Kini jam sudah menunjukan angka 20:00 malam, tetapi hujan masih saja belum terus terang, angin juga tak mau berhenti berjalan jalan. Mereka disana hanya bisa memeluk dirinya masing masing, ada yang sudah tertidur lelap, dan ada juga yang masih melek.
"Lan, lo nggak papa?" Tanya Joko.
"Gue gak papa kok jok" jawab Wulan.
"Ria kayangnya ngantuk banget deh, sampai tidur pules kayak gitu" sambung Wulan.
"Iya lan, Beben sama Indro juga kayaknya ngantuk banget tuh" balas Joko.
"lebih baiknya kita bermalam disini aja deh jok" ucap Wulan.
"Lo mau gue peluk? Keliatannya lo kedinginan banget" tawar joko. Wulan menggeleng.
"Gak usah jok, mending lo peluk diri lo sendiri aja" tolak Wulan.
"Bhwbwhwbhw" gumam ria.
Indro dan Beben terbangun saat mendengar gumaman itu.
"Ben tadi lo denger orang menggumam nggak?" Tanya Indro.
"Iya ndro gue denger, tapi siapa ya yang nggumam" Beben.
"Yaallah ria.. ria panas banget, gimana nih Ben, hujan juga nggak berhenti henti lagi!, Gue takut ria kenapa Napa!" Ucap Indro.
"Ndro lo punya sesuatu gak?"
"Apaan!"
"Ya.. apa gitu, biar bisa ngangetin ria!" Beben.
"Gue bawa sarung tangan nih" Indro.
"Yaudah mana"
"Nih" memberikan ke Beben. Lalu Beben segera menempelkan keleher ria.
"Duh ben, gimana dong, ria nya masih menggigil kayak gini" ucap Indro panik.
"Gue juga bingung ndro!" Timpal Beben.
"Mana Wulan sama Joko tidur lagi, biasanya kan mereka yang pinter nyari ide" sambung Beben.
Indro menggesek nggesekkan tangannya lalu setelah itu diletakkan pada pipi ria. Bermaksud agar mengurangi rasa dingin ditubuh ria.
"Ben Lo punya sesuatu lagi gak?! Gue kasihan banget sama ria, dia sampe menggigil kayak gitu" Indro.
"Gue bawa plastik ndro" Beben.
"Yaudah sini cepet" Indro.
"Plastik buat apa oi!" Beben.
"Udah sini, bawel banget sih lo" Indro.
"Nih" memberikan plastiknya ke Indro. Indro lalu memasukkan tangan ria kedalam plastik.
"Ada lagi gak Ben?" Indro.
"Nih gue bawa 4" beben, memberikan semua plastiknya pada Indro.
Indro memasukkan kedua tangan ria juga kedua kaki ria kedalam plastik.
"Ben masih menggigil!" Ringik Indro, yang berhasil meneteskan butiran bening dari pelupuk matanya.
"Eh itu Wulan kayaknya bawah tas deh, coba gue buka, mungkin ada sesuatu yang bisa bikin ria jadi ngrasa anget" ucap Beben.
"Yaudah cepet lo periksa" Indro.
"Wulan bawa jilbab ndro" Beben.
"Yaudah cepet bawa sini" Indro, lalu segera memasangkan jilbab itu pada kepala ria.
Ria perlahan membuka matanya.
"Eh ria, ri lo nggak papa?" Tanya Indro khawatir.
"D--ingin.. hwzhwhz" gumam ria.