R-31

18.6K 878 107
                                    

"Ara." Gumam Leo pelan.

Farrel, Devan, dan juga Arka sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat. Cukup mereka yakini, pemandangan ini sangat membuat Leo sakit dan merasa seluruh nafas nya berada di ambang. Leo membenarkan apa yang berada di Fikiran mereka. Bukan alay, hanya saja. Hampa melihat seseorang yang selama ini berusaha di jaga namun tetap saja terlukai.

Leo menghampiri dengan berlari cepat. Menatap tubuh kecil yang Malang itu. Tak habis fikir, apa selalai itu dirinya hingga Aurora menjadi seperti ini?. Mempopoh tubuh tak berdaya itu dan membawa nya untuk segera keluar dari ruangan biadab itu.

Arka melihat sekeliling nya, terdapat banyak bangkai tikus kecil yang membuatnya geli. Dan banyak air kotor yang mampu membuat nya merasa ingin muntah. Apa benar ini semua kelakuan Salsa?.

"WOI KAMPRET! MAU DISINI AJA LO?." Teriak Devan ketika sudah berada di pintu utama.

"Iye sabar." Balas Arka.

Ketika ingin keluar dari tempat ini. Tiba-tiba Arka menginjak suatu barang yang harus membuatnya berjongkok untuk mengambil nya. Terlihat gantungan kunci berwarna merah. Dan Arka yakin, ini bisa menjadi salah satu bukti kebenaran.

"Tunggu tanggal main nya gadis bodoh, lo udah berani bangunin singa yang tidur di tubuh Leo."

Arka segera meninggalkan ruangan itu.

Leo berlarian menuju tempat parkir dengan membawa Aurora dalam gendongannya. Farrel telah menghubungi semua sahabat nya dan juga sahabat Aurora. Untuk keadaan seperti ini, Leo hanya bisa diam menatap gadisnya. Semua tampak seperti mimpi.

"Cepet." Titah Leo.

Mobil yang sudah Leo kirim ke sekolah telah datang, Dengan cepat Leo memasukan Aurora dan menidurkan Aurora dengan kepala berada di atas paha nya. Kini mobil tersebut dikendarai oleh Reynaldo dan ada Andra disisi nya.

Leo berjanji, siapapun yang membuat gadisnya seperti ini akan mendapatkan balasan yang benar-benar setimpal. Tidak akan memandang dari siapa orang tersebut, baik laki-laki maupun perempuan. Leo benar-benar tidak akan perduli.

Mata tajam yang biasa Leo tunjukan kini hanya bisa menatap lembut kepada Aurora yang enggan membuka matanya, pipi Aurora sangat merah dan sedikit bengkak. Rambut yang sudah tidak berbentuk rapih. Dan lengan sedikit berdarah serta bau yang masuk kedalam hidung Leo. Gadis nya yang sangat ia cintai harus mendapatkan ini semua.

"Percepat Rey!." Tegas Leo kepada Reynaldo.

Reynaldo dan Andra melihat mata Leo yang selalu menyorotkan kekhawatiran, Mereka yakin. Masa masa Leo yang menakutkan terjadi lagi sekarang. Tapi mereka bisa apa. Hanya dengan berada disisi Leo saja dan menemaninya sudah lebih dari cukup ketimbang mereka tidak bisa apa-apa.

"Bener bukan kata gue? Leo emang pantes milikin lo." Batin Reynaldo ketika melihat Leo dari spion dalam mobil.

Leo hanya bisa berharap dalam ketakutan. Kekhawatiran, rasanya ia tidak pernah mengalami rasa takut sebesar ini, melihat Aurora terluka dan tidak bergerak membuat dunia nya sedikit bergoyang.

"Rasanya gue mau nangis liat lo."

"Tapi kalau lo tau, pasti gue di ketawa in."

Leo berbicara dalam hatinya. Benar apa yang ia bicarakan, ia ingin menangis, tidak salah bukan? Laki-laki tegas sepertinya juga pantas untuk menangis. Lucu rasanya, mengingat hanya Aurora yang bisa membuat dirinya sekacau ini.

"Kita udah sampai."

Leo mengangguk. Dalam hatinya, tidak pernah ia berhenti untuk terus berdoa demi keselamatan Aurora dan kebaikan Aurora saat ini. Leo berharap Aurora dalam keadaan baik-baik saja, ia benci melihat Aurora terus menutup matanya seakan-akan tiada. Ia takut.

RIVALLEO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang