"Nggak ndro, gue mau dagang sendiri!gue gak mau lagi jadi beban semua orang" ucap ria dingin.
"Tapi ri! Gue gak ngrasa jadi beban buat lo!" Tegas Indro.
"Kalo Lo mau nginep disini! Lo gak akan bisa tidur! disini kamarnya cuma satu! lagian kita juga bukan muhrim" ujar ria.
"Gue bisa tidur dikursi kok" balas Indro.
"Terserah lo deh" pasrah ria.
"Kenapa lo jadi dingin gini ri sama gue?" Tanya Indro sambil meraih tangan mungil ria.
"Gue kira Lo udah tau deh alesannya" Jawab ria melepaskan tangan Indro dan menghindari kedekatannya bersama Indro.
"Yaudah mending lo tidur dikamar, istirahat yang cukup, buat dagang besok" kata Indro.
"Mending Lo pulang deh ndro, nanti lo dicariin Bu Inah," timpal ria.
"Itu biar urusan Joko ri, gue mau istirahat dulu dikursi" sahut Indro.
Ria menuju kamar satu satunya,dan langsung tertidur pulas.
Indro sebenarnya sedari tadi belum tidur tetapi ia malah menunggu ria tidur.
"Ria udah tidur apa belom ya" batin Indro bertanya.
"Mending gue samperin kekamarnya" batinnya lagi.
Setelah Indro sampai dikamar ria, ia mendapati ria yang tengah tertidur pulas. Indro terkekeh pelan, menertawakan ria yang sedang tidur dengan pose yang sangat imut itu.
"Hhhh lucu juga ya ri kalo lo tidur pules kayak gini" gumam Indro.
Indro duduk disamping ria, lalu ia meraih jari jemari ria secara perlahan. Kemudian indro mengecup punggung tangan milik ria sebentar. Mata Indro beralih menatap buku diary milik ria.
"Buku diary?" Batin Indro bertanya.
Tidak lama lama. Ia segera mengambilnya dan langsung membacanya.
•DEAR INDRO•
Lo jadi sasaran kehancuran hidup gue, tapi tidak begitu, justru gue yang jadi sasaran hancurnya hidup gue sendiri, gue yang salah karena cinta sama Lo! Gue kira dengan cara gue suka sama lo bisa ngebuat hidup gue jadi nyaman,tentram, adem, tenang tapi malah apa!hidup gue penuh penderitaan, penuh kebencian, penuh amarah, penuh dendam, dan sebagainya lagi. Gue nyesel pernah dititik serendah itu, andai gue bisa putar waktu! gue gak mau ada dititik terendah itu! Tapi itu hanya andai! Andai lagi! Andai gue dulu gak pernah kenal Lo, gak pernah ketemu sama Lo, gak pernah cinta sama Lo, gak pernah ngrelain apapun demi dapetin lo, gak pernah terhasut sama perkataan semua orang, gak pernah sebodoh itu, gak pernah sepolos itu, dan gak pernah jadi ria yang jahat, keras kepala, egois, bisanya mentingin diri sendiri!, sejujur jujurnya gue benci berada diposisi itu! gue Benci! gue benci ndro!.
Mata Indro seketika berkaca kaca setelah membaca isi diary itu.
"Maafin gue ri" batin indro sambil melirik wajah ria sekilas.
Indro masih memegang diary milik ria, ia berganti membuka halaman awal.
Diary dibuka.