Skip rumah Uda Zein.
"Riaa kenapa kamu ninggalin Uda, ria bangun ria, jangan tinggalin Uda, riaa hiks hiks hiks"
Bu Alya sedari tadi hanya bisa menenangkan Uda Zein.
Kini Indro dan Beben telah sampai.
"Ben, ini pasti gak bener kan? Ben! Jawab! Kenapa rumah ria ada bendera warna kuning, ini pasti main main kan Ben, Ben! Jawab, riaaa hiks hiks hiks, kenapa lo pergi ninggalin gue, gue belom nebus kesalahan gue ri, kenapa lo pergi secepat ini, kenapa lo tega ninggalin gue?,"
Tidak lama lama, mereka berdua akhirnya masuk kedalam rumah.
Indro seketika langsung terkejut, dengan pemandangan ria yang sudah terbaring dan menggunakan kain kafan itu.
"Nggak! Ria gak mungkin meninggal! Ria masih hidup, itu pasti bukan ria!" Elak Indro tidak percaya.
"Indro," sahut Bu Alya ketika mendengar teriakan Indro. Bu Alya kemudian menyusul Indro dan perlahan membawanya kepinggir jenazah ria.
"Nggak! Ria hiks hiks" langsung saja Indro memeluk tubuh ria dengan sangat erat.
"Ndro, tenangkan diri kamu, ikhlasin ria, ria sudah tenang disana" ujar Bu Alya.
"Bu, ini gak mungkin kan? Jawab Bu! Ini bukan ria kan, pasti ini kembarannya ria kan" timpal Indro.
"Ini ria ndro," sahut Bu Alya.
"Ri! Bangun! Ria! Bangun! Ri Lo tega ninggalin gue?! Ri bangun! Hiks hiks hiks"
"Ben sekarang Lo bilangin kegue, bahwa ria masih hidup! Cepet!" Perintah Indro. Beben yang tahu itu semakin kencang untuk menangis.
"Ndro, sadar! Hiks Sadar! Hiks Ria itu udah gak ada, Lo jangan bego gini dong" ucap beben menahan tangisannya.
Tiba tiba saja tangan ria mengenggam tangan Indro.
"Ria!" ucap semuanya, mereka semua dikejutkan dengan hidupnya kembali ria.
"Uni, ini ada apa? Kenapa rame banget disini?" Tanya ria.
"Ria kamu gakpapa?" Tanya uni balik.
"Ria nggak papa" jawab ria santai, bagaimana bisa ia hidup kembali? Aneh bukan, tapi tidak aneh, itulah yang dinamakan takdir Allah.
"Ri" ucap Indro yang langsung memeluk erat tubuh ria, ria dengan posisi duduk.
"Kenapa Lo nangis ndro?" Tanya ria yang masih dipelukan Indro.
"Tadi lo meninggal ri, tapi lo hidup lagi" jelas Indro.
"Makanya, gue tadi serasa di alam yang gelap gitu, terus gak ada orang sama sekali, gue coba panggil nama semuanya, tetap aja gak ada yang nongol, terus pas gue panggil nama lo, tiba tiba aja ada cahaya yang muncul, dan itu wujud lo, pas gue jabat tangan Lo, tiba tiba aja gue ada disini" bisik ria tepat ditelinga Indro, mereka berdua sedari tadi asik berpelukan sampai sampai menjadi pusat perhatian semua orang.
"Tapi lo gakpapa kan ri? Gak ada yang sakit kan?" Indro. Ria menggeleng.
"Ria" kini giliran Uda Zein yang memeluk ria.
Pelukan ketiga didapat oleh Beben, dan pelukan terakhir pada Bu Alya.
Ponsel Indro berdering. Indro menolaknya karena yang menelfon adalah Wulan, ia takut jika nantinya ria bakalan kecewa.
"Indro, Beben kalian anterin ria kekamar ya," perintah Bu Alya.
"Baik bu,"
Sementara Bu Alya dan Uda Zein membubarkan orang orang yang telah hadir.
"Ri, Lo mau apa? Biar gue beliin sama Beben" ucap Indro.
"Gue gak mau apa apa" jawab ria.
"Yaudah Lo tidur ya, istirahat, Pasti Lo capek banget" ujar Indro.
"Lo temenin gue tidur" ucap ria tiba tiba. Indro sekilas melirik wajah Beben. Beben mengangguk anggukan kepalanya.
"Yaudah iya, gue temenin Lo tidur" balas Indro. Ria tersenyum.
Saat ini Indro sedang menyanyikan lagu burung kakak tua untuk ria. Tidak lupa sambil sedikit mengelus rambutnya.
Sedangkan Bu Alya, Uda Zein dan Beben shalat, mereka sangat berterimakasih pada Allah, karena ria dikasih kesempatan kedua untuk hidup.
"Tidur ya ri" ucap Indro ketika ria menatapnya. Mereka berdua salting.
"Ndro," panggil ria sambil memejamkan matanya.
"Hem?" Indro.
Ria mengalurkan tangannya.
"Kenapa?" Tanya Indro.
"Ih gak peka banget sih Indro, kan gue mau digandeng sama dia, eh malah gitu, gue pergi aja deh ketoilet, pasti dia akan ngejar gue, liat aja lo! gue akan bales" batin ria.
Ria langsung beranjak pergi ketoilet kemudian langsung menguncinya.
"Eh ri, ria! Mau kemana?" Panggil Indro. Ternyata Indro tidak peka karna ia sudah lelah dan ngantuk.
Indro mengejar ria ketoilet, dan menggedor nggedornya, tapi tidak ada balasan satu pun dari ria.
"Ri Lo kenapa?" Tanya Indro panik.
"Lo pulang aja! Gak usah urusin gue!" Tegas ria kesal.
"Gak mungkin lah! Gue gak mau Lo pergi lagi! Gue mau jaga Lo!" Timpal Indro.
"Yaudah kalo Lo mau jaga gue, berarti Lo harus nurut sama perintah gue!" Tambah ria. Indro itu sangatlah ngantuk sehingga ia tiba tiba tertidur didepan pintu toilet, ria pun bingung, mengapa suara Indro tidak ada?.
Ria akhirnya memutuskan untuk membuka kuncinya.
"Loh, Indro! Dia kenapa? Pingsan?" Gumam ria panik. Dan langsung menepuk nepuk pipi Indro, ria tidak tahu saja bahwa Indro sedang tertidur.
"Ndro bangun, ndro! Lo jangan bikin gue khawatir dong"
Kemudian ria membawa Indro kekasurnya, dan segera memanggil Beben.
"Ben! Beben!" Teriak ria.
"Iya ri? Ada apa?" Balas Beben.
"Anuu" ria.
"Anu apa?!" Beben.
"Indro pingsan!" Ucap ria.
"Hah! Indro pingsan" Beben.
"Sekarang dia dimana?" Sambungnya.
"Dikasur gue"
•RINDRO•
×××
Vote dan komen ✨
Makasih ✨