Kosong Lima Belas

169 29 0
                                    

Luka hati seorang Kim Jongin bukan karena sederet masalalu nya saja yang kelam. Luka itu terus tumbuh besar seiring dengan umurnya yang bertambah. 


Sakit, pedih dan kekejaman yang di terima Jongin begitu mendarah daging hingga kini beranak-pinak menunggu sang inang punah lalu di gantikan induk yang baru



Jongin bukan tidak ingin melupakan masa-masa kehancurannya, masa-masa terberatnya menjalani kehidupan yang penuh kesadisan. Seakan dunia memang tak lagi berpihak padanya. Bahkan rasanya setiap langkah Jongin tak berarti apa-apa di bumi fana ini



"Hari ini gantikan ayah selama dua minggu." Kata seorang pria paruh bayah mendekati Jongin yang tadinya melamun dengan segelas kopi dingin karena Jongin kebanyakan melamun hingga lupa jika sedang menikmati kopi hangat.



"Jongin tidak bisa." Sebut Jongin tidak ingin melihat wajah ayahnya, ia meletakkan kembali gelas itu ke meja lalu mengambil sebuah komik yang tadinya sengaja ia tumpuk untuk dibaca sambal menikmati waktu sore di gazebo belakang rumah. Namun entah karena apa, ia malah asik melamunkan masalalunya yang penuh tinta hitam



"Kali ini apa yang kau inginkan?" tanya sang ayah kemudian menatap putra tengahnya itu, bukan berarti setiap kali Jongin menuruti keinginannya menggantikan perjalanan bisnis. Pemuda itu tidak meminta imbalan yang ajaib sebagai jaminannya



"Tidak ada, hanya saja kali ini tidak bisa." Jawab Jongin kepada ayahnya, nada acuh, dingin dan penuh ketidak-sukaan jelas pada nada bicaranya. Seakan memang memberitahukan sang ayah jika dia benar-benar tidak ingin menggantikanna bekerja seperti biasa



"Jangan konyol, kau sudah dewasa. Sudah seharusnya...-"



"Sudah seharusnya anda tidak lagi mengontrol setiap apa yang ingin aku lakukan.." jawab Jongin memotong pembicaraan ayahnya.



Tidak ada kemarahan yang jelas memang, tapi dari apa yang Jongin sampaikan sebenarnya sudah menejelaskan jika ia kali ini benar-benar tidak menyetujui apa yang ayahnya katakan



"Jongin, kau...-"



"Aku hanya anak pungut dari keluarga Kim." Sekali lagi Jongin memotong ucapan sang ayah. Segera setelah ia mengatakan hal itu, ia pun berdiri dengan membawa semua komik-komiknya masuk ke dalam kamar meninggalkan sang ayah yang hanya diam terpaku.



"Jongin, bukan begitu maksud ayah. Jongin!" panggil sang ayah pada Jongin yang meninggalkannya begitu saja, betapa terkejutnya dia sebagai seorang ayah aka napa yang baru saja di ungkapkan putra nya itu.



Tidak menyangka akan apa yang putranya itu lakukan, setelah sekian lama ia meminta Jongin untuk menjalankan bisnis keluarga di luar negeri seperti biasanya. Kali ini Jongin begitu keras melawan, tapi mengapa ia membahas masalalu nya?

My Best Love  (Kaihun)  BL -ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang