24 . 🕊

161 46 1
                                    

Perlahan zetha membuka matanya. Kepalanya sangat pusing ditambah begitu membuka sedikit matanya ada cahaya putih yang jelas menyorot wajahnya.

Ia merasa seperti sedang menyender pada bahu seseorang. Ia sedikit menengok ke kirinya, dan mendapati sebuah tangan kekar yang merangkulnya.

"AKK!! LO SIAPA?!" Dengan panik ia menjauh dari pria itu sambil memeluk tubuhnya sendiri.

Pria yang semula tertidur itu membuka matanya perlahan. Ia menyisir rambutnya yang sedikit berantakan, lalu menatap zetha dengan senyum tipis.

"Gue daniel. Salken ya manis~"

Zetha menatap sekeliling ruangan yang didominasi oleh warna hitam dan merah itu dengan ketakutan. Terlebih di ruangan itu hanya mereka berdua.

Zetha kembali menatap daniel yang memakai kemeja putih dengan 3 kancing atas yang terbuka.

Lagi lagi dengan panik, ia memeriksa kondisi baju seragamnya. Ia sedikit tenang karena tidak mendapati ada celah yang terbuka sedikitpun di bajunya.

"Kenapa gue bisa disini?!"

Bukannya ngejawab, daniel malah ngeliat jam yang ada di tangannya. Kemudian kembali menatap zetha.

"Bentar lagi tau jawabannya."

Zetha meraba raba saku seragamnya. Ia kembali panik saat menyadari kalau ponselnya tak ada diantara saku saku itu.

〰️〰️〰️

Seorang wanita paruh baya terburu buru membuka pintu rumahnya karena seseorang memencet bel rumahnya terus menerus. Begitu membuka pintu, yang ia lihat adalah wooyoung dengan wajah cemasnya.

"Kenapa woo--"

"Tante... hhh-- zetha.."

"Kenapa zetha?!" Wanita itu mencengkram pundak wooyoung.

"Diculik."

Wanita paruh baya yang notabenenya ibu dari zetha langsung terdiam. Badannya melemas. Perlahan ia memundurkan langkahnya memasuki kediamannya.

"Polisi.. h-harus lapor polisi.."

"T-tante! Jangan dulu lapor!" Wooyoung menahan tangan wanita itu.

"Yang nyulik zetha musuhnya wooyoung. Dia nyulik zetha biar wooyoung kesana. Tapi kalau dalam 16 jam wooyoung ga balik bawa zetha, tolong.. laporin polisi.." wooyoung menatapnya penuh keyakinan.

Serasa dihipnotis, ibunya zetha hanya mengangguk angguk pasrah sambil menitikan airmatanya.

"Wooyoung pergi sekarang, nanti wooyoung sharelock tempat zetha di sandera."

"Hati hati woo.." pesannya seraya mengangguk dan mengusap punggung tangan wooyoung.

〰️〰️〰️

"Niel, si wooyoung dateng."

Mendengar kabar itu dari anak buahnya, daniel menatap zetha sambil tersenyum miring.

"Itu jawabannya." Ucap daniel enteng.

Pintu ruangan itu terbuka, dan nampaklah wooyoung sedang berlari dari ujung koridor. Ia langsung masuk ke ruangan tempat zetha terbangun bersama daniel.

Begitu melihat zetha, ia langsung memeluknya. Zetha balas memeluk wooyoung. Wooyoung menangkup pipi zetha setelah melepas pelukannya.

"Lu gapapa?" Tanya wooyoung panik.

"G-gapapa hiks!"

Daniel berdiri dari sofa yang semula didudukinya sambil merapihkan kemejanya.

"Dia gapapanya pas udah bangun?" Celetuk daniel.

Wooyoung mendelik sengit pada daniel.

"Maksud lo?"

"Cek sendiri."

Wooyoung kembali menatap zetha. Zetha meraba raba tubuhnya mencari cari sesuatu yang tidak benar. Hingga wooyoung tiba tiba menyingkirkan helaian rambut panjang di leher zetha.

"Tha.." lirih wooyoung setelah melihat 2 buah tanda biru keunguan di leher zetha.

Karena salah satunya tertutup oleh kerah seragam zetha, wooyoung menarik seragam zetha sedikit kasar hingga beberapa kancingnya lepas.

Wooyoung menatap kosong bagian dada atas zetha yang dipenuhi tanda keunguan itu.

Melihat ekspresi wooyoung yang seperti itu membuat zetha panik sendiri dia meraba dan mulai menggosok bagian pundak hingga collarbonenya berusaha menghapus bercak bercak itu.

Nihil, nyatanya perlakuan itu hanya membuat kulitnya terasa perih. Zetha menangis sejadinya sambil terus menggosok beberapa tanda keunguan itu dengan penuh rasa jijik pada dirinya sendiri.

"Young, tolongin gue.. hiks!"

〰️〰️〰️

〰️〰️〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️〰️〰️


Streaming y'all !! :(

DARK PIGEON || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang