R-8

28.1K 1.3K 57
                                    

Sedangkan keadaan di sekolah SMA pusaka indah jaya. Kini Aurora dan teman-teman nya sedang berada di kelas. Pelajaran pertama sudah berakhir. Dan istirahat pun sudah di akhiri dengan Bell masuk untuk pelajaran kedua.

Aurora hanya terkekeh mendengar cerita teman-teman nya yang kadang membuat dia tertawa sedikit. Entah lelucon apa yang mereka buat, tapi setidaknya bisa membuat Aurora tertawa.

"Cerita lo ga masuk akal tapi lucu bett anjir" Ucap Amanda yang masih tertawa di buat nya.

"Eh katanya Leo sama Salsa ga masuk hari ini ya?" Celetuk Kanaya yang membuat mereka diam.

Aurora pun berubah raut wajah nya. Leo dan Salsa tidak masuk di hari yang sama? Aurora hanya bisa diam dan entah harus berbicara apa.

"Eh maaf lho" Kata Kanaya merasa bersalah ketika melihat wajah Aurora.

Amanda pun menoleh.

"Udah lah ga usah di pikirin" Ingat Amanda yang membuat Aurora mengangguk patuh.

Tidak lama guru pelajaran kedua pun masuk, pelajaran bahasa Indonesia dimana mereka yang di suruh mengarang malah berfikir.

"Selamat siang anak-anak" Sapa guru yang lumayan sudah lanjut usia.

"Siang juga bu Ella" Balas anak murid semua nya.

Nama guru pelajaran bahasa Indonesia adalah Ibu Ella Farida. Guru yang terkenal dengan ucapan pedas nya, Bu Ella pula wali ketua kelas Aurora dan Dion. Bu Ella sangat disiplin, guru yang suka dengan bersih dan wangi. Jadi tak usah di tanyakan mengapa kelas Aurora selalu bersih jika Bu Ella akan datang.

"Bendahara nya mana ya?" Panggil Bu Ella.

Perempuan galak yang bernama Azizah sebagai Organisasi keuangan yaitu bendahara pun langsung maju karna di panggil oleh bu Ella. Mengapa di sebut perempuan galak? Karna malaknya seorang bendahara melebihi preman di pasar.

"Siapa saja yang belum bayar uang kas?" Tanya bu Ella ketika Azizah sudah ada di hadapan nya.

Azizah pun membuka buku itu dan menyebutkan nama-nama temannya yang belum bayar uang kas.

"Daus 35 ribu, Rizky 30 ribu, Wahyu 25 ribu, selebih nya di bawah 20 ribu bu" Jawab Azizah.

Mata sinis dan tajam Bu Ella pun membuat Daus, Rizky, Wahyu menelan slivanya dan air keringat yang sudah keluar dari tubuh nya itu.

"Kenapa?!" Tanya Bu Ella tajam kepada Wahyu.

"Ga ada uang bu" Jawab Wahyu dengan gugup dan tak melihat Bu Ella.

"AH WAHYU, TADI BELI GORENGAN BISA, MINUMAN NYA JUGA JUS JERUK" Timpal laki-laki bermulut seperti perempuan, siapa lagi Kalau bukan Dika.

Rizky menatap Dika dengan tajam, dasar laki-laki bermulut perempuan. Awas saja jika bu Ella sudah keluar dari kelas. Di pastikan mulut itu tak akan bisa berbicara.

"Kalau kamu?" Tanya Bu Ella kepada Daus.

"Ga ada uang juga bu, saya ga tau kalau udah Nunggak" Jawab Daus dengan posisi yang sama seperti Wahyu.

"ASTAGFIRULLAH DAUS! TADI GUE LIAT LO BELI ES CAMPUR DI DEPAN SEKOLAH" Celetuk Dika kembali.

"Dasar mulut kudanil! Muka anak kondak! Bibir burung! Otak lele! Itu mulut apa petasan sih bawel banget bangsat!" Batin Daus dengan kesal.

Tatapan tajam Bu Ella pun kembali kepada Rizky. Rizky yang di tatap pun hanya cengegesan tidak jelas.

"Kalau kamu kenapa?" Tanya Bu Ella kembali.

RIVALLEO. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang