R-33

20K 831 98
                                    

"Ara." Gumam Leo pelan.

Leo menatap gadis yang sedang tersenyum tipis kepada nya. Rasa rindu ini telah terbalas melihat mata indah Aurora telah terbuka tepat di hadapan nya. Rasa menunggu yang tak kunjung habis kini telah hilang ketika melihat Aurora melihat nya juga. Dan rasa takut ketika merasa Aurora tak ada, kini telah hancur melihat tangan halusnya telah bisa bergerak.

Tangan kekar yang selama menjaga Aurora mengelus rambut nya pelan. Leo menujukan sisi lemah nya kepada Aurora, Biarlah Aurora tahu. Bahwa dirinya memang kelemahan Leo, bahwa dirinya lah yang membuat Leo bisa lemah selemah ini. Leo menatap sayu menujukan lagi senyuman manis yang jarang orang lain lihat.

Ini bukan mimpi. Aurora benar-benar sudah sadar. Leo tidak bisa mengucapkan rasa bahagia. Ketika Aurora hidup kembali sudah membuatnya merasa jauh lebih baik dari kemarin.

"Jangan pernah kaya gini lagi." Ucap Leo pelan yang langsung mencium kening Aurora hangat.

Aurora memgangguk pelan sembari tersenyum tipis menanggapi ucapan Leo. Entah sudah berapa lama ia tertidur. Ada rasa bahagia ketika Leo yang pertama ia temui ketika dirinya berjuang untuk kembali membuka mata.

Baginya, Leo adalah laki-laki yang terbaik setelah Ayah dan ke-2 abang nya. Aurora bersyukur dengan adanya Leo, dengan kehadiran nya, yang bisa membuat Aurora merasa aman dan juga tenang.

"Haus." Ucap pelan Aurora.

Leo mengangguk dan segera mengambil air yang berada di atas meja tepat disisi bangkar Aurora. Aurora di bantu duduk oleh Leo, Dan juga di bantu untuk minum. Melihat wajah Leo yang kembali dingin membuat nya kesal dan ingin sekali mencubit pinggangnya itu. Sayangnya, tenaga dirinya belum sepenuh dulu.

Melihat wajah Aurora yang murung membuat Leo menaiki alisnya satu, bertanda bingung dan bertanya ada apa.

"Kenapa?." Tanyanya datar.

"Sehari aja kek lo senyum lama!." Pinta Aurora rengek yang membuat Leo menahan senyum nya.

Leo menggeleng pelan. Aurora membuang nafasnya kesal, dilihat-lihat Leo ingin sekali tersenyum lebar. Ia rindu Aurora yang selalu merengek dan manja padanya, ia rindu Aurora yang juga selalu kesal dan marah-marah padanya seenak hati.

Dengan cepat Leo membantu Aurora untuk kembali tidur. Rasa lega sudah masuk kedalam hati dan juga pikiran nya. Entah seberapa besar rasa cinta dan sayang dirinya kepada Aurora. Perempuan aneh yang telah masuk kedalam hidupnya.

"Kenapa?." Tanya Leo khawatir yang langsung bangun dari tempat duduknya.

Leo melihat Aurora sedang memegang kepala nya dan meringis kesakitan. Dengan cepat ia bangun dari tempat duduknya. Dan segera memanggil dokter dengan berlari keluar dari ruangan Aurora. Aurora hanya bisa menahan sakit kepala nya.

"DOKTER!." Teriak Leo depan ruangan Aurora.

Dengan cepat datang Dokter dan juga 1 suster yang berada di belakang nya. Kini mereka masuk keruangan Aurora. Leo hanya bisa diam ketika melihat dokter dan juga suster yang sedang menangani Aurora. Leo menatap tombol merah yang berada di atas bangkar Aurora.

Ia lupa bahwa itu tombol untuk memanggil dokter ketika sedang keadaan darurat. Entah lah, melihat Aurora menahan sakit seperti tadi membuatnya hilang akal dan tidak bisa berfikir apa-apa.

"Bagaimana dok?!." Tanya Leo khawatir.

"Tenang saja, Pasien sudah kami beri obat. Dia hanya sakit kepala biasa akibat tidur terlalu lama. Mungkin pagi obat itu sudah tidak bereaksi." Jawab dokter tersebut.

Yang membuat Leo memgangguk paham.

"Owh iya, waktu pasien sadar bagaimana keadaan nya?." Tanya Dokter tersebut.

RIVALLEO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang