RINDRO|15

1.8K 149 3
                                    

Indro lalu kembali ke rumah pohon untuk menyusul ria.

"Guys, gimana kalau kita bikin rujak?!" ucap Wulan.

"Wah bagus tuh lan ide lo!" Sahut Joko.

"Iya gue juga setuju" Beben.

"Indro? Ria? Gimana?" Wulan.

"Iya gue setuju" Indro.

"Lo ri?" Wulan. Ria mengangguk setuju.

"Asal jangan nyolong mangga tetangga" ucap joko sambil diakhiri kekehannya. Semuanya itu ikut tertawa.

"Yaudah kita izin ngambil mangga nya bu jihan aja" Wulan.

"Gini aja, Wulan sama ria beli bumbunya terus kita yang ambil mangganya" ujar Joko.

"Oke," Wulan.

Toko.

"Ri, kita beli apa aja ya?!" Tanya Wulan.

"Kacang,cabe,gula merah,garam" jawab ria.

"Oke deh" Wulan.

"Mbak beli kacangnya 2000, terus cabe 3000, gula merah 2000, sama garam" sambung Wulan.

"Oke dek, tunggu bentar ya" Wulan mengangguk.

"Ri.. gue seneng banget deh akhirnya lo berubah jadi ria yang gue kenal dulu" ucap Wulan.

"Iya lan, maafin perbuatan gue yang kemaren kemaren ya" sahut ria.

"Sipp" Wulan, mengacungkan jempolnya.

"Nih dek" ucap penjualnya, sambil memberikan belanjaannya.

"Nih mbak uangnya, makasih" Wulan.

"Iyaa" penjualnya.

Rumah Bu Jihan.

"Assalamu'alaikum.. Bu Jihan..... " Panggil Indro Joko Beben.

"Waalaikumsalam, eh kalian? Mau ngapain kerumah Bu Jihan, tumben!" Balas Bu Jihan.

"Iya nih Bu, sebelumnya saya minta maaf, apa boleh saya dan teman teman saya, minta mangganya" ucap Joko.

"Tentu boleh nak Joko, silahkan silahkan, ibu ambilkan kresek nya dulu" seru Bu Jihan.

"Wah ibu baik banget deh, makasih banyak ya Bu" Joko.

"Iya.. sama sama" Bu jihan.

"Ayo ndro, ben, bantuin gue ambil mangganya!" Ucap Joko ketika Bu Jihan mengambilkan kreseknya.

"Iya iya jok!" Timpal Beben dan Indro secara bersamaan.

"Nih nak kreseknya," ucap Bu Jihan sambil memberikan kreseknya.

"Makasih buk" joko, Indro, Beben.

"Iya sama sama."

Rumah pohon.

"Cowo cowo mana sih lama banget deh" Wulan.

"Sabar aja kali lan" ria.

"Nah itu dia mereka" sambung ria.

"Eh! Kalian lama banget sih, ngambil mangga doang jugak" oceh Wulan.

"Udah diambilin gak ada rasa terimakasih nya lo!" Joko.

"Bukannya nggak trimakasih, tapi lama!" Wulan.

"Eh udah udah kok malah bertengkar sih" lerai ria.

"Yaudah yok buat rujaknya sekarang" Beben.

"Yok" all.

Tiba tiba saja angin datang begitu sangat kencang hingga semua yang ada dirumah pohon itu tidak bisa melihat apapun, yang bisa mereka lakukan adalah berteriak tanpa mengetahui sekitar, hal ini bisa dibilang seperti badai yang menghampas mereka begitu saja.

Hujan perlahan turun, hari juga makin nampak gelap, suasana menjadi sunyi, petir pun menyambar kemana mana.

Akhirnya mereka semua menaiki rumah pohon, dan memasukinya untuk berteduh beberapa saat, untuk menunggu hujan reda.

"Hiks hiks hiks" suara tangisan itu terdengar sangat nyaring didalam rumah pohon itu. Siapa lagi kalau bukan ria dan Wulan yang menangis.

"Eh lan udah jangan nangis, gak perlu takut, nanti juga Suasananya membaik sendiri kok" Joko memeluk samping badan Wulan.

"Iya lan lo jangan nangis, nanti juga membaik kok suasananya" sahut Indro yang memeluk samping kanan badan Wulan.

Mereka posisinya saling berhadapan dengan satu sama lain. Wulan Indro dan Joko disebelah Utara, sedangkan ria sama Beben disebelah selatan.

"Hiks hiks hiks" suara tersebut berasal dari sebelah Beben.

"Ri udah ya lo tenang aja, kan ada gue yang meluk lo" ucap Beben menenangkan ria.

"Makasih Ben" balas ria dengan isakannya.

"Kenapa Indro milih meluk Wulan dari pada gue hiks hiks" batin ria.

"Gue makin yakin buat deketin Beben, dan ngejauhin Indro" batinnya lagi.

Saat ini ria tertidur dibahu Beben, Beben hanya mengelus ngelus pipi ria agar sedikit memberi kehangatan.

Sedangkan indro, sedari tadi sudah memanas melihat Beben yang sok memperhatikan ria.

"Maaf ya ri gue tadi meluk Wulan, tapi gue gini cuma mau bikin lo panas aja tapi malah gue yang panas" batin Indro.

"Ndro, lo kenapa bengong?" Tanya Joko.

"Enggak kok gpp" indro.

"Ndro Wulan tidur nih, bantuin seretin kakinya dong, biar kepalanya tidur dipaha gue," ucap Joko. Indro mengangguk.

"Eh bebento sama ria juga tidur tuh, mending kita ikut tidur" Joko.

Indro perlahan menutup kedua bola matanya, hari berganti malam, tapi mereka masih juga belum terbangun, hujan masih tetap belum reda, angin malam membuat mereka nyenyak untuk tidur. Orang terdekat mereka sangat khawatir dirumah. Bagaimana tidak, anak anaknya sudah larut malam gini belum juga pulang, ditambah hujan sangat deras sejak siang tadi.

"Huwhwhhw" anggap aja suara orang lagi kedinginan. Badan Ria sangatlah membeku, mereka semua yang berada di dalam rumah pohon itu sangat amat dalam kedinginan apalagi tidak ada satu barang pun yang bisa mengurangi rasa dingin.

Mungkin kalau ada pintu atau selimut ataupun jaket, mereka agak sedikit merasakan hangat.

"Ben, gue boleh peluk Lo gak? Bwhbwhwbhw" anggap aja suara kedinginan. Ria sedang menggigil parah.

Indro tiba tiba terbangun, tak sengaja mendengar sedikit ucapan ria.

Alhasil Indro segera berganti tempat untuk memeluk badan ria.

"Ndro kenapa lo kesini, Lo peluk Wulan aja, kasihan dia menggigil gitu" gumam ria.

"Kan udah ada Joko ri yang peluk, lagian gue juga kedinginan, gue pengen peluk lo" Indro.

"Udah Lo kesana aja, gue butuh pelukan Beben, bukan Lo" sambung ria yang masih berbicara gemetaran.

Indro tanpa basa basi langsung memeluk tubuh mungil ria, ria hanya mengikuti pelukan Indro, karna ia tak bisa apa apa, badannya sangat kaku untuk digerakkan, sehingga sulit untuk mendorong pelukan Indro.

Beben hanya memeluk tubuhnya sendiri dan mengabaikan Indro dan ria.







•RINDRO•








×××
Vote dan komen ✨
Makasih ✨











Rindro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang