R-25

22.1K 826 43
                                    

Tak ada yang salah dalam mencintai seseorang. Hanya saja tingkah dan sikap kita yang bagaimana menghadapinya.

Kini Salsa sedang berada di atas gedung sekolahannya. Yang terkenal dengan Aula di sisi Gudang yang sudah tidak terpakai lagi. Dengan laki-laki yang sudah berada di hadapan nya.

"Gue mau ngajak lo kerja sama." Ajaknya yang membuat laki-laki tersebut menggakat alisnya.

"Kerja sama? Dalam hal ape ni." Tanyanya kepada Salsa.

"Gue tau lo suka sama Aurora, dan mustahil kalau lo juga ga tau gue suka sama Leo." Jawabnya yang membuat laki-laki tersebut mengerti.

"Owh jadi maksud lo, lo mau kita kerja sama biar gue dapet Aurora dan lo dapet Leo?." Tebak nya.

Salsa menganggukkan kepala nya sembari memberi senyum kemenangan. Laki-laki itu membuang nafasnya. Dirinya tidak habis fikir oleh perempuan yang ada di hadapan nya ini.

"Sayang nya gue ga mau." Katanya yang membuat Salsa menatap bingung.

"Kenapa lo ga mau? Gue udah bikin rencana nya dan lo tinggal ngejalanin." Tanya Salsa.

"Gue sama lo itu beda. Gue sayang sama Aurora, kalau lo itu terobsesi sama Leo." Jawabnya yang membuat Salsa marah.

"Ga usah munafik, gue tau lo mau dapetin Aurora." Remeh Salsa.

"Mustahil juga kalau gue bilang gua ga mau dapetin Aurora. Tapi gue tau diri, Hatinya bukan barang yang bisa gue ambil dengan cara apapun." Kekeh laki-laki tersebut.

"Kenapa lo ga mikirin hati lo yang terus mau Aurora? Gue yakin lo sakit ngeliat Aurora sama Leo terus." Pancing Salsa yang membuat Laki-laki tersebut terkekeh.

"Setidaknya gue mikirin diri gue. Sekira-kira kalau lo mau berjuang, hargain diri sendiri dulu." Ujar laki-laki tersebut.

Salsa menatapnya. Apa yang dia maksud tadi?.

"Lo kadang mikir ga? Buat apa lo capek-capek berjuang tapi akhirnya lo juga tau kalau Leo itu bakal tetep sama Aurora?." Tanyanya yang membuat Salsa tidak bisa menjawab.

"Lo cinta sama Aurora. Kenapa selalu pojokin gue?." Tanya Salsa balik.

"Orang kayak lo perlu di kasih tau buat sadar. Sadar kalau apa yang lo mau ga semuanya bisa lo dapet." Jawab laki-laki tersebut.

"Seterah lo mau ngomong apa. Intinya gua bakal berusaha buat ambil Leo dari Aurora."

"Lagi pula gue ga butuh bantuan lo fi." Ujar Salsa.

"Seterah lo mau lakuin apa aja. Pesen gue cuma satu, ga akan ada cinta kalau semuanya berawal dari paksaan. Yang ada lo tambah di pandang jelek sama Leo." Balas nya yang membuat Salsa menahan amarahnya.

Setelah mendengar apa yang Laki-laki itu ucapkan. Salsa meninggalkan laki-laki yang sedang menatap langit siang dengan senyuman miris sembari memasukan tangan nya kedalam kantong celana.

Laki-laki tersebut adalah Raffi. Kalian ingat? Laki-laki yang selalu mengajak Aurora berantam agar bisa selalu di sisinya. Sebenarnya Raffi bisa saja menerima ajakan Salsa, Kakak kelas nya itu. Tapi dirinya tidak mau melihat Aurora tersakiti oleh tingkah nya dan membuat Aurora benci karna menganggap nya laki-laki jahat.

"Biarin gue liat lo sama Leo bahagia."

"Dan izinin terus gue buat di samping lo, bikin lo ketawa dan juga senyum. walau gue tau, Kita cuma sebatas teman. Tapi setidaknya itu udah lebih dari cukup buat gue." Ucap Raffi sehabis itu tersenyum miris.

Kini mereka semua sedang berada di kantin. Membuka konser dadakan di ujung meja khusus untuk Rivalleo berserta teman-teman nya yang lain.

"Lagu Dangdut napa sih! Biar seru dikit." Keluh Devan.

RIVALLEO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang