20. Nothing special

1.6K 209 23
                                    

Apakah susah memincet tombol vote?

Apakah sesusah seperti kalian mengerjakan ujian matematika?

Kalian...ಥ‿ಥ Ke...ja..m ಥ╭╮ಥ

Selamat membaca kaum sejahtera
.
.
.

Tok tok tok... ~Paket~

Eh bukan, itu paket di rumah aing.

Tok tok tok...

Tiga detik

Lima detik

Tok tok tok…

Dua detik

Tok tok-

“Woi berisik, apa lagi sih?” kata New yang membuka pintunya karena dari tadi di ketuk.

“Butuh handuk ga?” tanya Tay yang keempat kalinya. Sudah tiga kali sebelumnya Tay mengetuk pintu kamar New.

Pertanyaan pertama, “Butuh sabun-sabunan kan? nih pake punya aku saja,” Kata Tay sambil menyodorkan sabun-sabunnya.

Beberapa menit kemudian, Tay mengetuk lagi.

“Nanti mau makan apa? kamu pasti lapar kan? Mau sup hangat ga? jangan desserts.. Ohhh kalau mau manis, mau teh saja ga? atau jahe? tapi gulanya dikit. Ehhh.. tidak tidak, kamu harus makan berat dulu. Aku minta chef di sini bikin bubur saja ya.. biar cepet,” kata Tay.

Ekspresi New hanya datar saat mendengar ocehan Tay. Apalagi dia masih belum terbiasa dengan bahasa ibunya, karena dia baru saja pulang dari Swiss beberapa minggu yang lalu dan sudah lama tidak memakai bahasa ibu. New masih beradaptasi. Ia hanya dengar akan dibikinin bubur.

“Aku mau indomie,”

“Ga boleh instan! ga sehat! Makan sup hangat saja,” lalu dia pergi dari depan pintu kamar New.

“Katanya mau bikin bubu-, aelah ngapain tanya gua kalau lo yang tentuin sendiri,” gumam New.

Setelah lima menit berlalu, Tay mengetuk lagi.

“Kenapa lagi?”

“Hmmm… apa ya? Mau liat wajah kamu aja hehehe,”

New menutup pintu kembali, namun ditahan Tay.

“Ehm.. m-makanannya sudah mau jadi, turun yuk?”

“Nanti saja, belum jadi kan? gua mau beres-beres dulu, terus mandi,”

“M-mau kubantu?”

“Bantu apa? mau bantu mandiin aku?”

“Ehh.. b-bukan!” lalu lari menjauh dari New.

“Apa sih? gila kali?” New melihat punggung Tay yang menjauh darinya.

.
.
.
.

Sampai di ruang makan, New melihat beberapa karyawan yang masih berbincang-bincang santai sambil minum alkohol di balkon ruang makan tersebut.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My husband from the futureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang