R-56

8K 702 151
                                    

Saat ini, Bell sekolah SMA Pusaka Indah Jaya sudah terdengar nyaring di seluruh penjuru sisi. Membuat siswa siswi keluar dengan sorakan senang karna Bell pulang sekolah sudah di bunyikan.

"Rara, saya titipkan ini pada kamu." Ucap Pak Rama yang membuat hati Aurora merasa tidak baik, Rara?.

"Ba-baik pak." Balas Aurora kaku.

Rama yang merasa bahwa wajah Aurora berubah pun langsung meninggalkan Aurora. Takut-takut Aurora bertanya pada nya perihal yang tidak ingin ia jawab sekarang.

"Udah?." Tanya Leo didepan pintu sembari menatap Guru nya secara tidak suka. Saat Rama berpas-pasan dengan nya.

Aurora menoleh, terdapat Leo disana dengan tas yang ia pakai hanya disebelah kanan. Tidak lupa dengan Bandana dan Jaket Rivalleo tidak pernah lepas dari Ketua Rivall tersebut.

"Gue ga jadi ketemu Raffi, hari ini anak nya bolos." Ujar Aurora yang di balas anggukan oleh Leo.

"Sekarang mau kemana?." Tanya Aurora disela sela perjalanan mereka.

"Ananta."

Aurora berhenti, tangan nya yang digenggam Leo membuat Leo ikut berhenti. "Kenapa?." Tanya Leo saat menoleh.

"Lo aja, gue ga ikut." Tolak Aurora.

"Lo udah janji."

"Janji apa?."

"Kalau gue udah sehat, kita ketemu Ananta."

Aurora membuang nafas nya malas. Namun tiba-tiba saja mood nya berubah menjadi sangat baik saat Leo mencium tangan nya yang Leo genggam. "Ga lebih, cuma ketemu." Peringat Leo dengan senyum manis nya.

Yakali Aurora ga luluh.

Luluh lah gila!.

"Pake." Titah Leo melepas jaket nya.

Aurora menerima nya. Saat Leo memakaikan helm dikepala Aurora. Mata Aurora membulat saat kancing baju sekolah Leo yang paling atas tidak terkancingi, mana 2 lagi yang ga di kancingin!!.

"Biasanya pake kaos item, mau pamer lo?!." Sewot Aurora tidak suka.

"Ga jelas." Sahut Leo tidak paham.

GA PEKA! ORANG GILA DASAR!!!.

"Ck! Kancing baju lo Leo!!." Geram Aurora.

"Gerah Ra,"

"Kancingin,"

"Ga,"

"Kancingin atau gue yang ngancingin??!." Ancam Aurora kesal.

Leo tersenyum remeh.

"Kaya berani aja." Ujar nya.

"Siapa takut, sini deketan."

Tanpa basa basi Leo mendekatkan tubuh nya dengan Aurora. Sial! Belum apa-apa Aurora sudah sangat deg deg kan, mengapa wangi Leo benar-benar memabukkan dirinya?!.

"Nunduk! Ketinggian lo!."

Leo tersenyum manis saat wajah nya setara dengan Aurora. Wajah kesal Aurora adalah kesukaannya, mulut nya yang mencibir adalah kesenangannya. "Ud---" Ucap Aurora yang terpotong karna wajah nya begitu dekat dengan Leo.

"WOI TAHAN WOII BELUM MUHRIM!!!." Teriak seseorang yang membuat Leo dan Aurora menoleh.

"NIKAH DULU NYET!!! MAIN NYOSOR AJA TUH MUKA!!!."

RIVALLEO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang