Sequel of Fiance
Starting by Winwin and Lisa
________________________________________________________
Ini tentang Windu, Lisa, dan kehidupan mereka setelah menikah.
Start: 25 April 2021
End: 04 Mei 2021
______________________________________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa menatap suaminya yang tak pernah tidak aneh selama mengenalnya. Ia tak tahu bagaimana mengungkapkannya, tapi dia sangat kesal dengan pria itu. Setiap hari memang kesal, tapi untuk hari ini kekesalannya dipangkatkan dengan angka 5.
Lelaki itu sejak tadi selalu mengambil alih apapun yang Lisa lakukan semenjak dia bangun tidur. Tak hanya itu, Windu bahkan menggendongnya kemanapun ia akan melangkah, padahal ia tahu kalau pria itu merasa keberatan akibat berat badan Lisa naik drastis, apalagi dia membawa kehidupan lain di perutnya.
"Kamu kenapa sih?" kesal Lisa. Kini dia berniat menuangkan air ke dalam gelas dan meminumnya karena tiba-tiba kerongkongannya terasa seret, tapi lelaki itu lagi-lagi mengambil alih kegiatannya menuangkan air dan itu berhasil membuat kekesalan Lisa menjadi berpangkat 6.
"Gapapa." jawab Windu dengan santai sambil menyodorkan segelas air itu pada Windu.
Otak Lisa memunculkan banyak spekulasi saat minum, tapi satu hal yang mungkin. Semenjak kandungannya menginjak usia 9 bulan, lelaki itu semakin bertambah overprotektif terhadapnya. Bahkan untuk bertemu Rose di luar sebentar saja, dia tidak diijinkan.
Kalau ditanya, pasti alasannya karena ingin menjaga Lisa yang bisa melahirkan kapan saja. Siapa tahu nanti waktu membawa gelas tiba-tiba perutnya sakit, terus gelasnya jatuh dan pecah mengenai kaki Lisa. Itu adalah salah satu alasan yang diutarakan oleh Windu karena bukan kali ini saja lelaki itu mengambilkan minum untuknya secara suka rela.
Itu perhatian, khawatir, atau lebay?
Tapi menurut Lisa, opsi ketiga lebih cocok untuk pria itu.
"Kenapa lagi sih? Aku bisa jalan sendiri." greget Lisa saat merasakan tubuhnya melayang, digendong oleh Windu yang sekarang membawanya ke sofa ruang tamu untuk lanjut nonton berita sore hari. Hari ini, kedua insan tersebut memang tidak menonton kartun kesukaan masing-masing––belum waktunya tayang.
"Untuk menanggulangi resiko melahirkan. Siapa tahu nanti waktu kamu jalan, terus tiba-tiba perut kamu sakit, saking ga kuatnya kamu langsung menggelepar di lantai, terus terbentur lantai. Gimana hayo?" alasan tak masuk akal kembali meluncur dari mulut sang suami.
"Ya tapi ga gitu juga kali." ketus Lisa sambil mengambil alih remot dan mengganti saluran tv yang ingin ia tonton. Ada sinetron apa sore-sore begini?
"Namanya juga waspada." balas Windu tak mau kalah.
"Lagian aku ga bakal lahiran hari ini."
"Siapa bilang? Siapa bilang hayo? Siapa bilang?" Windu bertanya, tapi nadanya mirip orang ngajak baku hantam. Bahkan tangannya sudah berkacak pinggang.
"Aku, barusan."
Windu mencebikkan bibirnya, "Sok tahu kamu."
"Kamu tuh yang sok tahu, orang yang hamil aku kok."
"Tapi selama ini yang mual aku, yang pusing aku, yang ngerasain semuanya aku, yang ngidam juga aku. Jadi aku pasti berasa kapan kamu akan melahirkan." Windu menantang dengan wajah yang semakin mendekat, membuat Lisa memundurkan kepalanya ke belakang untuk menghindari muncratan suaminya.