R-54

8.2K 831 247
                                    

"GA MUNGKIN BANGG!!."

"Dek, ikh--."

"Ra."

Mereka semua yang terisak hanya bisa menoleh ke sumber suara yang memanggil nama Aurora dengan lirih, seseorang yang memotong ucapan Sang Dokter. Apa benar itu suara Leo? Benar-benar suara Leo?! Siapapun tolong pastikan kepada Aurora bahwa itu adalah suara Leo!!.

Aurora yang melihat mata Leo terbuka dan menatap sendu mata nya hanya bisa memeluk erat Leo. Bangun nya Leo kembali membuat mereka yang ada di ruangan mendekat ke arah bangkar dengan cepat.

Benar-benar keajaiban Tuhan.

Leo kembali.

Leo sadar.

Dan dia tidak pergi.

"Jangan tinggalin gue." Hanya itu. Hanya itu yang mampu Aurora ucapkan.

Ia terlalu bahagia. Ia terlalu senang mendengar suara Leo yang memanggil nama nya dengan lembut. Tidak ada tatapan tajam disana, tidak ada rahang memerah karna membenci Aurora. Leo lama nya telah kembali.

Sekali lagi,

Leo lama nya, Leo dulu nya, kini sudah benar-benar kembali. Kembali menjadi sosok yang mencintai Aurora.

"Kamu benar-benar bangun sayang?." Tanya sang bunda yang mendapat anggukan pelan dari Leo. Lalu memeluk nya dengan isakan tangis.

"Hebat anak Ayah!!." Ujar Ilham sedikit menitikan air mata. Sekuat itu kah jagoan nya?.

"Gue ga bisa ngomong apa-apa, keajaiban dateng buat kita." Ucap Reynaldo yang masih lemas. Mereka saling berpelukan, mengucap syukur atas keajaiban Tuhan yang datang pada Leo.

Bagaimana tidak lemas?! Mereka semua hampir di buat jantungan oleh Sang Dokter yang telah menyatakan bahwa Leo sudah pergi untuk selama-lama nya. Namun ketika Leo ingin di bawa dan Aurora ingin melangkah pergi, tiba-tiba saja Leo bangun dan memanggil nama Aurora.

Kaget bukan?!

Lebih jelas nya sih sedikit takut.

"Ini keajaiban Tuhan. Pasien diberi kesempatan dan berhasil melewati masa masa koma nya. Untuk luka yang berada di perut pasien akan terus kami obati dan kami lihat perkembangannya."

"Selamat Leo, hargai kesempatan yang udah Tuhan kasih ke kamu."

Keadaan Leo sudah kembali stabil. Hanya saja ia tidak boleh banyak bergerak karna luka tusukan yang berada di perut nya masih basah dan sedikit perih. Kini Leo sudah bisa di rawat di ruangan inap biasa.

Dalam diam Leo memikirkan bayangan yang sempat terjadi saat ia ingin pergi selama-lamanya. Ia bersyukur telah di beri kesempatan untuk memperbaiki semua nya.

Leo menoleh kepada Aurora yang masih menatap dirinya. Bayang-bayang Leo yang ingin meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya masih sering terlintas di kepala Aurora. Apa itu menyakitkan? Sangat.

"Kenapa? Lo butuh sesuatu?." Tanya Aurora cepat ketika lamunan nya buyar ulah Leo yang menggenggam tangannya.

Leo menggelengkan kepala nya.

"Terus mau apa?." Tanya Aurora lagi.

"Mau nya lo jangan ngelamun, senyum ra." Jawab Leo seperti biasa. Masih datar dan dingin.

Aurora menganggukkan kepala nya.

Ia tersenyum, senyum yang amat manis.

Manis banget malah.

"Jangan tinggalin gue ya? Gue bantu lo buat inget siapa gue. Hati gue sakit liat lo ga berdaya kemarin." Ujar Aurora menitikan air matanya.

"Ga perlu. Gue udah inget semua nya, dan sekarang izinin gue buat mempertahankan apa yang seharus nya gue pertahanin." Balas Leo lembut.

RIVALLEO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang