Through The Night

203 27 2
                                    

Im Changkyun Story Profile

Suatu pagi, Changkyun sedang duduk sendirian di studio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu pagi, Changkyun sedang duduk sendirian di studio. Ia duduk santai menghadap kaca, matanya menembus jauh melalu kaca.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Changkyun-a" seseorang duduk disampingnya.

"Ah, hyung. Kenapa?" tanya Changkyun bangun dari lamunannya. Lalu menatap 'hyung'-nya.

Hyungnya tersenyum dan menatap ke arah kaca, "Apa ada yang dipikirkan akhir-akhir ini?"

Changkyun terdiam dan menatap kembali lurus kearah kaca. "Entahlah. Ini begitu aneh bagiku. Setelah sekian lama, aku bertemu lagi dengannya. Maksudku, Jeongyeon. Yoo Jeongyeon."

"Maksudnya, Jeongyeon yang satu sekolah dengan kita dulu?"

Changkyun mengangguk, "Aku pikir setelah sekian lama tidak akan bertemu lagi. Entahlah, hyung. Ada rasa yang aneh terlintas begitu saja." jelas Changkyun ragu.

Lelaki itu tersenyum dan menepuk pundak Changkyun, "Apa kamu tau kalau memendam itu tidak baik? Sesekali bicara padanya. Jangan terlalu memaksa tapi dari hati ke hati. Secara jantan namun lembut. Itu yang akan meluluhkan hati seorang perempuan. Perhatian sekecil apapun akan membuatnya nyaman. Ingat, sekuat apapun wanita, ia akan nyaman ketika air matanya tumpah."

"Woah, Minhyuk hyung terbaik." ucap Changkyun sambil mengangkat kedua jempolnya. Dan ia langsung berdiri.

"Mau kemana?" tanya Minhyuk penasaran.

Changkyun yang sedang berkemas menjawab tanpa menoleh, "Hari ini ulang tahun seseorang yang sangat special. Aku harus datang!"

"Jeongyeon?" tanya Minhyuk.

Changkyun menggeleng dan langsung pergi.




————————








Changkyun mampir ke sebuah toko.

"Aku bingung hadiah apa yang harus diberikan. Aku tidak mungkin memberikan sebuah boneka besar."

Changkyun berjalan-jalan menyusuri setiap tempat di toko itu. Ia melihat barang-barang bagus disana.

"Apa aku berikan banyak barang?"

Changkyun melihat ke sebuah toko sepatu. Ada satu sepatu yang sangat menarik perhatiannya untuk ukuran seorang gadis 17-an.

"Ah. Ini bagus."

Changkyun langsung membawa sepatu itu dan membayarnya. Meski ia tidak tahu ukuran kaki Ryujin, ia hanya meraba-raba ukuran kaki anak 17-an.

Setelah keluar dari toko, ia kembali menyusuri toko yang lain untuk mencari hadiah yang lainnya.

"Apa aku harus membelikan ninetendo juga?"

Tanpa berpikir panjang, Changkyun langsung masuk ke toko alat gaming. Disana ia melihat ninetendo. Seperti seorang ayah yang akan membelikan putrinya kado ulang tahun.

"Selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?" tanya pelayan toko.

"Oh, saya mencari ninetendo seperti ini tapi warna putih. Ada?"

"Ada. Mau langsung dibungkus?" tanya pelayannya sopan.

"Iya, tolong bungkus untuk hadiah ulang tahun."

Changkyun tersenyum. Ia benar-benar layaknya seorang ayah yang akan memberikan apapun untuk anak perempuannya.

"Apa aku harus bawa kado untuk Jeongyeon juga? Tapi apa?"

"Sayang, kalungnya bagus! Terima kasih!"
"Sama-sama, sayang."

Samar-samar Changkyun mendengar percakapan seseorang yang sedang berkencan. Akhirnya ia memutuskan untuk membeli sebuah kalung untuk Jeongyeon.

"Selamat siang, tuan. Mau beli kado untuk kekasih atau istri nya?" tanya penjaga toko.

"Oh bukan, untuk teman. Aku ingin mencari kalung yang menggambarkan kecantikan malam hari." jelas Changkyun.

Pelayan toko itu terdiam lalu mengambil sebuah kalung berbentuk bulan sabit. "Kalung ini selalu digambarkan sebagai kecantikan wanita"

Changkyun tersenyum, "Ok, saya ambil yang ini."

Sang pelayan toko langsung mengemas kalungnya.

Muka bahagia Changkyun terlihat hari ini. Untuk pertama kalinya ia memberikan sebuah kado untuk gadis. Ini kali pertamanya memberikan sebuah kado.




———————



Changkyun akhirnya sampai didaerah perumahan elite. Ia agak bingung karena takut tersesah. Daerah sini terkenal kawasan elite dari berbagai kalangan baik idol, pejabat, dokter. dan lainnya.

Akhirnya ia mencoba menelfon Jeongyeon.

"Hallo?" jawab Jeongyeon disebrang telfon.

"Oh, Jeongyeon-a. Ini aku, Changkyun."

"Oh, ada apa? Sudah sampai?"

"Aku sudah didepan komplek, tapi aku bingung harus kearah mana. Disini banyak percabangan jalan."

"Kalau sudah lewat perempatan, belok kanan. Nah, belok kiri. Lihat runah warna putih nomor 32."

"Baik. Aku akan sampai dalam 10/15 menit."

Changkyun menutup telfonnya lalu melihat kanan dan kiri, "Perumahan disini cukup bagus ya. Setauku yang punya rumah disini orang berada."

Setelah 15 menit akhirnya Changkyun sampai. Ia segera menekan bel... seseorang membukanya dan.. akhirnya ia bertemu dengan Ryujin.

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang