apalagi merasa diperhatikan dengan hal kecil seperti ini rasanya uhhhh. Sepertinya Tay sudah tidak masalah lagi waktu New memanggilnya dengan panggilan sayang.
"Ya-ya, Jangan Sentuh mulut gua," kata Tay sambil berdiri untuk membawa piring-piringnya ke wastafel. New mengikutinya dan membantu membawa beberapa piring dan gelas.
"Sayang biar aku aja yang cuci,"
"Ya sudah gua mandi, awas kalau pecah yah," tunjuk Tay ke muka New dengan jari telunjuknya.
"Iya sayangnya Newwieee," kata New dengan nada yang imut.
Tay merasa kehadiran New itu tidak begitu menjengkelkan. Tapi dia tetap harus waspada untuk orang yang dekatnya. Siapa tau dia ada tujuan tertentu.
Beberapa menit kemudian.
"Tay, aku boleh ikut kamu ke kantor tidak?" Tanya New yang melihat Tay dan Off sedang memasang sepatu untuk berangkat.
"Tidak usah macem-macem ya.. Mending sekarang lo pergi dari sini," kata Tay sambil menarik tangan New ke luar dan membawa sandal bekas yang dia punya untuk New pakai.
"Ihh sayang, kok tega sihhh. Kan udah aku bilang aku ga punya siapa-siapa disini,"
New menunjukan muka imutnya dengan memancungkan bibir lalu menyipitkan matanya dan hal itu berhasil membuat jantung Tay berdegup kencang.
Apalagi jarak muka New dan Tay tidak begitu jauh. Sebab, New sengaja tunjukin muka imutnya di depan muka Tay.
Astaga... napa dia imut banget. Tentunya Tay tidak mengatakan secara langsung. Tapi entah napa sikap New berhasil membuat rasa baru yang belum pernah Tay rasakan.
"Sayanggg... aku ikut kamu ke kantor aja ya... aku ga bakal ganggu kok,"
"Heh ga usah modus lo, gua tau lo pasti ada maksud," tuduh Off.
"Heh lidi! diem aje lu, gua ga ngomong ama lu," bales New dengan tatapan matanya.
"Daripada lu gembrot, main muncul-muncul aja. Pergi lu dari Tay, mending lu ke pinggir jalan raya, terus jual diri lu pasti laku ama om-om," sambil tarik tangan Tay menjauh dari New dan mengibaskan tangannya untuk meminta pergi.
Baru pagi Tay sudah lelah dengan kelakuan dua manusia ini. Akhirnya, Tay terpaksa menghentikan pertengkarannya dan membawa New pergi ke kantor. Daripada dia diam di rumah merencanakan sesuatu lalu menjebak Tay.
New melihat keliling kantornya yang lumayan besar. Ada sofa, tv, lemari dokumen, dan meja kerja Tay.
"Wahh.. kantormu masih sama aja," komentar New.
Tay tidak peduli komentar New. Dia langsung mulai pekerjaannya dan mempelajari materi yang akan dibahas meeting nanti bersama kliennya.
Biasa yang melakukan meeting dengan klien adalah Off. Namun, kali ini kliennya sangat berdampak bagi perusahaannya sehingga dia harus menangani pembahasannya karena tidak mau ada masalah-masalah yang tidak diinginkan.
"Hei gendut, nanti gua ada meeting, lo tunggu di café bawah ya," kata Tay.
"Meeting sama siapa? Dimana? Kapan? Berdua doang atau sama Off?" Sembur New.
"Banyak amat pertanyaan lo, gua kasih tau juga lo ga bakal tau,"
"Aku tau tentang kamu, jadi jawab aja sih, sama siapa meetingnya,"
"Mr. Joss, nanti siang di ruang rapat, terus berdua doang," kata Tay sambil membalik-balik kertas.
"AKU IKUT! Aku tidak mau tahu, pokoknya aku harus ikut," kata New. Tentu saja New tau Mr. Joss yang selalu goda suaminya. Dia juga selalu buat New cemburu saat dekat-dekat dengan Tay.
"Tidak, gua ga bakal ijinin lo kacauin rapat gua," balas Tay.
"Ga mau tahu, pokoknya aku harus ikut rapat ini," New tidak mau kalah dengan Tay. Dia ingin mengubah kisahnya. Dia ga mau nanti ada kejadian kesalahpahamanan yang membuat dia dan suaminya bertengkar lalu berpisah 3 minggu.
.
.
.
New tiba di kantor Tay untuk membawakan bekalnya. Bulan depan, Tay dan New akan menikah yang sudah diimpikan Tay dari dulu. Tentu saja Tay dan New sangat senang. Namun, saat masuk ke kantornya.BRAKK
New terkejut dengan apa yang dilihat di depannya. New sangat marah karena melihat posisi calon suaminya yang duduk di atas meja dan di peluk oleh Mr. Joss.
Mereka tidak melakukan hal yang lebih seperti mencium atau sex. Mereka hanya pelukan dengan posisi yang bikin orang lihat tuh salah paham.
New membanting bekal yang dia bawa di depan mereka berdua.
"Sayang aku bisa jelasin, aku tidak seperti yang kamu pikirkan," kata Tay sambil mendorong Mr. Joss hingga jatuh.
Tay menghampiri New dan memegang kedua tangan kekasihnya. Namun, tangannya ditepis oleh New.
"Apa maksudnya ini?" Kata New dengan amarahnya.
"Aku tidak selingkuh sayang. Dia yang mendekatiku dan memelukku,"
"Terus kenapa kamu tidak memberontak? Kamu tidak memukul dia seperti kamu memukul mantanku," balas New
"Dia sangat kuat ndut, maafkan aku. Aku tahu, aku salah sayang. Maafkan aku," mohon Tay.
Kemudian, New mendekati Mr. Joss yang mendekati calon suaminya. Dia menonjok bagian pipi kanan Mr. Joss dengan kuat.
Mr. Joss jatuh yang kedua kalinya. Dia memegang bagian pipi kanannya karena merasa kesakitan.
"Sayang..."
***TBC***
.
.
.Hello guys... Mungkin ini gw ga sering update tapi bakal gw usahain setiap minggu update
Thx yang sudah baca ya...
Jangan lupa comment dan share. Biar gw semangat untuk lanjutin wkkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband from the future
Fanfiction"Lu mau rampok ya! Bodoh banget lo habis ambil barang malah masak disini, miskin lo hah? Ga mau tau, pokoknya lo harus ke kantor polisi!" ditarik tangan lelaki tersebut namun ia melakukan perlawanan. "Bentar-bentar, jangan marah dulu, aku belum jel...