3. What happened?

3K 310 10
                                    

Hello guys, thank you yang sudah baca cerita ini. Jangan lupa di vote dan share ya... Biar gw semangat untuk lanjut kwkakkaa

***

“Woi sadar oi,” sambil menepuk-nepuk pipi New.

“Tayyy…” rintihnya sambil memejamkan mata dan memeluk Tay dengan erat. Tay berusaha membawa pria ini masuk ke ruang tamu untuk mendudukan ia di sofa.

“Iya… kenapa lo? kek orang kena hipotermia aja,” keluh Tay saat sudah berhasil membawa New ke sofa namun New masih belum melepaskan Tay dari pelukannya. “Lepasin jir sakit oi,”

“Tidak mau, aku kedinginan Tay,” makin erat pelukannya untuk mencari kehangatan dari Tay,

Lalu Tay merasa bersalah dan mau mengambil hoodie sama celana panjang buat New. Kasihan… juga makhluk hidup  di giniin. Tapi New tetap tidak mau melepaskan pelukannya.

Dengan terpaksa Tay membopong New ke ruangan closet kemudian melepaskan kemeja New, lalu memakaikan hoodie dan celana panjang yang dia ambil barusan.

Bodoh...Ngapain gue pasangin bajunya.

“Woi lepasin gue jir. pengap nih... “

“Tidak mau… aku merindukanmu, malam ini aku tidur bareng kamu yah?” kata New.

“ANJIR, ga mau lah. Kenal lo aja kaga, tidur di ruang tamu sono. Malem ini gue kasih kesempatan tidur di sini, tapi besok pagi lo sudah harus pergi dari rumah atau ga besok gue telepon polisi,”

“Kamu tidak akan pernah bisa melaporkan aku Tay, aku tau kok kamu bukan orang yang tidak mau berurusan dengan kepolisian karena sejak orang tuamu kecel….”

Glekk.

Ngapain aku ngomongin orang tuanya Tay. “Errr.. maksud aku, kamu kan sibuk juga pasti tidak mau nambah masalah dengan kepolisian,” gugup New sambil melihat Tay yang sudah menatapnya tajam dari tadi namun tangan New masih bergelantungan di leher Tay.

“Tahu dari mana tentang itu? gue ga pernah kasih tau siapa-siapa terutama Off,” Tatap Tay ke New.

“Kan sudah aku bilang, aku suamimu dari masa depan,”

“Tapi itu tidak masuk akal,”

“Aku juga awalnya datang kesini juga tidak percaya Tay, tapi kamu harus percaya dengan keadaan aku. Tay aku ngerti kok perasaan kamu. Kalau kamu tidak percaya, aku bakal yakinin kamu sampai kamu percaya,”

New menggenggam tangan Tay dan tarik nafas dalam-dalam. “Jadi bolehkah sementara ini aku tinggal bersama kamu? Kalau kamu masih tidak percaya kedepannya, kamu bisa ngusir aku kok. Percayalah saat ini aku bener-bener tidak punya rumah disini,”

“Kalau emang lo dari masa depan, pasti disini ada rumah di sini,”

“Aku tidak punya keluarga disini karena sejak orang tuaku meninggal, aku pindah ke swiss dan melanjut studiku di sana,” kata New.

Tay melihat mata New saat mendengarkan penjelasannya untuk mencari kebohongannya karena dari dulu dia sudah berlatih kemampuan untuk mencari kebohongan dan kejujuran seseorang dari mata supaya tidak tertipu dalam dunia kerjanya.

Namun semua penjelasan New terlihat jujur. Tidak ada kebohongan.

Kruyuk kruyuk kruyuk. Suara keroncongan dari perut New berbunyi.

“Hehehe,” New terkekeh.

“Cih..”

“Aku mau es krim dong,” kata New dengan tidak tahu malu.

“Kalau lapar makan nasi, bukan es krim. Manisnya bikin diabetes tahu,”

“Yaudah.. masakin dong. Aku tadi mau masak malah gosong nuggetnya,”

My husband from the futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang