Jeongyeon's slice

150 16 2
                                    

Jeongyeon terdiam.

Hening.

"Heh!"

Suara itu membuyarkan lamunan Jeongyeon sejek lalu Jeongyeon mengedarkan pandangannya. Oh, ini kantor barunya. Jeongyeon baru saja menjabat sebagai CEO muda baru. CEO sebuah perusahaan mode besar. Meski produk ini baru tapi masyarakat sudah menyukai produk Jeongyeon.

"Kenapa?" tanya Jeongyeon pada Nayeon.

Nayeon menarik kursi di depan Jeongyeon lalu senyum, "Gimana Changkyun?" Jeongyeon menggeleng, "kenapa harus tanya gimana dia?"

Nayeon menghela nafas. "Ini kan sudah 2 minggu semenjak Ryujin diambil kakakmu. Apa kamu gak kesepian? Changkyun berusaha buat deket sama kamu." Jelas Nayeon panjang.

Nayeon tahu betul kalau Changkyun itu naksir Jeongyeon. Tapi, karena Jeongyeon kelewat cuek dan juga gak peduli, Nayeon kasihan pada Changkyun.

"Changkyun baik.." ucap Jeongyeon tiba-tiba, "...tapi apa pantes.."

"Pantes!" jawab Nayeon sebelum Jeongyeon menuntaskan kalimatnya. "Apapun itu kamu pantes. Asal jangan sama mantan bos kita aja. Aku gak setuju."

Jeongyeon bergidig merinding. Kalau diingat, Jimin memang banyak uang, tapi uang tidak menjamin semuanya. Hanya menjamin kehidupan Jeongyeon semua akan terpenuhi.

"Terus menurut kamu, Changkyun gimana selain baik?" tanya Nayeon.

Jeongyeon berfikir. "Dia humoris. Baik. Lucu. Tsundere." jelas Jeongyeon yang membuat Nayeon terkekeh pelan.

"Jelas sudah." ucap Nayeon membuat Jeongyeon mengangkat satu alisnya, "Jelas kamu naksir dia tapi kamu masih deny kalau kamu naksir dia."

Jeongyeon menatap jauh.

"Kalau dipikir, lucu juga ya. Dulu aku musuh besar dia, sekarang dia malah naksir? Lucu juga dunia." ucap Jeongyeon.

Nayeon menepuk pundak sahabatnya itu pelan, "Apapun itu, siapapun itu, you deserve to be happy, girl. Jangan dijadiin beban soal jodoh. Pikirin yang terbaik karena pasangan itu untuk sekali seumur hidup." ucap Nayeon dengan wejangannya.

"Anyway, thanks ya." ucap Jeongyeon.

Nayeon keluar dari ruangan Jeongyeon dan menyisakan Jeongyeon yang sedang melamun disana sendirian.

Kalau dipikir, benar kata Nayeon. Jodoh itu bukan perihal kaya atau miskin. Tapi soal apa kekurangan kita bisa diterima pasangan kita? Begitu lula sebaliknya. Pasangan itu sekali seumur hidup kecuali kalau ada prahara atau kejadian yang tidak diinginkan.

Changkyun itu orang baik. Meski dia agak sesuatu tapi Changkyun orang yang ramah dan lembut meski kerjaannya modus.

Changkyun. Kenapa aku terus kepikiran soal dia dan potongan lamaran anehnya ya? Dia mau kerja disini? Idol Korea?

Benak Jeongyeon campur aduk. Ia juga masih memikirkan Ryujin yang sudah diambil ibu kandungnya alias kakak Jeongyeon.

Jeongyeon menghela nafas sedikit panjang. Ia lelah. Hanya butuh sedikit titik terang soal hidupnya yang rumit. Bercampur aduk antara masalah hati dan kehidupan. Bertahan atau tinggalkan.

Bener kata mamah, jadi besar itu ada hal yang gak enak apalagi menyangkut masalah kehidupan. Ribet. Semua harus sesuai tuntutan pandangan masyarakat, salah sedikit kena bully. Aduh, bingung.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang