Huwewewwe baru di tinggal beberapa hari readersnya udh 1,9k ajeeeee
Tapiii kok takut makin banyak yang baca ya... huhuhu
Makasih banyak lohhh untuk semua yang sudah membaca fanfic ini. Lop yuuu muahh
.
.
.Off melihat suap-suapan Tay dan New rasanya ingin menyuapi Gun juga. Dari dua hari yang lalu Off sudah berusaha menghubungi Gun tapi tidak diangkat atau kabar. Biasa kalau ada orang telepon, kalian akan menelepon balik ke orang kan.. atau setidaknya kasih kabar lah kalau misalnya memang lagi sibuk.
Saat melihat New tersenyum karena suapan Tay, dia merasa New itu lucu banget tidak seperti Gun yang yang agak cuek. Masa si cowok imut gini seorang penipu. Apakah dia benar-benar suami Tay dari masa depan atau memang dia punya maksud di balik semua ini? batin Off.
Off melanjutkan makanannya, kemudian dia melihat New lagi yang sedang menggaruk lehernya. Kulit di sekitar leher dan muka New mulai memerah setelah dia makan ikan salmon mentah yang disuapi Tay tadi.
"New, lo kenapa?" Off mulai panik. New memegang dadanya seperti orang sesak nafas. Tay yang melihat itu langsung menggendong New, tangan kiri memeluk bagian belakang leher New sedangkan tangan kanannya memeluk bagian belakang lutut.
"Hey, lo alergi ya?" tanya Tay sambil berlari menuju ke lift tapi New tidak menjawab karena terus merasa sesak sehingga dia pingsan sementara. Off dan Tay langsung membawa New ke rumah sakit.
.
.
Sesampainya di rumah sakit. Tay dan Off pun buru-buru bawa New ke UGD. Dokter yang mendatangi mereka langsung memeriksa keadaannya.
"Gimana dok keadaannya?" Tanya Off ketika dokternya sudah memeriksa New.
"Sebelumnya dia ada makan apa?" Tanya dokternya.
"Tadi saya suapin dia salmon mentah. Apakah dia alergi itu?" Kata Tay.
"Ahh anda lakinya ya? Seperti dia memang alergi makanan mentah. Kita harus kompres es ke seluruh muka, leher, dan badannya terlebih dahulu ya. Jika hal ini terjadi lagi kalian harus buru-buru kompres es ke tubuhnya atau masukin ke air es di bathtub. Supaya dapat mengurangi rasa gatal di tubuhnya." Kata dokter yang terdengar seperti omelan emak-emak kalau liat anaknya buat salah.
Tay yang mendengar itu semua tapi hanya menangkap di kalimat pertama dokter tersebut. "Ya ya. Tapi saya bukan lakinya dok?"
"Lah bukannya tadi katanya suap-suapan, lagian vibe anda seperti suaminya kok, sudah lah terima aja dia." Dokternya pun terkekeh.
"Apaan sih?"
"Sudah-sudah, terus ini obat yang diperlukan apa dok," Off melerai keduanya tersebut.
"Untuk sementara ini konsumsi obat antihistamin, saya akan buat obat resepnya. Nanti Anda bisa langsung kasih ke apotekernya," dokter menyerahkan resep yang ditulis barusan.
.
.
.
"Sudah sadar lo," tanya Off yang melihat New membuka matanya.
"Sayangnya gue mana?" Tanya New ketika tidak melihat Tay di sekitarnya.
"Dia harus balik ke kantor ada urusan mendadak. Dia sudah bayarin biaya berobat lo, ini obat yang harus lo minum ya." Off menyerahkan obat ke New dengan cara melempar ke dadanya.
"Aduuhhh mau ketemu Tayyyyyy, ga mau minum obatttt aahhhhhh," rengek New.
"Eh denger ya, kami ga kenal sama lo. Tolong jangan cari gara-gara deh... pokoknya ini terakhir kalinya kita ketemu. Jangan pernah muncul di hadapan gue atau Tay lagi. Ngerti!" Kata Off.
"Apaan sih, gua ga bikin gara-gara yah. Ini masalah gua ama Tay bukan ama lu. Kalau lo ga percaya, ya sudah gua ga butuh kepercayaan lo. Gua cuma mau yakinin Tay doang," New bangun dari tempat tidurnya, mencabut infus lalu meninggalkan Off.
Yee.. lu pergi ninggalin gue di sini bagus dong, batin Off. Off memang berniat meninggalkan New di rumah sakit ini karena dia masih kurang percaya bahwa New itu suami dari masa depan. Nanti malah ada maksud tertentu lagi...
Anjir... goblok kamu. Kenapa sok-sok an pergi sendiri sih huhuhu. Gue mana ada duit buat pergi... ini sekarang gue gimana ketemu Tay. Masa jadi gelandangan huhuhu, batin New ketika dia menyadari saat ke luar rumah sakit dengan tangan kosong.
New kan memang saat ini tidak ada apa pun. Dia aja baru sampai di waktu ini aja 4 hari yang lalu dan dia dalam keadaan telanjang. Kemudian, dia ngendap-ngendap di ruangan closetnya tay untuk ambil baju.
.
.
.
"Kok sudah balik?" Tanya Tay yang berada di parkiran kantornya. Dia mau pergi ke rumah sakit lagi, kunjungi itu tuh... ketika Tay hendak membuka pintu mobilnya, dia lihat Off turun dari mobil di ujung parkiran.
"New mana?" Tanyanya lagi.
"Dia sudah pergi, gatau deh."
"Apa?? Pergi kemana? Bukannya dia sakit? Kok pergi? Napa lo ga nahan dia?"
"Eitss apa sih... kok lo jadi khawatir gini? Baguslah dia pergi dari kita, daripada di ganggu-ganggu,"
"Ya... tapi kan dia ga punya apa-apa disini. Dia mana ada duit, rumah, keluarga. Kalau dia di culik gimana? Di jual gimana? Di perkosa gimana? Bodoh lo ahh," Tay langsung masuk ke mobil dengan terburu-buru, sedangkan Off hanya melihat Tay kebingungan.
"Hah? Lah? Kok?"
***TBC***
H
ehehe pendek yak.
Btw klo kalian punya alergi gak?
Klo kalian ada, misalnya makanan gtu yahh
pernah ga sih kalian pengen coba 'itu' tapi kalian ga bisa soalnya ada alergi. Trus akhirnya bandel coba 'itu' ehh enak. Trus coba lagi di coba lagi wkkwkw padahal alergi
Nih contoh" obatnya, bener ga kalian pake salah satu dari ini?
Silakan berkomentar seperti biasa... Huwaaaa gw bakal coba panjang-panjang deh ntr wkkwkwk sori yehhh buat chapter kali ini hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband from the future
Fanfiction"Lu mau rampok ya! Bodoh banget lo habis ambil barang malah masak disini, miskin lo hah? Ga mau tau, pokoknya lo harus ke kantor polisi!" ditarik tangan lelaki tersebut namun ia melakukan perlawanan. "Bentar-bentar, jangan marah dulu, aku belum jel...