The Clock

422 42 7
                                    

Siang itu Jeongyeon sedang duduk disebuah cafe dengan mata tertuju keluar cafe. Yap, jam istirahat di kantor sebentar lagi selesai.

"Ini habisin." ucap Nayeon sambil menyodorkan sepotong cheese cake favorite Jeongyeon.

Jeongyeon menatap kue tersebut lalu tersenyum, "makasih, unnie."

"Mm, oh, Ryujin hari ini pulang sekolah jam berapa? Boleh ya dia tidur dirumahku? Ya ya ya?" pinta Nayeon.

Nayeon dan Jeongyeon memang sangat dekat dan akur. Ryujin juga sering kali tidur dirumah Nayeon untuk sekedar menemaninya. Jeongyeon juga jarang keberatan soal itu.

"Dia pulang pukul 8 seperti biasa. Aku rasa hari ini dia nggak ada kelas tambahan deh."

"Americano satu."

Jeongyeon menolehkan kepalanya kearah kasir. Ia sangat familiar dengan suara itu. Suara yang pernah ia dengar 14 tahun lalu.

——— FLASHBACK ———

Yoo Jeongyeon, seorang gadis berparas cantik dan berprestasi ini adalah favorite semua orang. Tidak terkecuali anak laki-laki.

Siang itu di kantin sekolah...

"Jeongyeon-ah!" Seorang gadis berteriak kencang sambil menghampiri Jeongyeon.

"Mm?" Jeongyeon menoleh sedikit lalu memberikan tatapan datar.

Gadis itu tersenyum lebar, "Jeongyeon-ah! Kamu tau kakak kelas kita yang namanya.. Lee.. Siapa ya tadi..? Yang tinggi itu yang putih... yang matanya satu garis.." Sana menarik kedua matanya agar terlihat menjadi satu garis.

"Hah? Siapa? Lee Jooheon?" tanya Jeongyeon sama bingungnya.

"IYA ITU! Lee Jooheon! Dia ngajak aku kencan. Oh my..!" ucap Sana gembira.

"Dasar aneh. Kamu mau kencan sama orang tapi ngga ingat nama."

"Yang penting aku kencan! Wlee!"

Jeongyeon meneruskan aktifitas makannya sambil baca buku. Matanya fokus pada buku dan semangkuk sup.

"Sana-chan?" Suara seorang laki-laki memanggil Sana.

"Oh, Jooheon senior! Duduk duduk. Annyeonghaseyo."

Didepannya, Jeongyeon dan Sana, ada 5 laki-laki berdiri dengan visual yang membeludak. Jeongyeon yang sedang makan langsung menengadah keatas melihat ada siapa yang menutupi cahaya.

"Oh ini teman-temanku. Kihyun hyung, Minhyuk hyung, Hyungwon, dan Changkyun. Changkyun seumuran kalian ngomong-ngomong."

Jeongyeon dan Changkyun saling bertatapan tidak sengaja. Jeongyeon memberikan tatapan 'fishy' kearah Changkyun. Itu membuat Changkyun terkejut.


Changkyun langsung menatap Kihyun dan bertanya, "Hyung, apa diwajahku ada sesuatu?"

Kihyun menatap Changkyun bingung, "Hah?" Kihyun memiringkan kepalanya kanan dan kiri, "Tidak. Tidak ada yang aneh."


Changkyun langsung menatap Jeongyeon yang sedang membaca bukunya, kini Changkyun menatap Jeongyeon agak lama dan membuat Jeongyeon menyadari tatapan itu. "Apa?" tanya Jeongyeon tiba-tiba yang membuat terkejut Changkyun. Kihyun, Minhyuk, dan Hyungwon langsung menoleh ke arah Jeongyeon dan Changkyun yang saling bertatapan.


Tatapan mereka mengatakan, "Akan aku pukul kalau kau terus menatap"


"Apa? Kau yang menatapku duluan." tuduh Changkyun.

Jeongyeon sedikit menyeringai dan menutup bukunya, "Jelas kau menatapku duluan dengan tatapan seperti mau memakan seekor buruan."


Jeongyeon membereskan bukunya dan membawa nampan makannya. "Senior, aku duluan" ia sedikit membungkukan badannya.


Changkyun masih menatapnya sampai tubuh itu benar-benar menghilang dari kantin. "Itu Yoo Jeongyeon. Dia gadis yang sangat cerdas." ucap Jooheon sambil menaruh sekotak minuman didepan Changkyun.

"Hm?"

"Sana bilang, Jeongyeon itu meski humornya jatuh tapi dia amat cuek dengan orang lain. Dia gadis yang cuek dan paling cerdas di sekolah ini." jelas Jooheon.

Minhyuk mengangguk, "Aku kenal dia. Dia ambil kelas drama juga. Aku bertemu beberapa kali dengannya."


——— FLASHBACK END ———


"Masa Changkyun yang itu...? ucap Jeongyeon pelan.

Nayeon menoleh, "Mm? Apa katamu?" tanya Nayeon penasaran.

"Ah tidak tidak. Ayo pergi."


Saat Jeongyeon menarik kursinya mundur, kursinya tidak sengaja mengenai seseorang dibelakang yang sedang lewat.


"Ah, ma—" belum sempat meneruskan ucapannya, muka Jeongyeon terkejut. Matanya membelalakan karena terkejut.

"Yoo Jeongyeon..?"

"Im Changkyun...?"

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang